Sosialisasikan Bahaya Pelecehan dan Kekerasan Seksual, BEM FT Unsika Gelar Kegiatan Mimbar Bebas
Redaksi
Berita
23 Dec 2022
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM FT), Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), mengadakan kegiatan Mimbar Bebas di depan Gedung 0101 pada Jumat, 16 Desember 2022 dengan mengangkat tema “Unsika Belum Aman dari Kekerasan Seksual”.
Kegiatan tersebut terbuka secara umum untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi Unsika, khususnya bagi Fakultas Teknik.
Kegiatan tersebut mengangkat topik terkait kekerasan dan pelecehan seksual yang sedang marak terjadi, terutama di kalangan kampus. Oleh karena itu, bidang Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) BEM FT tergerak untuk mengadakan kegiatan ini. Maka, tujuan kegiatan ini untuk menyadarkan mahasiswa bahwa pelecehan seksual merupakan hal yang urgent saat ini.
“Karena maraknya kejadian-kejadian terdengar yah di telinga teman-teman, mungkin banyaknya kasus pelecehan seksual yang ada di kampus ini. Terus juga dari kita (BEM FT) sebenarnya ingin menyadarkan kalau misalkan pelecehan seksual itu bukan hal yang harus kita anggap biasa aja, gitu, ini adalah hal yang cukup fatal,” jelas Marcello, Ketua BEM FT.
Lalu, terdapat beberapa pihak yang turut hadir dalam acara mimbar bebas ini, yaitu dari Departemen Pemberdayaan Perempuan BEM Fakultas Hukum, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cakra Karawang, dan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsika.
Adapun materi yang disampaikan oleh LBH Cakra Karawang, yakni tentang dasar hukum undang-undang yang mengatur pelecehan dan kekerasan seksual, kelebihan serta kekurangan dari undang-undang tersebut, juga menyampaikan dampak dari pelecehan dan kekerasan seksual.
Di samping itu, Ketua PPKS Unsika, Nelly, juga turut memberikan informasi terkait dengan fungsi PPKS, alur pelaporan kekerasan dan pelecehan seksual, serta pembentukan gugus tugas PPKS.
Ia pun mengapresiasi adanya kegiatan ini karena dapat membantu sosialisasi mengenai PPKS di Unsika. “Saya malah apresiasi sangat bagus senang sekali, malah ini membantu kita untuk sosialisasi tentang PPKS gitu. Jadi memang keterbatasan kami untuk sosialisasi belum banyak yang kami lakukan. Hanya yang kami lakukan kemarin secara maraton itu adalah sosialisasi untuk angkatan 2022 tentang pembelajaran modul PPKS yang terdiri dari empat modul dan itu memang dari Kemenrisktek Dikti itu diharuskan untuk angkatan 2022,” ucap Nelly.
Tanggapan yang sama juga disampaikan oleh Marcello. Menurutnya, sosialisasi PPKS ini penting bagi para mahasiswa. “Pentingnya sosialisasinya dari PPKS tuh yaitu, mungkin karena banyak dari mahasiswa yang belum tau adanya PPKS dan mereka juga bingung mau melapornya kemana, karena setahu saya penyebaran informasi perihal PPKS ini belum masif, baik di instagram atau secara ya mulut ke mulut yang ada di unsika gitu,” ujarnya.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga diapresiasi oleh mahasiswa dengan berkontribusi dalam menyampaikan pendapatnya mengenai pelecehan dan kekerasan seksual, serta partisipasi mahasiswa yang turut menampilkan baik puisi maupun orasi, sebagai bentuk ekspresif menanggapi kekerasan dan pelecehan seksual. Penampilan orasi oleh mahasiswa dalam acara Mimbar Bebas pada malam hari, (16/12/22). Dokumentasi milik LPM Unsika.
Salah satu mahasiswa dari Fakultas Teknik, Zaki, menyampaikan harapannya setelah diadakannya kegiatan mimbar bebas ini. “Harapannya ya jelas agar pelecehan dan juga kekerasan seksual ini gak terjadi lagi apalagi di lingkungan pendidikan di mana harusnya lingkungan pendidikan ini kan berarti isinya orang-orang terdidik yang gak melakukan sesuatu yang emang tidak semestinya dilakukan oleh orang berpendidikan. Jadi bagaimana caranya ke depannya kita ini mengembalikan atau menegaskan kembali bahwa ini lembaga pendidikan dan isinya adalah orang-orang terdidik, maka lakukanlah tindakan yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang kita miliki,” ujarnya.
Sama halnya dengan Zaki, mahasiswi Fakultas Teknik lainnya, Gia, yang turut hadir dalam kegiatan acara mimbar bebas ini pun berharap agar mahasiswa dapat terlibat langsung dalam melindungi temannya yang mengalami pelecehan seksual. “Tentunya semua teman-teman sih diharapkan melek terhadap pelecehan seksual, gak cuman tau aja tapi temen-temen juga bertindak sebagai pelindung lah, jangan cuma dia tau ada pelecehan seksual, tapi cuma bisa diem, tapi teman-teman diharapkan bisa membantu melindungi teman-teman yang terkena pelecehan seksual, dan jangan sampai teman-teman itu jadi pelaku pelecehan seksual,” ungkapnya.