Warisan Mulyono: Apa yang Diharapkan Prabowo dan Gibran?

Redaksi
Opini
23 Oct 2024
Thumbnail Artikel Warisan Mulyono: Apa yang Diharapkan Prabowo dan Gibran?
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden untuk 5 tahun ke depan di Indonesia. 20 Oktober lalu menandai awal Indonesia memiliki pemimpin yang dituduh sebagai pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan dianggap "anak haram konstitusi" atas tangan besi Jokowi. Hal ini membuktikan ucapan Jokowi yang ingin cawe-cawe dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu), agar ia dapat memastikan tongkat estafet kepemimpinannya tetap berlanjut, tetapi hal tersebut sedikit menggambarkan yang dilakukan Jokowi ini jelas untuk melanjutkan tujuan “Indonesia Emas 2045” atau hanya mengamankan kepentingan-kepentingan terselubung yang masih tetap berjalan setelah kepemimpinannya.

Foto diambil dari Media Lintas Parlemen.
 
Masyarakat Indonesia telah terhipnotis oleh Joko Widodo; ia berhasil memainkan persona lugu, polos, dan identitas masyarakat bawah untuk mencapai tujuannya semata. Jika kita melihat ke belakang saat Pemilu 2014, persona penuh tipu daya tersebut berhasil menarik banyak dukungan, dengan meraih suara sebesar 53,51% atau 70.997.843, dibanding pihak rival, yaitu Prabowo Subianto yang memperoleh 46,85% atau 62.576.444 suara. Selain itu, reputasi Prabowo sebagai pelanggar HAM menjadi beban yang menghalangi dukungannya, sementara keberhasilan Jokowi dalam memanfaatkan persona ini membuat namanya semakin besar di Indonesia hingga sekarang.

Penerapan kepemimpinannya dengan janji manis yang bertebaran dalam benak masyarakat mampu meluluhkan hati, tetapi beberapa janji yang ia tabur tidak mampu terselesaikan hingga masa periode ke-2 berakhir. Penyelesaian pelanggaran HAM dan kebijakan yang berkaitan dengan konflik agraria menjadi janji yang tidak pernah selesai ia tangani selama 10 tahun ia duduk di bangku kekuasaan. Penculikan aktivis pada masa Orde Baru, penangkapan sewenang-wenangnya dan kekerasan di Papua, serta intoleransi dengan pembatasan terhadap kelompok keagamaan minoritas menjadi kasus pelanggaran HAM yang tidak pernah terselesaikan dan terungkap. Selain itu, reforma agraria, kriminalisasi petani, dan konflik di wilayah tambang dan pesisir sering kali kita dengar di beberapa media dan seharusnya sudah cukup membuka mata masyarakat Indonesia atas ketidakbecusan Joko Widodo dalam membangun Indonesia, walaupun masih banyak lagi hal-hal yang belum mampu ia selesaikan. Hanya saja, keburukan kepemimpinannya tertutupi oleh personanya yang polos dan merakyat.

Foto dari Wartakotalive.
 
Alih-alih menyelesaikan pelanggaran HAM, Joko Widodo memberi posisi Menteri Pertahanan kepada pelaku pelanggaran HAM dan seorang rivalnya dalam Pemilu 2014 dan 2019, Prabowo Subianto. Jokowi sangat cerdas dan licik; ia mengetahui bahwa masa tersebut adalah periode terakhirnya dan memberikan mandat ke Prabowo untuk mempersiapkannya pada Pemilu 2024. Jokowi memanfaatkan nama dan massa pendukung Prabowo yang banyak, lalu ia paham betul sifat seorang prajurit yang melekat pada diri Prabowo, seperti loyalitas. Sehingga, ketika Prabowo menjabat sebagai Presiden ke-8, ia akan merasa berhutang budi dan patuh terhadap Jokowi yang memegang peranan penting sebagai pemulus jalannya menuju kekuasaan. 

Selasa, 22 Oktober 2024, merupakan tanggal ditulisnya tulisan ini oleh saya, Soselu. Lanjut…

Gambar dari Tribun Medan.

Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden Indonesia dan anak dari Joko Widodo, tak luput dari persona lugu, polos, dan merakyat. Pepatah mengatakan “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, Gibran juga mampu menghipnotis masyarakat Indonesia lewat topeng yang terpasang pada wajahnya. Di balik topeng itu, keaktifan Gibran di Kaskus dengan akun bernama “Fufufafa” terbongkar, termasuk aktivitas melecehkan selebritis, rasis, hingga hinaan yang dilontarkan terhadap Prabowo Subianto. Memang, tidak ada instansi pemerintahan yang membocorkan keaslian pemilik akun tersebut, dan hal ini dirasa tidak mungkin, karena mereka adalah pion Jokowi. Andai saja ada sebuah instansi pemerintahan yang membocorkan, “Dampak apa yang akan ia terima setelah membocorkan jika benar itu akun Gibran?”. Selain itu, kebenaran bahwa nomor telepon yang digunakan akun Fufufafa tersebut, sesuai dengan identitas yang tercatat pada aplikasi Get Contact. Tidak hanya nomor telepon, email chillipari@gmail.com yang digunakan akun Fufufafa ini berkaitan dengan alamat email usaha milik Gibran Rakabuming Raka yang sekarang adalah Wakil Presiden Indonesia. 

Foto dari Times Indonesia.

Terakhir, Prabowo Subianto, mantan Panglima Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dengan pangkat Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI), sekaligus penjahat, penculik, dan pelanggar HAM terhadap aktivis 98. Prabowo resmi dipecat dari TNI pada 21 Agustus 1998 setelah Dewan Kehormatan Perwira menilai bahwa ia melakukan tindakan yang mengabaikan sistem, disiplin, dan hukum yang berlaku di lingkungan TNI. Tindakan tersebut dilakukannya karena rasa loyalitasnya sebagai prajurit dan berbakti kepada mertuanya sendiri, Soeharto. Dengan loyalitas yang berlebih dan mengesampingkan nilai-nilai yang ada, penculikan dan pembunuhan terhadap aktivis ini dilakukan untuk melindungi Pemerintahan Orde Baru dari protes gerakan reformasi, dengan tujuan menakuti dan menekan suara-suara kritis dari mulut masyarakat agar tidak terlibat dalam gerakan reformasi, sehingga tidak mengganggu kekuasaan yang sedang berjalan milik keluarga besar.

Tetapi, nasi sudah menjadi bubur; pelanggar HAM dan "anak haram konstitusi” telah menjadi pemimpin di Indonesia. Peran Jokowi yang menginspirasi Prabowo untuk memakai persona agar dapat diterima masyarakat nyatanya cukup manjur. Persona "gemoy" mampu menghipnotis kalangan milenial dan Gen Z, yang turut mendominasi pemilih suara pada Pemilu 2024 lalu. Dilansir dari Indonesiabaik.com, milenial sejumlah 66,8 juta suara dan Gen Z sebanyak 46,8 juta suara. Jumlah ini menyatakan bahwa keikutsertaan milenial dan Gen Z menjadi yang terbanyak dari generasi-generasi lainnya.

Saat ini, Prabowo dan Gibran telah mencanangkan nama kabinetnya, "Merah Putih". Pada 21 Oktober 2024, sebanyak 48 menteri, 5 kepala badan, dan 56 wakil menteri dilantik. Tidak hanya itu, pelantikan tersebut menjadi ajang pembagian potongan-potongan kue terhadap kinerja koalisi partai yang dinamai sebagai Koalisi Indonesia Maju (KIM). Yakin Indonesia akan semanis nama KIM? 

Politik sering kali dianggap kotor dan penuh dengan berbagai kepentingan. Koalisi partai, seperti yang lain, memiliki kepentingan di dalamnya, baik dalam hal jabatan, kekuasaan, maupun bisnis. Kita tahu bahwa pendanaan kampanye dan kegiatan lainnya, sering kali disokong oleh pengusaha atau pemilik perusahaan yang bergabung dalam koalisi untuk memenangkan calon presiden pilihannya. Nantinya, hal ini dapat menguntungkan mereka dengan mengamankan kebijakan yang mendukung dunia usaha dan investasi mereka. Jika, hal ini dilakukan untuk kepentingan pribadi tanpa mementingkan kepentingan masyarakat, sama halnya menjual Indonesia.
 
Jokowi pernah berkata, “Jangan terulang lagi, jangan ekspor barang mentah.”

Kebijakan yang mengundang investor asing maupun dalam untuk menanamkan modalnya pada kekayaan Indonesia, apakah tidak serupa dengan mengekspor barang mentah ke luar negeri? Pengerukan kekayaan alam yang dilakukan oleh perusahaan atau pihak asing di Indonesia bukankah serupa dengan mengekspor barang mentah ke luar negeri? Atau, apakah ini yang dinamakan penjajahan model baru? Mungkin ia lupa dengan Pancasila sila ke-5. 

Campur tangan Jokowi terhadap pemerintahan Prabowo menjadi masalah besar. Jika dibiarkan, hal ini dapat memperpanjang kepemimpinan buruk yang diwariskan oleh Jokowi. Apalagi, ia sudah menanamkan sel dirinya dalam pemerintahan Prabowo melalui Gibran Rakabuming Raka. Sering kali kita mendengar dari Prabowo tentang "keberlanjutan," yang berarti ia setuju untuk melanjutkan kebijakan Jokowi. Menarik untuk ditunggu, jika tidak ada perbaikan signifikan, saya pikir terpilihnya Prabowo dan Gibran hanya akan mempercepat munculnya gerakan Reformasi.

Terakhir, tidak ada ucapan “selamat” untuk Prabowo dan Gibran atas dilantiknya mereka menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia. 

Oke gas oke gas

Penulis: Soselu
Desainer: IDN dan DNL

LPM Channel

Podcast NOL SKS