Review Film: How to Make Millions Before Grandma Dies
Redaksi
Review Film
25 Oct 2024

Judul: How to Make Millions Before Grandma Dies
Sutradara: Pat Boonnitipat
Produser: GDH559, Vanridee Pongsittisak, dan Jira Maligool
Rumah Produksi: Jor Kwang Films
Tanggal Rilis: 4 April 2024
Durasi: 125 Menit
Pemeran:
-Putthipong "Billkin" Assaratanakul sebagai M
-Usha "Taew" Seamkhum sebagai Amah Mengju yaitu nenek M
-Sarinrat "Jear" Thomas sebagai Sew, anak perempuan Amah dan ibu dari M
-Sanya "Duu" Kunakorn sebagai Kiang, anak tertua dari Amah
-Pongsatorn "Phuak" Jongwilas sebagai Soei, anak termuda dari Amah
-Tontawan "Tu" Tantivejakul sebagai Mui, sepupu muda dari M
How to Make Millions Before Grandma Dies merupakan sebuah film drama keluarga dari Thailand yang disutradarai oleh Pat Boonnitipat. Film ini menceritakan seorang pemuda bernama M yang putus kuliah untuk menjadi pengasuh penuh waktu bagi neneknya yang sakit parah, Amah Mengju. Pada awalnya, M berencana memenangkan hati Amah dan mendapatkan warisannya yang luas, namun perlahan-lahan niat tersebut berubah. Ia mulai menjalin ikatan yang lebih dalam dengan sang nenek, serta mempelajari pelajaran berharga tentang waktu, cinta, dan tanggung jawab keluarga.
Setelah putus kuliah, M mengisi hari-harinya menjadi steamer game, namun usahanya tidak membuahkan hasil. Suatu hari, M melihat sepupunya, Mui, mendapat harta warisan dari kakeknya setelah merawat sang kakek hingga meninggal dunia. M pun terinspirasi dan berencana untuk melakukan hal yang sama kepada Amah, terutama setelah mengetahui bahwa Amah mengidap kanker usus stadium 4. M berharap bisa mendapatkan warisan yang melimpah.
Pada awalnya, Amah tidak mengetahui penyakit yang dideritanya dan menolak M untuk merawatnya. Namun, setelah M memberi tahu Amah tentang penyakitnya, Amah pun akhirnya menerima M untuk merawatnya. Selama merawat Amah, M menemani aktivitas keseharian Amah, seperti berjualan bubur dan melakukan pekerjaan lainnya.
Selama masa perawatan Amah, M menghadapi berbagai tantangan, termasuk harus bersaing dengan paman-pamannya yang juga mengincar harta warisan Amah. Hubungan keluarga mereka dipenuhi dengan konflik, dengan saling memperebutkan perhatian Amah. Melihat hal ini, M tidak mau kalah, ia terus merawat Amah dengan baik serta penuh kasih sayang guna memperoleh perhatian lebih dari neneknya.
Pada akhirnya, niat terselubung M untuk mendapatkan warisan terungkap oleh Amah. Hal ini terjadi ketika ada seseorang datang ke rumah Amah dengan niat membeli rumah, berdasarkan iklan yang dibuat oleh M. Mengetahui hal tersebut, Amah meminta M untuk bekerja dengan membelikannya sebuah kemeja, namun M menolak dan tetap memilih untuk merawat Amah.
Amah kemudian mengunjungi rumah saudaranya untuk meminta uang guna biaya pemakamannya, karena merasa hidupnya sudah tidak lama lagi. Namun, permintaanya ditolak oleh saudaranya. Amah terus menjalani kemoterapi secara rutin untuk mengatasi kanker, tetapi suatu hari dokter memberitahunya bahwa kemoterapi tersebut tidak berhasil. Mendengar hal itu, Amah merasa sedih dan pasrah, karena penyakitnya sudah tidak bisa lagi diobati. Akhirnya, ia memutuskan untuk memberikan akta rumahnya kepada anak bungsunya guna melunasi hutang-hutang yang menumpuk. Amah tidak ingin meninggalkan anaknya dalam kesulitan.
Mendengar Amah memberikan akta rumah untuk membayar hutang anak bungsunya, M merasa kecewa. Selama ini, M merasa telah merawat Amah dengan baik, tetapi tidak mendapatkan sepeser pun dari penjualan rumah tersebut. M sempat menanyakan hal ini kepada Amah, namun tidak mendapatkan jawaban. Akibat kekecewaannya, M meninggalkan Amah di rumah sakit.
Setelah rumahnya terjual, Amah dibawa ke panti jompo oleh anak bungsunya. M, yang merasa terenyuh, segera mengunjungi Amah untuk membawanya kembali ke rumah. Tak lama setelah dibawa pulang, Amah menghembuskan napas terakhirnya di tempat tidurnyal.
Saat prosesi pemakaman Amah, M menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pihak bank, tetapi M mengira itu penipuan, karena bank tersebut membahas pencairan tabungan atas nama M, sementara M merasa tidak pernah membuka tabungan. Setelah dijelaskan oleh bank, M menyadari bahwa tabungan ini telah dibuka beberapa tahun yang lalu oleh Amah, tepatnya saat M masih kecil.
M pun meminta pihak bank untuk mencairkan seluruh uang dalam tabungan tersebut guna membiayai pemakaman Amah. Ia mengiringi prosesi pemakaman dengan membawa Amah mengelilingi tempat-tempat yang sering mereka lalui bersama. Meskipun awalnya M termotivasi oleh harta dan kekayaan, pengalamannya merawat Amah mengajarkannya tentang berharganya waktu bersama keluarga, cinta, kasih sayang, dan tanggung jawab keluarga.
Penulis: NSK, NFT, WJM, HI, FIN, MLN, ZRS, dan CSC
Desainer: ZFS
Desainer: ZFS