Review Film “Sayap-sayap Patah”: Romantisme di Tengah Terorisme
Redaksi
Review Film
16 Mar 2023

Judul : Sayap-Sayap Patah
Sutradara : Rudi Soedjarwo
Produser : Yoen K & Denny Siregar
Rumah Produksi Film : Maxima Pictures
Tanggal Rilis : 18 Agustus 2022
Durasi Film : 110 menit
Pemain : Nicholas Saputra & Ariel Tatum
Film Sayap-sayap Patah mengisahkan tentang pasangan pasutri muda, di mana sang suami memiliki pekerjaan sebagai seorang anggota kepolisian yang memiliki tugas memerangi terorisme. Film ini terinspirasi dari kejadian nyata di markas Brimob 88 Depok saat tahun 2018 silam. Kala itu terjadi kerusuhan yang menewaskan 5 orang anggota Densus 88 dan para tahanan berhasil melarikan diri. Film yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo ini banyak mengundang tangis para penonton. Chemistry di antara Nicholas Saputra sebagai Adji dan Ariel Tatum sebagai Nani banyak mendapatkan apresiasi dari penonton. Film yang berdurasi selama 110 menit ini membuat para penonton merasa puas, serta alur yang menarik juga membuat penonton merasa penasaran.
Romantisme antara Adji dan Nani sebagai pasangan suami-istri muda sukses membuat gagal move on. Kesetaraan hubungan yang terjalin di antara pasutri ini juga menjadi hal menarik dari film tersebut. Nicholas Saputra sukses memerankan sosok Adji sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, peduli, dan mencurahkan perhatiannya pada sang istri yang tengah hamil. Karakter Nani sebagai seorang istri yang mendukung penuh profesi sang suami, rela melewati hari-hari sepi demi menunggu kepulangan suaminya, meskipun tidak ada jaminan kapan sang suami akan pulang.
Klimaks film ini adalah ketika terjadi kerusuhan Mako Brimob yang mengakibatkan penyanderaan 5 orang anggota kepolisian dan berakhir dengan kematian. Adji adalah salah satu anggota polisi yang tewas dalam kejadian tersebut. Sebelum tragedi itu terjadi, Adji sempat mengantarkan Nani ke rumah sakit bersalin. Belum sempat bertemu dengan buah hatinya, Adji diharuskan untuk bertugas. Mengetahui hal tersebut, Nani mendesak Adji untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang polisi. Tetapi tidak ada yang menduga bahwa Adji bahkan tidak pernah berkesempatan untuk melihat anak pertamanya, serta perpisahan kala itu menjadi perpisahan terakhir dengan sang istri.
Film ini dipangkas dengan kisah heroik Adji yang tetap memenuhi tugas dan tanggung jawab sebagai seorang perwira muda sampai akhir hayatnya. Adji hampir menghabiskan seluruh hidupnya untuk melindungi negara dari serangan terorisme. Jiwa rela berkorban Adji menjadi bukti bahwa profesi ini memiliki tanggung jawab yang besar terhadap negara, bahkan rela mengorbankan sebagian besar waktunya untuk keluarga.
Kelebihan dari film Sayap-sayap Patah yaitu film ini membawa pengaruh baik bagi polisi yang memberi pandangan terhadap teroris. Hal yang disayangkan dari film Sayap-sayap Patah ini adalah pengemasan adegan-adegan aksi yang kurang memuaskan. Selain itu, banyaknya adegan melankolis memuat detail terhadap konflik terorisme menjadi kurang menonjol.
Penulis: Nadia Meisya Nur Faedah