Tugu Proklamasi: Sehari Sebelum Indonesia Merdeka
Redaksi
Opini
16 Aug 2025

Di tengah hiruk-pikuk Kota Karawang, berdiri sebuah monumen sederhana, yaitu Tugu Proklamasi Rengasdengklok. Tugu ini bukan sekadar bangunan, melainkan penanda peristiwa penting sehari sebelum bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Tugu dilengkapi dengan pintu gerbang yang terdapat jalan setapak menuju bagian inti monumen. Di bagian depan sisi selatan, terdapat tatanan batu yang membentuk angka 17, di tengah merupakan jalan setapak melingkar membentuk angka 8, dan di bagian utara terdapat tatanan batu membentuk angka 45. Tepat di tengah halaman, terdapat Tugu Kebulatan Tekad berdiri di atas batur persegi berukuran 15 x 15 m.
Pada tiap-tiap sudut terdapat tugu yang di atasnya membentuk bambu runcing. Di tengah-tengah berdiri tugu Kebulatan Tekad yang bentuknya terdiri dari tiga bagian. Bagian bawah merupakan semacam alas berukuran 3 x 3 m disusun secara berundak-undak dan terdiri dari 5 undakan. Di atasnya merupakan bagian badan berbentuk kotak yang di depannya terdapat teks proklamasi. Bagian atasnya terdapat bentuk bola besar yang dikelilingi empat bola kecil pada setiap sudut. Pada bola besar terdapat tulisan 17 Aug 1945. Di atas bola besar tersebut terdapat bentuk tangan kiri mengepal ke atas dengan telapak menghadap ke depan mengarah pintu masuk. Bentuk seperti itu seakan-akan menggambarkan suatu teriakan "MERDEKA..!!". Pada bagian latar belakang terdapat relief melengkung, bagian ujung selatan terdapat relief yang menggambarkan peristiwa Jepang menyerah kepada Sekutu.
Selanjutnya, relief bagian tengah menggambarkan peristiwa Rengasdengklok, yaitu persiapan menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Pada bagian ujung utara menggambarkan peristiwa tanggal 16 Agustus 1945 hingga Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Tugu Proklamasi ini terletak di area yang mudah dijangkau masyarakat, berada di tepi jalan utama Rengasdengklok sehingga mudah ditemukan. Lokasinya tidak jauh dari Sungai Citarum dan hanya sekitar 15–20 menit dari pusat kota Karawang.
Peristiwa yang dikenang oleh tugu ini terjadi pada 16 Agustus 1945, ketika sekelompok pemuda yang kemudian dikenal sebagai Pemuda Rengasdengklok mengambil langkah tegas dengan membawa Soekarno dan Mohammad Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok. Langkah ini bukan tanpa alasan. Para pemuda khawatir jika kemerdekaan tidak segera diproklamasikan, maka peluang emas itu akan hilang, mengingat Jepang baru saja menyerah kepada Sekutu dan situasi politik sedang tidak menentu, mereka berpendapat bahwa penundaan hanya akan membuka kesempatan bagi kekuatan asing untuk kembali menancapkan pengaruhnya di Indonesia.
Peristiwa ini menjadi titik balik yang menentukan arah sejarah Indonesia. Di tempat inilah terjadi perdebatan sengit antara golongan muda yang menginginkan kemerdekaan segera, dan golongan tua yang mempertimbangkan kesiapan politik serta risiko yang akan dihadapi. Pada 16 Agustus 1945, para pejuang muda mengambil langkah berani dengan membawa Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok. Langkah ini dilakukan untuk menjauhkan kedua tokoh bangsa tersebut dari pengaruh militer Jepang yang masih kuat di ibu kota, sekaligus mendesak agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan. Pemuda-pemuda ini, antara lain Soekarni, Wikana, Chaerul Saleh, Singgih, dan beberapa anggota PETA seperti Subeno, adalah bagian dari generasi yang tidak ingin momentum kemerdekaan terlewatkan. Mereka menyadari bahwa kekalahan Jepang pasca pengeboman Hiroshima dan Nagasaki menciptakan peluang emas untuk memproklamasikan kemerdekaan tanpa harus menunggu campur tangan pihak asing.
Di Rengasdengklok, terjadi perdebatan sengit antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda bersikeras bahwa proklamasi harus dilakukan secepat mungkin, bahkan pada hari itu juga. Tekanan dari para pemuda akhirnya membuat tercapai kesepakatan bahwa proklamasi akan dilaksanakan di Jakarta pada 17 Agustus 1945. Keputusan tersebut mengantarkan bangsa Indonesia menuju hari kemerdekaan, dan Tugu Proklamasi Rengasdengklok kini berdiri sebagai pengingat bahwa kemerdekaan diperoleh melalui keberanian, tekad, dan persatuan seluruh elemen bangsa.
Meskipun pusat perhatian beralih ke ibu kota, Rengasdengklok tetap menjadi simbol keberanian pemuda dalam mendesak kemerdekaan. Puluhan tahun kemudian, pemerintah daerah dan masyarakat setempat sepakat membangun sebuah tugu untuk mengenang peristiwa tersebut. Tugu Proklamasi Rengasdengklok mulai dibangun pada era Orde Baru sebagai bentuk penghormatan. Seiring berjalannya waktu, tugu ini menjadi lokasi upacara tahunan setiap malam 16 Agustus. Warga, pelajar, dan tokoh masyarakat berkumpul membawa obor, membaca kembali teks proklamasi, dan mengenang tekad para pejuang. Dari sinilah Tugu Proklamasi Rengasdengklok bukan hanya batu dan semen, tetapi pusat memori kolektif, pengingat bahwa kemerdekaan lahir dari keberanian melawan keraguan.
Saat ini, kondisi Tugu Proklamasi Rengasdengklok masih terawat, namun kurang diminati oleh masyarakat lagi untuk dijadikan tempat destinasi belajar sejarah. Kurangnya perhatian dari masyarakat membuat kesan sakral dan khidmat yang seharusnya terasa di kawasan tersebut mulai memudar. Jika dibiarkan terus-menerus, bukan hanya keindahan fisik tugu yang hilang, tetapi juga kesadaran generasi muda akan pentingnya peristiwa yang diabadikan di sana akan semakin memudar. Tugu ini seharusnya menjadi ruang edukasi dan refleksi, namun kini justru terancam dilupakan oleh masyarakatnya sendiri.
Referensi:
Susanto, Ega Nugraha. 6 Juli 2023. Tugu Proklamasi Rengasdengklok Karawang: Simbol Perjuangan dan Kemerdekaan. Pojok Satu. https://www.pojoksatu.id/nasional/1081764190/tugu-proklamasi-rengasdengklok-karawang-simbol-perjuangan-dan-kemerdekaan
Rizki. 5 Agustus 2024. Hari Kemerdekaan dan Sejarah Tugu Proklamasi Karawang: Mengingat Peran Bung Karno dalam Perjuangan Bangsa. Suarana. https://www.suarana.com/2024/08/hari-kemerdekaan-dan-sejarah-tugu.html
Ibrahim, M. Lutfi. 5 Agustus 2018. Tugu Proklamasi Karawang. Budaya Indonesia. https://budaya-indonesia.org/Tugu-Ploklamasi-Karawang
Salim, Hanz Jimenez. 17 Juni 2013. Tugu Proklamasi Kawarang, Saksi Sejarah yang Terlupakan. Liputan 6. https://www.liputan6.com/news/read/614403/tugu-proklamasi-karawang-saksi-sejarah-yang-terlupakan
Ikhsanudin, Eka. 12 Agustus 2015. Tugu Perjuangan Rengasdengklok. TUGU PERJUANGAN RENGASDENGKLOK
Penulis: Ain Raudhotil Jannah
Desainer: Khoir Nurul Hisan