Terjebak dalam Paradoks: Ketidakseimbangan antara Progres Teknologi dan Kemunduran Literasi di Masyarakat
Redaksi
Esai
20 May 2024

Pesatnya perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat dalam mengubah cara kita dalam berkomunikasi, mengakses informasi, dan melakukan berbagai aktivitas. Pada kemajuan teknologi, kita telah menyaksikan pencapaian luar biasa di berbagai bidang (Marsh & Singleton, 2009). Meskipun teknologi telah memberikan kita banyak sekali peluang dan kemudahan, perlu disadari era kemajuan dan disrupsi digital juga berperan dalam menciptakan upaya krusial yang terletak pada penguatan literasi, numerasi, dan kemampuan adaptasi teknologi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Meskipun terdapat upaya seperti Gerakan Literasi Sekolah dan pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain dalam hal kemampuan tersebut. Kondisi ini menciptakan situasi paradoks di mana kemajuan teknologi terus maju sementara tingkat melek huruf masyarakat menurun (Ratmaningsih et al., 2019). Akibatnya, terdapat kesenjangan yang semakin besar antara potensi pemanfaatan teknologi dan kemampuan individu untuk memanfaatkan dan menavigasi teknologi secara efektif. Kesenjangan dalam literasi dan mahirnya teknologi dapat mempunyai konsekuensi yang signifikan, yaitu membatasi akses individu terhadap peluang, sumber daya, dan informasi. Hal ini menghambat kemampuan individu untuk membuat keputusan, berpartisipasi dalam kegiatan sipil, dan terlibat dalam pemikiran kritis. Selain itu, kesempatan bagi individu untuk mengakses pendidikan, pekerjaan, dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang lebih baik dibatasi sehingga memperdalam siklus kemiskinan dan menghambat pembangunan sosio-ekonomi di negara.
Meskipun demikian, revolusi digital telah memberikan banyak manfaat, seperti peningkatan akses terhadap informasi, peningkatan konektivitas, dan penyaluran terhadap inovasi baru. Sebelumnya, masyarakat mengandalkan media tradisional seperti buku, surat kabar, dan radio untuk mendapatkan informasi. Kini, dengan literasi digital, masyarakat memiliki akses terhadap sejumlah besar informasi dalam genggaman mereka melalui internet. Peluang ini memungkinkan individu untuk tetap mendapatkan informasi terkini tentang peristiwa terkini, meneliti berbagai topik, dan memperluas pengetahuan mereka dengan cara yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.
Paradoks ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk berpartisipasi aktif dalam menjembatani kesenjangan antara teknologi dan literasi. Salah satu cara untuk mengatasi ketidakseimbangan ini adalah dengan mengintegrasikan literasi digital ke dalam program pendidikan dan memastikan bahwa siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan dasar membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk menavigasi dan menganalisis secara kritis informasi yang diperoleh dari sumber digital. Dampaknya memungkinkan mereka memanfaatkan teknologi secara efektif dan beradaptasi dengan era digital, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat literasi mereka secara keseluruhan. Melalui peran teknologi memiliki fokus utama pada perkembangan infrastruktur, literasi, dan konten untuk mengatasi kesenjangan digital, peningkatan literasi digital, dan peningkatan ketersediaan konten digital (Baber et al., 2022)
Dengan demikian, dapat dicapai melalui penerapan kebijakan dan program pendidikan komprehensif yang berfokus pada keterampilan literasi tradisional dan literasi digital. Selain itu, penting untuk melibatkan pendidik dalam pengembangan profesional berkelanjutan untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajarkan literasi digital secara efektif.
Penulis: NOL
Desainer: AMD & SAR
Desainer: AMD & SAR