Sharing Session Program FLTA: Tips dan Pengalaman Sukses dalam Proses Pendaftaran
Redaksi
Berita
16 Jun 2025

American Indonesian Exchange Foundation (Aminef) bekerja sama dengan Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia menyelenggarakan sharing session melalui platform Zoom Meeting, Rabu (11/6/2025). Kegiatan ini menghadirkan dosen Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sekaligus alumni penerima program Fulbright Foreign Language Teaching Assistant (FLTA) Yale University pada tahun 2015, Refi Aksep Sativa, sebagai pemateri utama.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan lebih luas program beasiswa Fulbright FLTA kepada para pengajar bahasa Inggris dan pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), terutama dari kalangan muda dan akademisi yang ingin memperluas wawasan serta jejaring internasional. Seminar ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai daerah, baik guru, dosen, maupun mahasiswa.
Program FLTA sendiri merupakan bagian dari program pertukaran akademik internasional bergengsi dari pemerintah Amerika Serikat yang sudah berlangsung sejak 1946 dan di Indonesia dijalankan oleh Aminef sejak 1952. Khusus untuk pengajar bahasa, Fulbright FLTA memberikan kesempatan menjadi asisten pengajar dan mahasiswa di berbagai universitas di AS, sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia ke komunitas internasional.
Tenggat waktu pendaftaran program Fulbright FLTA tahun ini adalah hingga 16 Juni 2025, pukul 23.59 WIB. Pendaftaran dilakukan secara daring melalui situs resmi Aminef, dengan kelengkapan dokumen seperti skor TOEFL/IELTS, surat rekomendasi, esai, dan CV.
Dalam pemaparannya, Refi membagikan pengalaman pribadinya selama mengikuti program tersebut. Ia menceritakan proses seleksi, pengalaman bagaimana mengajar Bahasa Indonesia di Amerika Serikat, khususnya terkait metode pengajaran bagi Pengajar BIPA, tantangan yang dihadapi, serta dampak program terhadap perkembangan pribadi dan profesionalnya.
Menurut Refi, Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang cukup populer di universitas tempatnya mengajar.
“Pada masa saya, kelas Bahasa Indonesia terdiri dari tiga kelas tingkat pemula (beginner), masing-masing berkapasitas 45 mahasiswa Amerika. Jumlah pendaftar saat itu mencapai sekitar 120 orang, sehingga harus dibuat daftar tunggu untuk menentukan siapa yang bisa mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia,” ujarnya saat pemaparan materi.
Selain berbagi pengalaman mengajar, Refi juga memberikan tips agar dapat lolos Program Fulbright, khususnya melalui penulisan esai. Dua jenis esai yang menjadi kunci utama adalah Objectives and Motivation Essay serta Teaching Methodologies Essay. Pemaparan materi juga menyoroti pengalamannya selama menjalani program di Yale University. Ia menyebutkan bahwa banyak seminar, kegiatan, festival, dan fasilitas kampus yang sangat menyenangkan. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah ketika ia berkesempatan mengunjungi 16 negara bagian di Amerika Serikat selama masa program.
Tanggapan dari para alumni sebelumnya juga turut ditampilkan dalam pemaparan materi, Komang Yudistira (Columbia University, 2022) dan Rehita Hasian Batubara (Indiana University, 2023) menyebut bahwa program ini memberikan dampak besar terhadap karier, pengalaman lintas budaya, serta memperluas jaringan profesional.
Selama sesi berlangsung, peserta tampak aktif mengikuti diskusi dan sesi tanya jawab. Beberapa pertanyaan yang muncul terkait kemungkinan mendaftar bagi penyandang disabilitas, status PNS, hingga latar belakang pendidikan non-bahasa. Semua dijawab oleh Refi dan Mita selaku pemateri dan host acara.
“Program beasiswa ini terbuka untuk kamu yang berasal dari semua kalangan,” jelas Mita pada saat sesi tanya jawab.
Program Fulbright FLTA menyediakan berbagai fasilitas, seperti bantuan dalam melamar visa Amerika Serikat tipe J, biaya program, uang saku, tiket pesawat pulang-pergi, akomodasi, serta asuransi kesehatan.
Dalam Wawancaranya, Refi menyampaikan harapannya agar semakin banyak pengajar bahasa dari Indonesia yang berani mendaftar dan mengambil kesempatan ini.
“Harapannya semakin banyak orang yang terinformasi dan termotivasi untuk mencoba mengikuti seleksi dan berhasil terpilih,” ujarnya saat diwawancarai via chat, Rabu (11/6/2025).
Beliau juga menyatakan kesempatannya menjadi pemateri sangatlah berkesan.
“Webinar hari ini sangat berkesan karena saya berkesempatan membagikan pengalaman saya selama menjadi Fulbright FLTA. Saya bisa menjelaskan secara umum bagaimana kelas bahasa Indonesia di Amerika serta kegiatan selama perkuliahan di universitas Yale. Terlebih, saya bisa membagikan tips dan tricks lolos seleksi Fulbright FLTA ini,” tutupnya.
(HI, SYA)