Teater Digital vs. Teater Konvensional Manakah yang Lebih Membawa Perubahan Besar?
Redaksi
Artikel
27 Mar 2025

Perkembangan digitalisasi tentu membawa perubahan besar di tiap-tiap sendi kehidupan, kebiasaan dan pola hidup masyarakat yang dahulu menggunakan cara konvensional, kini bertransisi ke arah modernisasi. Karya-karya seni menciptakan kebudayaan baru pula dalam praktiknya. Hal ini sejalan dengan munculnya karya teater yang ditampilkan dalam layar virtual. Namun, apakah ini berarti teater konvensional akan tergantikan?
Sebelum melangkah pada argumen, perlu diketahui mengenai definisi teater tersendiri, menurut RMA. Harymawan, teater merupakan aktivitas melakukan kegiatan atau aktivitas di dalam seni pertunjukan (to act) sehingga kemudian tindak tanduk pemain di atas pentas disebut dengan sebutan acting. Hadirnya internet, media sosial, dan teknologi streaming, teater mulai menemukan bentuk baru dalam dunia digital. Para pelakon teater mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru. Mulanya pentas melalui panggung besar dengan disaksikan banyak penonton secara langsung, kini dilakukan secara virtual dengan persiapan lebih efisien pun bisa disaksikan khalayak. Sebagai contoh, selama pandemi COVID-19, banyak produksi teater yang beralih ke format digital, seperti National Theatre at Home yang berhasil meraih lebih dari 15 juta penonton di seluruh dunia dengan platform daring. Para penonton, tak perlu merogoh kocek lebih dalam untuk bisa menonton pertunjukan, hanya dengan sekali ketik kita bisa mendapatkannya.
Sedari tadi, kita membahas mengenai keunggulan dari teater digital. Jika kita kulik lebih dalam, apakah teater konvensional sendiri tidak memiliki kelebihan, dibandingkan dengan teater digital?
Teater konvensional memiliki pesonanya sendiri yang sulit tergantikan. Pengalaman langsung yang diberikan oleh pementasan di atas panggung menciptakan hubungan emosional antara aktor dan penonton. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Zurich, Swiss menemukan bahwa pertunjukan musik live merangsang otak dengan cara yang lebih kuat dibandingkan dengan mendengarkan musik rekaman. Penelitian tersebut, menunjukkan bahwa emosi yang disampaikan melalui musik live menghasilkan aktivitas yang lebih tinggi dan konsisten di amigdala, pusat emosi otak. ​Suasana teater yang khas, dari desain panggung yang megah hingga keheningan yang penuh antisipasi sebelum tirai terbuka, menciptakan pengalaman yang mendalam dan unik bagi setiap penonton.
Saat ini beberapa seniman menciptakan inovasi baru, seperti hybrid theatre yang menggabungkan unsur teater digital dan teater konvensional. Pertunjukan fisik tetap dilaksanakan, tetapi juga disiarkan secara virtual sehingga para penonton dapat memilih melalui mana mereka akan menyaksikannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa media baru dalam dapat membawa perubahan besar bagi jalannya dunia kesenian, khususnya di bidang teater. Perpaduan inovasi antara aspek digital dan konvensional dapat melahirkan bentuk baru yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Di antara keduanya bukanlah entitas yang dapat bersaing, melainkan saling melengkapi dan memastikan bahwa seni pertunjukan tetap diminati dan terus dicintai para penikmatnya.
Hari Teater Sedunia dirayakan setiap tanggal 27 Maret dan diprakarsai pada tahun 1962 silam oleh The International Theatre Institute (ITI). Pada saat itu, sesuai momentumnya dengan tanggal pembukaan musim "Teater Bangsa-Bangsa" tahun 1962 di Paris. Tujuannya sebagai hari untuk menghormati dan merayakan keindahan, kreativitas, kerja keras, serta seni yang terkandung dalam semua aspek produksi teater. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat akan kekuatan besar yang dapat dihasilkan oleh teater, baik jika dirayakan secara lokal maupun global.
Referensi
Anisa, N. (2024, Maret 1). Nonton Live Music Lebih Bermanfaat daripada Mendengarkan lewat Rekaman. Kok Bisa? Begini Para Penjelasan Ahli. From radarsurabaya.id: https://radarsurabaya.jawapos.com/hobi-lifestyle/774389687/nonton-live-music-lebih-bermanfaat-daripada-mendengarkan-lewat-rekaman-kok-bisa-begini-para-penjelasan-ahli?utm_source
International Theatre Institute ITI. (n.d.). About the World Theatre Day. From World Theatre Day International Theatre Institute ITI World Organization for The Forming Arts: https://www.world-theatre-day.org/worldtheatreday.html
National Theatre. (n.d.). National Theatre at Home. From The Royal National Theatre: https://www.nationaltheatre.org.uk/national-theatre-online/
Penulis: Ageng Mulyani Dewi
Desainer: Deviana Cahya Lestari
Sebelum melangkah pada argumen, perlu diketahui mengenai definisi teater tersendiri, menurut RMA. Harymawan, teater merupakan aktivitas melakukan kegiatan atau aktivitas di dalam seni pertunjukan (to act) sehingga kemudian tindak tanduk pemain di atas pentas disebut dengan sebutan acting. Hadirnya internet, media sosial, dan teknologi streaming, teater mulai menemukan bentuk baru dalam dunia digital. Para pelakon teater mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru. Mulanya pentas melalui panggung besar dengan disaksikan banyak penonton secara langsung, kini dilakukan secara virtual dengan persiapan lebih efisien pun bisa disaksikan khalayak. Sebagai contoh, selama pandemi COVID-19, banyak produksi teater yang beralih ke format digital, seperti National Theatre at Home yang berhasil meraih lebih dari 15 juta penonton di seluruh dunia dengan platform daring. Para penonton, tak perlu merogoh kocek lebih dalam untuk bisa menonton pertunjukan, hanya dengan sekali ketik kita bisa mendapatkannya.
Sedari tadi, kita membahas mengenai keunggulan dari teater digital. Jika kita kulik lebih dalam, apakah teater konvensional sendiri tidak memiliki kelebihan, dibandingkan dengan teater digital?
Teater konvensional memiliki pesonanya sendiri yang sulit tergantikan. Pengalaman langsung yang diberikan oleh pementasan di atas panggung menciptakan hubungan emosional antara aktor dan penonton. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Zurich, Swiss menemukan bahwa pertunjukan musik live merangsang otak dengan cara yang lebih kuat dibandingkan dengan mendengarkan musik rekaman. Penelitian tersebut, menunjukkan bahwa emosi yang disampaikan melalui musik live menghasilkan aktivitas yang lebih tinggi dan konsisten di amigdala, pusat emosi otak. ​Suasana teater yang khas, dari desain panggung yang megah hingga keheningan yang penuh antisipasi sebelum tirai terbuka, menciptakan pengalaman yang mendalam dan unik bagi setiap penonton.
Saat ini beberapa seniman menciptakan inovasi baru, seperti hybrid theatre yang menggabungkan unsur teater digital dan teater konvensional. Pertunjukan fisik tetap dilaksanakan, tetapi juga disiarkan secara virtual sehingga para penonton dapat memilih melalui mana mereka akan menyaksikannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa media baru dalam dapat membawa perubahan besar bagi jalannya dunia kesenian, khususnya di bidang teater. Perpaduan inovasi antara aspek digital dan konvensional dapat melahirkan bentuk baru yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Di antara keduanya bukanlah entitas yang dapat bersaing, melainkan saling melengkapi dan memastikan bahwa seni pertunjukan tetap diminati dan terus dicintai para penikmatnya.
Hari Teater Sedunia dirayakan setiap tanggal 27 Maret dan diprakarsai pada tahun 1962 silam oleh The International Theatre Institute (ITI). Pada saat itu, sesuai momentumnya dengan tanggal pembukaan musim "Teater Bangsa-Bangsa" tahun 1962 di Paris. Tujuannya sebagai hari untuk menghormati dan merayakan keindahan, kreativitas, kerja keras, serta seni yang terkandung dalam semua aspek produksi teater. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat akan kekuatan besar yang dapat dihasilkan oleh teater, baik jika dirayakan secara lokal maupun global.
Referensi
Anisa, N. (2024, Maret 1). Nonton Live Music Lebih Bermanfaat daripada Mendengarkan lewat Rekaman. Kok Bisa? Begini Para Penjelasan Ahli. From radarsurabaya.id: https://radarsurabaya.jawapos.com/hobi-lifestyle/774389687/nonton-live-music-lebih-bermanfaat-daripada-mendengarkan-lewat-rekaman-kok-bisa-begini-para-penjelasan-ahli?utm_source
International Theatre Institute ITI. (n.d.). About the World Theatre Day. From World Theatre Day International Theatre Institute ITI World Organization for The Forming Arts: https://www.world-theatre-day.org/worldtheatreday.html
National Theatre. (n.d.). National Theatre at Home. From The Royal National Theatre: https://www.nationaltheatre.org.uk/national-theatre-online/
Penulis: Ageng Mulyani Dewi
Desainer: Deviana Cahya Lestari