Review Film “Guardians of the Galaxy Vol.3” : Petualangan Para Pelindung Galaksi
Redaksi
Review Film
18 Oct 2024

Judul: Guardians of the Galaxy Vol.3
Tanggal Rilis: 3 Mei 2023 (Indonesia)
Sutradara dan Penulis Naskah: James Gunn
Produser: Kevin Feige
Produksi: Marvel Studios
Genre: Action, Adventure, Comedy, Sci-fi, Super Hero
Durasi Film: 150 Menit
Pemain:
Chris Pratt sebagai Peter Quill
Zoe Saldaña sebagai Gamora
Karen Gillan sebagai Nebula
Vin Diesel sebagai Groot
Bradley Cooper sebagai Rocket Raccoon
Dave Bautista sebagai Drax
Pom Klementieff sebagai Mantis
Will Poulter sebagai Adam Warlock
Maria Bakalova sebagai Cosmo
Chukwudi Iwuji sebagai High Evolutionary
Review:
Guardians of the Galaxy Vol. 3 adalah penutup dari trilogi Guardians of the Galaxy yang disutradarai oleh James Gunn sekaligus sebagai film perpisahan James Gunn dengan Marvel Cinematic Universe (MCU). Film ini berfokus pada salah satu karakter penting dalam film, yaitu Rocket Raccoon dan kilas balik mengenai masa lalunya yang kelam, memperkenalkan villain baru bernama The High Evolutionary, seorang ilmuwan gila yang terobsesi dengan impiannya untuk menciptakan dunia sempurna melalui eksperimen genetika.
Peter Quill masih berjuang untuk move on dari kepergian Gamora, yang sekarang adalah versi alternatif dari dirinya yang dulu. Hubungan mereka menjadi salah satu elemen emosional yang menarik dan kuat dalam film ini, karena Peter harus menerima kenyataan bahwa bagaimanapun juga, cinta lamanya tidak akan kembali seperti semula. Dinamika baru antara Peter dengan Gamora, bersama dengan perjalanan emosional Rocket, membuat film ini terkesan lebih dalam dari dua film sebelumnya.
Setiap karakter memiliki momen bersinarnya masing-masing. Drax dan Mantis tetap membawa humor yang segar dan memberikan kesan ringan dalam film, sementara Nebula menunjukkan perkembangan karakter yang menjadi lebih hangat dari film-film sebelumnya. Gamora yang baru memberikan tantangan dan suasana baru dalam tim. Film ini penuh dengan aksi yang seru, visual luar angkasa yang memukau, dan soundtrack khas Guardians yang menghadirkan lagu-lagu hits dari era ’80-an dan ’90-an, menciptakan suasana yang tak terlupakan.
Meskipun cerita lebih gelap, film ini tetap berhasil menjaga keseimbangan antara komedi dan drama yang emosional. James Gunn mengakhiri trilogi ini dengan penutup yang memuaskan. Namun, terdapat satu kekurangan yang cukup saya rasakan dari film ini mengenai potensi dan kompleksitas dari villain utama, yaitu The High Evolutionary.
The High Evolutionary tampil sebagai villain yang efektif untuk cerita Rocket, tetapi kurang kompleks dibandingkan versi komiknya. Di komik, dia digambarkan sebagai karakter yang lebih filosofis, dengan motivasi mendalam tentang evolusi dan keseimbangan alam semesta, serta memiliki kekuatan hampir setara dengan dewa. Namun, dalam film, motivasinya terasa lebih dangkal, sekadar ingin menciptakan dunia sempurna menurut versinya, tanpa adanya sisi moral abu-abu yang membuatnya menarik, seperti di komik. Kekuatan dan pengaruh kosmiknya juga kurang dieksplorasi, membuatnya tidak terasa seintimidasi atau sekompleks seperti di sumber komik.
Bagi para penggemar mungkin film ini terasa seperti film perpisahan, baik antara para karakter dalam film maupun antara James Gunn dengan para penggemar MCU. Sebuah akhir bisa berakhir dengan baik maupun buruk tergantung bagaimana kita menyikapinya, kami hanya bisa berharap agar karakter-karakter dalam film akan kembali lagi di MCU dengan kisah yang lebih fresh, menarik, dan menyenangkan.
Penulis: Dhafa Ahmad Ghafari
Desainer: Daniel Prasetiya
Desainer: Daniel Prasetiya