Program Magang Berdampak 2025 Resmi Diluncurkan, Siapkan Mahasiswa Hadapi Dunia Industri

Redaksi
Berita
17 Jun 2025
Thumbnail Artikel Program Magang Berdampak 2025 Resmi Diluncurkan, Siapkan Mahasiswa Hadapi Dunia Industri
Program Magang Berdampak 2025 resmi diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Senin (16/6/2025). Acara peluncuran yang digelar secara hybrid ini dihadiri oleh jajaran pimpinan kementerian, mitra industri, pimpinan perguruan tinggi, dosen, serta mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

Peluncuran diawali dengan laporan pelaksanaan oleh Berry Juliandi, selaku pelaksana tugas direktur pembelajaran dan kemahasiswaan. Dalam laporannya, Berry menyampaikan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari pengalaman program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB), dengan pendekatan baru yang lebih kontekstual, kolaboratif, dan berorientasi pada dampak.

Berry Juliandi saat menyampaikan laporan pelaksanaan program Magang Berdampak 2025, Senin (16/6/2025).

“Ini bukan sekadar program magang seperti biasa. Ini bagian dari arah strategis Kampus Berdampak dalam kebijakan Dikti Saintek Berdampak,” ujar Berry dalam laporannya, Senin (16/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa proses persiapan program telah dilakukan sejak awal, mulai dari pembukaan pendaftaran, memastikan kesesuaian antara mitra dan arah program, hingga fasilitasi publikasi dan koordinasi dengan mahasiswa, perguruan tinggi, dan dosen pembimbing lapangan. Evaluasi dan kurasi terhadap 319 mitra MSIB sebelumnya dilakukan secara saksama, mencakup survei kepuasan mahasiswa, kinerja kemitraan, kelengkapan dokumen administratif, hingga rekam pelanggaran dan komunikasi.

Mitra yang terpilih mencakup berbagai sektor, seperti Logistik & Supply Chain, Konsultan & Layanan Teknologi Informasi (TI), Jaminan Sosial, Education Technology (Edutech) & Game Edukatif, Video Streaming (OTT), Robotics & Artificial Intelligence (AI), Smart City Consultant, Fashion Distribution, Infrastruktur Publik, Agriculture Technologi (Agritech) & Konsultan Bisnis, Retail & Minimarket, Digital Agency, Digital Kreatif & Software Development, Beasiswa & Layanan Edukasi, Pelestarian Budaya & Layanan Pustaka, Perbankan & Keuangan, dan sebagainya. 

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek), Stella Christie, hadir menyampaikan sambutan mewakili Menteri Dikti Saintek yang sedang bertugas ke Rusia. Dalam paparannya, Stella menjelaskan bahwa program ini dirancang berdasarkan evaluasi menyeluruh dari program MSIB yang menunjukkan dampak signifikan.

Ia menyebutkan bahwa rata-rata gaji lulusan MSIB mencapai Rp5,5 juta, atau sekitar 98,62% lebih tinggi dibandingkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Selain itu, 16,52% mahasiswa magang menerima tawaran kerja langsung dari mitra. Program ini juga menunjukkan keberhasilan dalam mobilitas sosial vertikal 33% peserta berasal dari keluarga kurang mampu, 63,5% dari orang tua yang belum pernah kuliah, dan 12,44% dari orang tua yang hanya menamatkan pendidikan dasar atau tidak tamat sekolah sama sekali.

“Magang ini bukan untuk bikin kopi atau fotokopi. Kami rancang agar mahasiswa dapat pengalaman yang konkret dan relevan, lalu kembali ke kampus membawa sesuatu,” ujar Stella dalam sambutannya, Senin (16/6/2025).

Sesi peluncuran dilanjutkan oleh Menteri Dikti Saintek, Brian Yuliarto, yang secara resmi membuka program. Ia menyampaikan bahwa Program Magang Berdampak merupakan bagian dari inisiatif Dikti Saintek Berdampak untuk menyiapkan mahasiswa sebagai pelaku perubahan.

Menteri Dikti Saintek, Brian Yuliarto, saat menyampaikan peluncuran resmi Program Magang Berdampak 2025, Senin (16/6/2025).

“Melalui program ini, mahasiswa akan belajar dari dunia nyata, bekerja lintas sektor, dan terlibat dalam penyelesaian masalah konkret,” ucap Brian dalam peluncuran program, Senin (16/6/2025).

Dalam sesi pemaparan teknis, Wachyu Hari Haji menjelaskan bahwa pendaftaran mahasiswa telah dibuka sejak 16 Juni dan akan berlangsung hingga 11 Juli 2025. Seleksi oleh mitra akan dilakukan sepanjang bulan Juli, mahasiswa yang lolos akan memulai masa magang pada 4 Agustus 2025. Pelaksanaan program akan berakhir pada 22 Desember 2025.

Wachyu Hari Haji saat menyampaikan materi teknis pelaksanaan program Magang Berdampak 2025, Senin (16/6/2025).

Program Satuan Tugas Magang Berdampak, Wachyu, menyampaikan bahwa pelaksanaan magang dilengkapi dengan enam komponen utama, yaitu pembekalan awal mahasiswa di lokasi magang, pendampingan mentor, laporan kegiatan mahasiswa, penyaluran bantuan biaya hidup, laporan dari dosen pembimbing dan koordinator perguruan tinggi, serta penilaian mitra terhadap capaian kompetensi mahasiswa.


Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa yang ingin mengikuti program ini wajib memenuhi sejumlah persyaratan administratif dan akademik. Mahasiswa minimal berada di semester lima saat program berlangsung, berasal dari program studi yang telah terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), serta wajib memperoleh persetujuan dari ketua program studi dan pimpinan perguruan tinggi. Selain itu, kesesuaian bidang magang dengan program studi menjadi salah satu syarat utama agar kegiatan dapat dikonversikan ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS).

Wachyu Hari Haji saat menyampaikan Persyaratan Mahasiswa untuk program Magang Berdampak 2025, Senin (16/6/2025).

“Jangan sampai tidak unggah boarding pass, karena bantuan biaya hidup baru bisa dicairkan setelah itu. Sertifikat juga tidak keluar kalau mahasiswa tidak lapor pulang,” jelas Wachyu, mengingatkan mahasiswa untuk tidak mengabaikan proses pelaporan, Senin (16/6/2025).

Sesi berikutnya disampaikan oleh Harun Nasrullah, yang memaparkan cara penggunaan sistem simbelmawa.kemdikbud.go.id. Ia menunjukkan bagaimana mahasiswa dapat mencari dan memilih lowongan berdasarkan nama perusahaan, bidang, lokasi, hingga deskripsi kerja. Mahasiswa juga dapat melihat informasi terkait kriteria peserta, penugasan, dan ketersediaan tempat tinggal.

Harun juga menyoroti beberapa perbedaan teknis antara MSIB sebelumnya dengan Magang Berdampak. Dalam program ini, mahasiswa hanya dapat memilih maksimal lima mitra, tidak sebanyak di MSIB yang bisa mencapai puluhan. Jika mahasiswa dinyatakan lolos seleksi di salah satu mitra, sistem akan otomatis menolak empat pilihan lainnya, dan mahasiswa hanya memiliki waktu 1x24 jam untuk mengonfirmasi.

“Kalau sudah konfirmasi ke satu, empat lainnya langsung tertolak. Jadi harus benar-benar dipikirkan dari awal,” ujar Harun, Senin (16/6/2025).

Ia juga menekankan bahwa proses seleksi kini dibuat lebih profesional, menyerupai proses rekrutmen kerja sungguhan. Mahasiswa dapat melalui tahapan wawancara langsung dengan pihak mitra.

“Tujuannya supaya lebih serius. Harapannya, ini bisa jadi golden ticket, biar nanti setelah lulus bisa langsung dipanggil kerja,” tambahnya.

“Sekarang informasi tempat tinggal juga sudah diinformasikan. Ada yang gratis, ada yang berbayar, dan ada juga yang harus cari sendiri. Mahasiswa bisa siapkan dari awal,” jelas Harun.

Ia menambahkan bahwa mahasiswa hanya dapat mendaftar setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Program Studi (Kaprodi) dan pimpinan perguruan tinggi, agar proses magang tetap terkontrol dan sesuai dengan ketentuan akademik.

“Tidak bisa nekat mendaftar kalau belum ada izin dari kaprodi dan pimpinan perguruan tinggi. Sistem ini dibuat supaya prosesnya efisien tapi tetap terkontrol,” tutupnya.

Dengan peluncuran ini, Kemendikti Saintek berharap Program Magang Berdampak 2025 dapat menjadi jembatan konkret antara kampus dan dunia kerja, mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif, kontributif, serta siap menciptakan dampak nyata di masyarakat.



(APY, WJM) 

LPM Channel

Podcast NOL SKS