Unsika Gelar Pelepasan Mahasiswa KKN Gelombang 1 Tahun Akademik 2024-2025

Redaksi
Berita
25 Jun 2024
Thumbnail Artikel Unsika Gelar Pelepasan Mahasiswa KKN Gelombang 1 Tahun Akademik 2024-2025
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menggelar acara pelepasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang I Tahun Akademik 2024-2025 di Gedung Aula Unsika, Senin (24/7/2024). Kegiatan tersebut mengusung tema “Optimalisasi Potensi Desa Menuju Masyarakat Sejahtera”. 

KKN sendiri merupakan salah satu bentuk pengimplementasian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat, hal tersebut menjadi nilai utama diadakannya kegiatan KKN. Dilansir dari “Panduan KKN Kebangsaan 2024” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), KKN merupakan kegiatan kurikuler perguruan tinggi yang memadukan dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam satu kegiatan. 
 
Simbolis penyerahan buku panduan pelaksanaan KKN oleh pihak Bappeda, Senin (24/7/2024).
 
Unsika baru saja melepaskan mahasiswanya untuk melaksanakan KKN gelombang I pada tahun akademik 2024-2025. Pada pelaksanaan KKN di gelombang I ini, ada 1173 mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN. Terdapat 74 Desa di 9 Kecamatan yang menjadi daerah target untuk mahasiswa melaksanakan kegiatan KKN di gelombang I, hal tersebut disampaikan oleh Dayat Hidayat selaku Ketua LPPM Unsika. 

“Dilaksanakan di 9 Kecamatan, 74 Desa. Itu hasil kami koordinasi dengan Bappeda,” ujarnya saat diwawancarai langsung, Senin (24/7/2024). 
 
Foto bersama para peserta bersama pihak rektorat dan Bappeda, Senin (24/7/2024).
 
Seperti yang dikatakan Dayat, pelaksanaan KKN Unsika kali ini bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam pemilihan desa untuk mahasiswa melakukan kegiatan KKN, hal itu dikarenakan tema untuk mencapai sebuah pembangunan yang dapat mensejahterakan masyarakat sesuai dengan tema yang diusung tidak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda). 

“Tentunya tidak bisa kita berjalan sendiri tanpa koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Nah, dalam hal ini Pemerintah Daerah yaitu Bappeda menyampaikan bahwa Kabupaten Karawang kan punya tiga program ya. Pengentasan kemiskinan, Puskesos (Pusat Kesejahteraan Sosial), dan penanganan stunting. Nah, nanti mahasiswa bergerak ke situ sebagai tujuan,” jelas Dayat. 

Sudah seharusnya jika KKN dapat menjadi sebuah kegiatan yang dapat membangun kesejahteraan dari desa-desa yang menjadi pilihan, mahasiswa sebagai penggerak pembangunan dapat mengimplementasikan disiplin ilmunya dalam kegiatan KKN. 

Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Aditya Tri Adriansyah, yang mengikuti KKN gelombang I mengatakan jika ia sudah melakukan survei dan telah menentukan Program Kerja (Proker) yang akan dilakukan sesuai dengan permasalahan yang telah dianalisis sebelumnya. 

“Jadi, kita itu prokernya bakal ngebantu mereka buat ningkatin potensi desanya itu masing-masing gitu loh. Jadi kayak misalkan di desa itu ada yang namanya UMKM yang dari desa situ, UMKM apa gitu namanya. Nah, kita di situ ngebantu buat digitalisasi UMKM-nya ini biar lebih dikenal lagi gitu sama orang banyak,” ujarnya saat diwawancarai langsung, Senin (24/7/2024).

Pelaksanaan KKN gelombang I ini mendapatkan antusiasme dari banyak mahasiswa, salah satunya mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Atifah Putri  mengungkapkan sangat menanti kegiatan KKN ini. Namun ia juga merasa sedih dikarenakan harus jauh dari orang tua. 

So excited, tapi kayak sedih juga karena jauh dari orang tua kan. Terus kayak bersatu nih sama temen-temen 15 orang yang kita gak tau mereka tuh karakternya gimana, terus pastinya akan penyesuaian diri juga kan,” ungkapnya saat diwawancarai langsung, Senin (24/7/2024). 

Saat ini mahasiswa masih harus menggunakan dana pribadinya untuk menjalankan kegiatan KKN, hal itu dikarenakan LPPM masih belum bisa untuk mengakomodir pendanaan untuk KKN. LPPM kini masih memiliki fokus lainnya dalam melakukan kerja-kerjanya sebagai lembaga. Oleh sebab itu, pendanaan untuk KKN masih belum bisa ditanggung sepenuhnya oleh LPPM. 

“Karena terus terang memang anggaran kami LPPM masih belum bisa untuk kegiatan KKN terutama gitu ya. Kami memang juga memfokuskan bagaimana anggaran LPPM itu untuk mengadakan penelitian-penelitian dan pengabdian dari dosen gitu,” ujar Dayat. 

Sebagai lembaga yang menaungi kegiatan KKN, Dayat Hidayat memiliki harapan jika mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan di dalam kampus kepada masyarakat luas sesuai dengan prodi masing-masing. Selain itu, Dayat juga berpesan agar capaian yang menjadi target utama dapat tercapai sesuai dengan tiga fokus utama yang telah ditetapkan. 

“Jadi bisa mengimplementasikan seluruh keilmuannya yang ada sesuai dengan Program Studinya masing-masing gitu di masyarakat,” tutupnya. 

(TBN, DRA)

LPM Channel

Podcast NOL SKS