Tradisi Unik di Berbagai Daerah dalam Menyambut Bulan Ramadan

Redaksi
Artikel
28 Feb 2025
Thumbnail Artikel Tradisi Unik di Berbagai Daerah dalam Menyambut Bulan Ramadan
Bulan suci Ramadan menjadi salah satu bulan yang dinanti-nanti khususnya oleh umat muslim. Tak jarang, saat bulan suci Ramadan semakin dekat, berbagai daerah di Indonesia mulai bersiap dengan beragam tradisi yang unik untuk menyambutnya. Hal ini menunjukan antusiasme dan sukacita yang tinggi sebelum bulan penuh ampunan ini dimulai. Dari ujung barat hingga timur Nusantara, setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam menyemarakkan datangnya bulan penuh berkah ini. Tradisi-tradisi tersebut, bukan hanya sekadar kebiasaan turun temurun, tetapi juga mencerminkan kekayaan, kebudayaan, dan nilai kebersamaan yang mendalam bagi masing-masing daerah. Berikut adalah beberapa tradisi khas yang dilakukan di berbagai daerah dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

  1. 1. Meugang di Aceh 
Aceh memiliki banyak budaya dan tradisi yang selalu dilestarikan dengan baik oleh masyarakatnya. Salah satunya adalah Meugang yang merupakan tradisi lama pada masyarakat Aceh sebagai penyambutan bulan suci Ramadan dan telah dimulai sejak abad ke-14. Tradisi ini dikenal juga sebagai uroe seumeusie, yang berarti hari penyembelihan daging. Meugang dilakukan dua hari sebelum puasa dimulai dengan menyembelih hewan ternak berupa sapi atau kerbau, yang kemudian akan diolah menjadi hidangan khas Aceh. Daging yang disembelih tersebut, akan dibagikan kepada keluarga terdekat, kerabat, dan kaum duafa, sehingga mencerminkan nilai-nilai sosial yang sangat lekat dalam masyarakat Aceh. Makna penting dari Meugang juga tidak hanya sekadar mempersiapkan makanan. tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

2. Munggahan di Jawa Barat

Munggahan adalah tradisi yang sangat khas dan melekat bagi masyarakat Sunda dalam menyambut bulan suci Ramadan. Munggahan sendiri berasal dari kata “munggah” yang berarti naik, hal ini melambangkan peningkatan kualitas spiritual menjelang bulan puasa. Munggahan juga dikenal dengan istilah lain sebagai Papajar. Tradisi ini biasanya dilakukan 1-7 hari sebelum puasa di mana keluarga dan kerabat akan berkumpul bersama dan melakukan berbagai kegiatan, seperti membersihkan tempat ibadah atau makan bersama. Tradisi ini menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan silaturahmi dan menyucikan hati sebelum melaksanakan ibadah puasa.

3. Malamang di Minangkabau
Malamang adalah tradisi yang sangat lekat di kalangan masyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan suci Ramadan. Konon tradisi ini diperkenalkan oleh Syekh Burhanuddin pada masa awal penyebaran Islam. Seiring berjalannya waktu, Malamang menjadi bagian dari berbagai perayaan keagamaan. Tradisi ini adalah tradisi pembuatan lemang, yaitu sebuah makanan khas dari beras ketan yang dimasak dalam bambu dengan tambahan santan dan rempah-rempah. Proses pembuatannya yang melibatkan banyak orang menjadikan tradisi ini sebagai simbol gotong royong dan kebersamaan masyarakat Minangkabau dalam menyambut Ramadan.

4. Tanggal di Bali
Tanggal adalah tradisi yang dijalankan oleh warga muslim di Bali untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi ini sedikit mirip dengan tradisi Meugang di Aceh. Tanggal dilaksanakan beberapa hari sebelum bulan Ramadan dimulai dengan menyembelih hewan ternak yang nantinya akan dibagikan kepada keluarga, kerabat, dan tetangga sebagai bentuk berbagi berkah. Tradisi ini menggambarkan nilai persaudaraan dan kepedulian yang kuat di tengah keberagaman masyarakat Bali.

5. Malam Pasang Lampu di Nusa Tenggara Barat
Malam Pasang Lampu adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo, khususnya suku Sasak dalam menyambut Ramadan. Tradisi ini disebut juga dengan Tumbilotohe yang biasanya dilakukan pada malam menjelang 1 Ramadan dengan memasang lampu minyak atau obor di setiap rumah, masjid, dan tempat lainnya di kampung. Selain itu, masyarakat juga membaca Surah Yasin dan senantiasa berdo’a bersama-sama sebagai bentuk persiapan spiritual menjelang Ramadan. Tradisi Tumbilotohe ini, melambangkan cahaya yang menerangi umat Muslim dalam menyambut bulan penuh ampunan.

Sumber:
24 Tradisi Yang Ditemui di Awal Bulan Puasa untuk Menyambut Datangnya Bulan Ramadan di Indonesia. (2025). Diakses dari https://www.merdeka.com/gaya/24-tradisi-yang-ditemui-di-awal-bulan-puasa-untuk-menyambut-datangnya-bulan-ramadan-di-indonesia-299134-mvk.html?page=11

Kompasiana.com. (2021). Tumbilotohe, Tradisi “Malam Pasang Lampu” dari Gorontalo. Diakses dari https://www.kompasiana.com/ivana1907/6090b897d541df6e1e02ac72/tumbilotohe-tradisi-malam-pasang-lampu-dari-gorontalo

Mufti. (2025). Tradisi Meugang dalam Masyarakat Aceh. Diakses dari https://aceh.tribunnews.com/2025/02/27/tradisi-meugang-dalam-masyarakat-aceh

Hadian, T. (2023). Papajar atau Munggahan, Tradisi di Jawa Barat Menyambut Bulan Suci Ramadhan. Diakses dari https://kumparan.com/tantan-hadian/papajar-atau-munggahan-tradisi-di-jawa-barat-menyambut-bulan-suci-ramadhan-2036G9BR2ti

(N.d.). Diakses dari https://radarkediri.jawapos.com/seni-budaya/785673962/jejak-ramadan-di-nusantara-malamang-tradisi-masak-lemang-yang-penuh-kebersamaan

Penulis: Nayla Alifya Fatihatussalma 
Desainer: Deviana Cahya Lestari

LPM Channel

Podcast NOL SKS