Review Film Dark Nuns: Kolaborasi Eksorsisme Katolik dan Buddhisme
Redaksi
Review Film
01 Mar 2025

Judul : Dark Nuns
Tanggal Rilis : 24 Januari 2025
Sutradara : Kwon Hyeok-jae
Produser : Lee Yu-jin, Oh Hyo-jin
Produksi : Zip Cinema
Genre : Horor, Thriller Supernatural
Durasi : 114 menit
Sinopsis
Dark Nuns mengisahkan tentang dua biarawati, Suster Junia (Song Hye-kyo) dan Suster Michaela (Jeon Yeo-been), yang berusaha menyelamatkan seorang anak laki-laki bernama Hee-joon (Moon Woo-jin) dari kerasukan roh jahat. Dalam upaya mereka, kedua suster menggabungkan ritual eksorsisme dari tradisi Katolik dan Buddhisme untuk mengusir roh tersebut. Sepanjang perjalanan, mereka menghadapi berbagai peristiwa menegangkan serta mengungkapkan rahasia kelam yang tersembunyi di balik biara mereka.
Review Film
Dark Nuns menawarkan pendekatan segar dalam genre horor dengan menggabungkan elemen ritual eksorsisme Katolik dan Buddhisme. Film ini berhasil membangun atmosfer mencekam melalui plot yang kompleks, sinematografi gelap nan elegan, serta indahnya pembacaan mantra sehingga penonton begitu dimanjakan visualisasinya.
Film horor eksorsisme asal Korea Selatan ini, sebagai sekuel dari The Priest (2015) yang juga mengangkat tema pengusiran setan dalam ajaran Katolik. The Priest berfokus pada perjalanan seorang imam dalam melawan kekuatan jahat. Sementara itu, Dark Nuns menghadirkan pendekatan baru dengan memasukkan elemen Buddhisme dalam ritual eksorsisme. Selain itu, film ini juga memperkenalkan konsep “12 Manifestasi”, kelompok entitas iblis legendaris dengan kekuatan luar biasa yang menjadi ancaman utama dalam cerita.
Salah satu aspek menonjol adalah karakter Suster Junia, yang diperankan oleh Song Hye-kyo. Penampilannya yang karismatik-terutama saat ia memasuki ruangan eksorsisme sambil merokok dan menyiramkan air suci, memberikan kesan kuat dan berani. Chemistry antara ajaran Katolik dan Buddhisme dalam film ini juga terasa begitu alami, mencerminkan prinsip dasar yang serupa dalam pengusiran setan meskipun adanya perbedaan ritual.
Dari segi akting, Moon Woo-jin sebagai Hee-joon atau anak yang dirasuki, menambah intensitas horor sepanjang film ini. Selain itu, interaksi antara Suster Junia dan Suster Michaela memberikan kedalaman emosional, terutama saat mereka menghadapi dilema moral dan spiritual.
Salah satu momen paling mengesankan adalah akhir cerita yang tragis, di mana Suster Michaela gagal menyelamatkan Suster Junia. Ini menambah lapisan emosional yang mendalam, menjadikan Dark Nuns lebih dari sekadar film horor biasa.
Kelebihan
Salah satu kekuatan utama Dark Nuns adalah pendekatan eksorsisme yang unik, yaitu menggabungkan ritual dari dua kepercayaan berbeda: Katolik dan Buddhisme. Kolaborasi ini tidak hanya memberikan warna baru dalam genre horor, tetapi juga terasa natural. Akting para pemeran juga menjadi nilai plus. Tak hanya menghadirkan teror, film ini juga memiliki plot yang kompleks dan emosional, terutama di bagian akhir dengan memberikan sentuhan dramatis serta meninggalkan kesan mendalam bagi penonton.
Kekurangan
Dibalik keunggulannya, Dark Nuns masih menyisakan beberapa aspek yang terasa kurang maksimal. Salah satunya adalah minimnya eksplorasi terhadap latar belakang iblis utama, yang disebut sebagai bagian dari “12 Manifestasi”. Entitas iblis legendaris yang diyakini memiliki kekuatan luar biasa. Dalam film, iblis ini terlihat memiliki dendam pribadi terhadap Suster Guinia, tetapi alasan di balik kebenciannya tidak dijelaskan secara mendalam. Jika film ini memberikan lebih banyak informasi tentang masa lalu iblis tersebut serta bagaimana keterkaitannya dengan 12 Manifestasi, konflik akan terasa lebih tajam, dan emosi penonton bisa terombang-ambing dengan ceritanya.
Selain itu, meskipun nuansa horor dalam film lebih mengutamakan atmosfer dan ketegangan, beberapa penonton mungkin mengharapkan lebih banyak adegan intens atau konfrontasi langsung yang bisa memperkuat pengalaman menonton. Dengan sedikit lebih banyak pengembangan pada latar belakang antagonis serta elemen horor yang lebih eksplisit, Dark Nuns berpotensi menjadi salah satu film eksorsisme terbaik dengan pendekatan nan unik.
Kesimpulan
Dark Nuns merupakan salah satu film horor yang menawarkan sesuatu berbeda dengan menggabungkan elemen ritual eksorsisme dari dua tradisi agama. Film ini terdapat beberapa kekurangan dalam pengembangan latar belakangnya. Namun, secara keseluruhan Dark Nuns tetap layak ditonton, terutama bagi para penggemar horor yang mencari sesuatu lebih dari sekadar jumpscare.
⭐ Rating: 8.5/10
Penulis: Aulia Syahda Nurzakiah
Desainer: Ayu Atika
Tanggal Rilis : 24 Januari 2025
Sutradara : Kwon Hyeok-jae
Produser : Lee Yu-jin, Oh Hyo-jin
Produksi : Zip Cinema
Genre : Horor, Thriller Supernatural
Durasi : 114 menit
Sinopsis
Dark Nuns mengisahkan tentang dua biarawati, Suster Junia (Song Hye-kyo) dan Suster Michaela (Jeon Yeo-been), yang berusaha menyelamatkan seorang anak laki-laki bernama Hee-joon (Moon Woo-jin) dari kerasukan roh jahat. Dalam upaya mereka, kedua suster menggabungkan ritual eksorsisme dari tradisi Katolik dan Buddhisme untuk mengusir roh tersebut. Sepanjang perjalanan, mereka menghadapi berbagai peristiwa menegangkan serta mengungkapkan rahasia kelam yang tersembunyi di balik biara mereka.
Review Film
Dark Nuns menawarkan pendekatan segar dalam genre horor dengan menggabungkan elemen ritual eksorsisme Katolik dan Buddhisme. Film ini berhasil membangun atmosfer mencekam melalui plot yang kompleks, sinematografi gelap nan elegan, serta indahnya pembacaan mantra sehingga penonton begitu dimanjakan visualisasinya.
Film horor eksorsisme asal Korea Selatan ini, sebagai sekuel dari The Priest (2015) yang juga mengangkat tema pengusiran setan dalam ajaran Katolik. The Priest berfokus pada perjalanan seorang imam dalam melawan kekuatan jahat. Sementara itu, Dark Nuns menghadirkan pendekatan baru dengan memasukkan elemen Buddhisme dalam ritual eksorsisme. Selain itu, film ini juga memperkenalkan konsep “12 Manifestasi”, kelompok entitas iblis legendaris dengan kekuatan luar biasa yang menjadi ancaman utama dalam cerita.
Salah satu aspek menonjol adalah karakter Suster Junia, yang diperankan oleh Song Hye-kyo. Penampilannya yang karismatik-terutama saat ia memasuki ruangan eksorsisme sambil merokok dan menyiramkan air suci, memberikan kesan kuat dan berani. Chemistry antara ajaran Katolik dan Buddhisme dalam film ini juga terasa begitu alami, mencerminkan prinsip dasar yang serupa dalam pengusiran setan meskipun adanya perbedaan ritual.
Dari segi akting, Moon Woo-jin sebagai Hee-joon atau anak yang dirasuki, menambah intensitas horor sepanjang film ini. Selain itu, interaksi antara Suster Junia dan Suster Michaela memberikan kedalaman emosional, terutama saat mereka menghadapi dilema moral dan spiritual.
Salah satu momen paling mengesankan adalah akhir cerita yang tragis, di mana Suster Michaela gagal menyelamatkan Suster Junia. Ini menambah lapisan emosional yang mendalam, menjadikan Dark Nuns lebih dari sekadar film horor biasa.
Kelebihan
Salah satu kekuatan utama Dark Nuns adalah pendekatan eksorsisme yang unik, yaitu menggabungkan ritual dari dua kepercayaan berbeda: Katolik dan Buddhisme. Kolaborasi ini tidak hanya memberikan warna baru dalam genre horor, tetapi juga terasa natural. Akting para pemeran juga menjadi nilai plus. Tak hanya menghadirkan teror, film ini juga memiliki plot yang kompleks dan emosional, terutama di bagian akhir dengan memberikan sentuhan dramatis serta meninggalkan kesan mendalam bagi penonton.
Kekurangan
Dibalik keunggulannya, Dark Nuns masih menyisakan beberapa aspek yang terasa kurang maksimal. Salah satunya adalah minimnya eksplorasi terhadap latar belakang iblis utama, yang disebut sebagai bagian dari “12 Manifestasi”. Entitas iblis legendaris yang diyakini memiliki kekuatan luar biasa. Dalam film, iblis ini terlihat memiliki dendam pribadi terhadap Suster Guinia, tetapi alasan di balik kebenciannya tidak dijelaskan secara mendalam. Jika film ini memberikan lebih banyak informasi tentang masa lalu iblis tersebut serta bagaimana keterkaitannya dengan 12 Manifestasi, konflik akan terasa lebih tajam, dan emosi penonton bisa terombang-ambing dengan ceritanya.
Selain itu, meskipun nuansa horor dalam film lebih mengutamakan atmosfer dan ketegangan, beberapa penonton mungkin mengharapkan lebih banyak adegan intens atau konfrontasi langsung yang bisa memperkuat pengalaman menonton. Dengan sedikit lebih banyak pengembangan pada latar belakang antagonis serta elemen horor yang lebih eksplisit, Dark Nuns berpotensi menjadi salah satu film eksorsisme terbaik dengan pendekatan nan unik.
Kesimpulan
Dark Nuns merupakan salah satu film horor yang menawarkan sesuatu berbeda dengan menggabungkan elemen ritual eksorsisme dari dua tradisi agama. Film ini terdapat beberapa kekurangan dalam pengembangan latar belakangnya. Namun, secara keseluruhan Dark Nuns tetap layak ditonton, terutama bagi para penggemar horor yang mencari sesuatu lebih dari sekadar jumpscare.
⭐ Rating: 8.5/10
Penulis: Aulia Syahda Nurzakiah
Desainer: Ayu Atika