Teori Konspirasi Sejarah Kelam Peristiwa G30S
Redaksi
Artikel
30 Sep 2024

Sejarah mencatat di bulan September terdapat banyak peristiwa kelam, dimulai dari kematian Munir, tragedi Tanjung Priok, hingga Gerakan 30 September 1965 (G30S) yang merupakan peristiwa bersejarah bagi perjalanan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Pembahasan kali ini, kita akan ulas lebih dalam mengenai peristiwa G30S, peristiwa yang menjadi salah satu peristiwa penting dalam ingatan sejarah bangsa Indonesia. Tragedi berdarah yang sampai saat ini masih menjadi misteri besar, sebab alasan dari terjadinya seluruh kejadian masih belum terungkap. Berdasarkan seluruh informasi yang diterima, baik yang bersumber dari buku pembelajaran di sekolah formal, maupun media massa, dijelaskan bahwa peristiwa G30S merupakan peristiwa kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk merubah ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi berhaluan komunis, dengan cara menculik dan membunuh para jenderal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang diprakarsai oleh Dipa Nusa Aidit melalui mandatnya pada Letnan Kolonel Untung, seorang Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa yakni pasukan khusus pengawal Presiden, yang memimpin sekelompok pasukan dalam melakukan aksi bersenjata di Jakarta.
Beberapa fakta-fakta bermunculan dengan teori-teori pembongkaran sejarah dari berbagai perspektif, terutama dalam mengungkap konspirasi.
“Siapa dalang G30S?”
Para sejarawan berspekulasi yang menyatakan bahwa peristiwa G30S bukan diprakarsai oleh PKI, namun terdapat keterlibatan pihak lain yang turut andil dalam melaksanakan aksi kudeta, berikut ini akan dijelaskan perspektif lain yang mengungkapkan dalang sebenarnya dari peristiwa G30S.
Pertama, teori Inggris dalam buku Britain’s Secret Propaganda War 1948-1977
Inggris, Amerika dan negara-negara barat awalnya mengakui kemerdekaan Indonesia karena Indonesia awalnya berjuang melawan komunisme, tapi seiring berjalannya waktu semakin kesini Indonesia menjadi cenderung ke arah kiri (komunis). Setelah Mohammad Hatta mundur dari jabatannya sebagai wakil presiden, Soekarno menjadi semakin idealis, ia cenderung ke arah kiri. Komunis merupakan ideologi anti kolonialis dan imperialis sementara Amerika dan Inggris merupakan negara neokolonialis dan neoimperialis. Hal tersebut menjadi kontradiksi yang menjadi salah satu penyebab Inggris dan Amerika sangat antusias untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno, lalu ideologi yang dianut oleh kedua negara tersebut ialah liberalis dimana hal itu bersebrangan dengan ideologi yang ingin dicapai oleh Soekarno, yaitu ideologi komunis.
Di sisi lain Indonesia memutuskan untuk keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memutuskan untuk berkonfrontasi dengan Malaysia, Malaysia yang pada saat itu merupakan negara persemakmuran Inggris dan Inggris tidak terima, jika Indonesia merubah tatanan politik dan birokrasi Malaysia.
Norman Reddaway, seorang diplomat Inggris diterjunkan ke Singapura, lebih tepatnya di Phoenix Park, markas gabungan antara Kementerian Luar Negeri Inggris, Badan Dinas Intelijen Rahasia Inggris (SAS atau M16), dan Badan Intelijen Pusat AS (CIA). Ketiganya bersama-sama menjalankan operasi rahasia dengan misi membuat Soekarno terisolir dan membuat nama PKI hancur melalui Ali Moertopo dan Soeharto. Dengan demikian, PKI lah yang di kambing hitamkan dalam peristiwa ini.
Kedua, keterlibatan Central Intelligence Agency (CIA)
Teori yang kedua yaitu keterlibatan Amerika Serikat (AS) di dalam peristiwa ini melalui CIA. CIA merupakan badan pemerintah AS yang memberikan intelijen objektif mengenai negara-negara asing dan isu-isu global kepada presiden, dewan keamanan nasional, dan pembuat kebijakan lainnya untuk membantu mereka membuat keputusan keamanan nasional.
Kala itu, perang dingin sedang terjadi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Kedua negara tersebut saling beradu kekuatan dalam pandangan global. Di tengah perbedaan dan persaingan panas ideologi yang dianut kedua negara tersebut, AS khawatir jika komunis berhasil menguasai Indonesia. Maka dari itu ia membuat strategi untuk menyingkirkan kekuasaan Soekarno dan menumpas PKI di Indonesia yang kemudian Amerika memberi mandat kepada CIA untuk menggulingkan Soekarno.
Ketiga, Cina dalang dibalik G30S
Tahun 1965 Soekarno menyatakan keluar dari PBB dan konfrontasi dengan Malaysia. Pada waktu itu Indonesia dikucilkan oleh seluruh dunia, karena negara di dunia menganggap Indonesia merupakan negara yang problematik. Suatu hari Soekarno bertemu dengan Zhou Enlai, Perdana Menteri Cina saat itu. Di dalam pertemuan tersebut, lalu munculah sebuah ide untuk dibentuknya ‘angkatan kelima’, yaitu rakyat sipil yang dipersenjatai dengan senjata yang melimpah oleh Cina. Rakyat sipil yang dimaksud adalah ‘PKI’.
Perlu diperjelas terlebih dahulu, bahwa untuk membela negara, Indonesia memiliki empat angkatan bersenjata, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Zhou Enlai dan Soekarno menilai bahwa jika rakyat sipil difasilitasi senjata yang memadai, maka PKI akan dengan mudah mengalahkan Angkatan Darat dan berhasil mengkomuniskan Indonesia.
Keempat, perpecahan birokrasi TNI AD
Para pembunuh jenderal adalah tentara, yang dibunuh juga tentara, dan yang menyelesaikan permasalahan pun juga tentara. Tentara pecah menjadi dua kubu, yaitu kubu tentara tua dan kubu tentara muda, kubu tentara tua seperti Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Suprapto, Jenderal D.I Panjaitan, mereka merupakan pejabat yang kaya raya dan dibenci oleh kubu tentara muda, karena ketika situasi Indonesia sudah semakin darurat, kubu tua yang dianggap akan membendung pengaruh komunis justru berleha-leha dengan kemewahan.
Di sisi lain, kubu tentara muda seperti Soeharto, Ali Moertopo, dan A.H Nasution menyadari tentang situasi darurat yang sedang terjadi. Maka dari itu, Soeharto bersama yang lainnya memikirkan strategi yaitu dengan melakukan kudeta untuk membunuh jenderal-jenderal yang memang sudah tidak layak menjadi pemimpin, juga di sisi lain Soeharto pun tidak ingin Indonesia diambil alih oleh komunis. Namun pada saat-saat terakhirlah mereka menyeret PKI ke dalam konspirasi melalui Syam Kamaruzzaman, yang merupakan agen Angkatan Darat untuk komunis dengan cara merekayasa situasi agar di akhir PKI lah yang bersalah atas peristiwa kudeta.
Kelima, PKI dalang G30S
Menurut teori orde baru dan seperti yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dalang dari pemberontakan ini merupakan PKI. PKI sendiri yang bersalah atas segala yang terjadi karena keinginannya untuk mengubah ideologi Indonesia. Hal ini dikarenakan PKI khawatir melihat kondisi Soekarno yang sudah sakit-sakitan, kemudian mereka memikirkan jika hal buruk terjadi pada Soekarno, maka siapa yang akan menjadi tameng terbesar PKI pada saat itu. Maka dari itu, sebelum hal buruk terjadi, PKI mengambil langkah lebih dahulu dengan membuat strategi untuk melakukan aksi kudeta agar posisinya ia tetap menang di dalam penggulingan ideologi.
Keenam, teori Soeharto
Sudah diketahui bersama, bahwa pelaku, korban, dan yang memberantas G30S merupakan bagian dari tentara itu sendiri, lantas mengapa semua orang berpikir ada campur tangan pihak lain terlibat? CIA menggunakan Soeharto dalam menjalankan rencananya, dan Soeharto menggunakan sumber daya CIA untuk bisa menghancurkan pemberontakan dan naik tahta menjadi Presiden Indonesia, yang dalam motif ini disebut kudeta merangkak. Di dalam teori ini, diyakini dua alasan kuat mengapa Soeharto dianggap sebagai pelaku pemberontakan, beberapa alasannya yaitu karena sebagai Angkatan Darat, Soeharto tidak rela jika Indonesia menjadi berhaluan komunis, dikucilkan oleh negara lain, keluar dari PBB, dan memutuskan konfrontasi dengan negara lain, juga melihat rakyat menderita karena inflasi yang tinggi dan sebagainya. Di sisi lain, ia memikirkan egonya sendiri dengan berpikir bahwa jika ia membunuh para jenderal, maka ia telah mempersingkat antrian untuknya bisa naik tahta menjadi presiden.
Ia memerintahkan Letkol Untung untuk memimpin aksi pembunuhan, dengan dalih ingin menyelamatkan bangsa dari para jenderal yang tidak loyal kepada negara, ketika Letkol Untung sedang bersiap-siap untuk melakukan kudeta, Soeharto juga menyiapkan pasukannya dari RPKAD yang bermarkas di Cijantung, dengan skenario ketika Letkol Untung menyatakan telah mengambil alih Indonesia dengan sigapnya Soeharto langsung datang bak seorang pahlawan dengan pasukannya yang sudah terkoordinir untuk menyergap.
Pada saat itu, tidak ada satupun jenderal yang memiliki inisiatif tertinggi dan intuisi paling tepat selain Soeharto, seolah-olah ia sudah mengetahui jalan peristiwanya seperti apa.
Ketujuh, teori kekacauan
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada dalang dalam peristiwa kudeta G30S. Semua berasal dari kekacauan yang terjadi, Soekarno menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan suatu kecelakan sejarah.
Berawal dari informasi mengenai kondisi kesehatan Soekarno yang semakin memburuk, semua pemangku kekuasaan termasuk Angkatan Darat dan PKI kebingungan terkail hal tersebut. Hal ini merupakan bentuk respon dari situasi yang tengah terjadi sehingga semuanya kehilangan kendali dan menyebabkan kekacauan.
Menurut Soekarno, penyebab dari adanya peristiwa ini disebabkan keterlibatan beberapa pihak seperti para neo kolonialisme dan imperialisme (nekolim), pimpinan PKI, hingga ketidakbenaran oknum Angkatan Darat.
Itu dia 7 teori konspirasi dibalik pecahnya peristiwa G30S. Perlu diyakini bersama bahwa dalang sebenarnya peristiwa ini masih belum terpecahkan, sampai para sejarawan masih terus mengkaji terkait keterlibatan pihak-pihak yang disinyalir merupakan otak di balik peristiwa kelam ini.
Teori mana yang kamu percayai itu merupakan kebenaran?
Penulis: Ageng Mulyaa
Desainer: JN
Referensi
Litbang Mpi.2023. 6 Teori Konspirasi di Balik G30S PKI, Keterlibatan CIA hingga Kepentingan Inggris. OkezoneNews. https://nasional.okezone.com/read/2023/10/15/337/2901398/teori-konspirasi-di-balik-g30s-pki-keterlibatan-cia-hingga-kepentingan-inggris?page=all. Diakses pada 18 September 2024.
Gembul,guru. 2020. Teori-teori tentang G30S. Youtube. https://youtu.be/PryAJDrdnAI?si=ojLNdobZMJXoRIXi. Diakses di youtube pada 18 September 2024.