Prodi Pendidikan Luar Sekolah Unsika Resmi Berganti Nama, Mengapa?

Redaksi
Berita
09 Jun 2022
Thumbnail Artikel Prodi Pendidikan Luar Sekolah Unsika Resmi Berganti Nama, Mengapa?
 Halo sobat maroon!

Tahukah kamu Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di Universitas Singaperbangsa Karawang sudah berganti nama?

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kusrin, telah mengeluarkan surat nomor 1165/UN64/AK/2022 perihal Pengantar Salinan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 284/E/0/2022 tentang Perubahan Nama Program Studi Teknik Informatika Program Sarjana menjadi Program Studi Informatika Program Sarjana dan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Program Sarjana menjadi Program Studi Pendidikan Masyarakat Program Sarjana pada Universitas Singaperbangsa Karawang di Kabupaten Karawang. Maka dari itu, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah telah resmi berganti nama menjadi Prodi Pendidikan Masyarakat pada 20 April 2022.

Berawal dari adanya program penyesuaian dan pendataan program studi yang dilakukan oleh pemerintah ini dengan tujuan agar serumpun dengan nama program studi di luar negeri. Maka sejak itu, telah dilakukan program penyesuaian dan pendataan program studi selama beberapa kali dimulai dari tahun 2014, 2016, 2017, hingga 2019. Dalam Keputusan Menteri Nomor 57 Tahun 2009 dan Keputusan Direktur Jenderal Nomor 46 Tahun 2019 mengenai nama program studi sudah disesuaikan dengan berganti nama menjadi Pendidikan Nonformal atau Pendidikan Masyarakat.

Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat 1 menyebutkan bahwa Pendidikan Nonformal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Kepala Program Studi Pendidikan Masyarakat, Ahmad Syahid, mengungkapan pengertian dari Pendidikan Nonformal, yaitu sebagai pendidikan yang dilaksanakan berbasis masyarakat. Dalam penerapannya, masyarakat dilibatkan sebagai pelaku pendidikan karena ikut serta dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan pendidikan. Secara ilmiah, Pendidikan Masyarakat adalah studi tentang perubahan masyarakat melalui pembelajaran dan pengembangan agar lebih dinamis, kritis, mandiri, produktif, dan bermartabat. Hal itu telah sesuai dengan kesepakatan bersama yang terjadi pada pertemuan forum di Bandung.

Sementara itu, Ahmad Syahid menyebutkan tidak ada perbedaan nyata dari perubahan nomenklatur (tata nama) ini. Ia menyebutkan bahwa sekarang ini hanya sebatas perubahan nama program studi. “Secara struktur kurikulum akan berbeda karena dalam merubah kurikulum perlu banyak penyesuaian mulai dari angka kelulusan, kompetensi, mata kuliah, studi harus jelas dan berkaitan juga dengan visi dan misi perguruan tinggi. Dan prosesnya sangat panjang. Namun, pada pelaksanaannya sekarang ini kita baru sebatas pada perubahan namanya saja, sambil mempersiapkan kurikulum,” ujarnya.

Selanjutnya, sistem pembelajaran Program Studi Pendidikan Masyarakat masih terlihat sama dengan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah karena seperti yang telah dibahas sebelumnya, pihak prodi masih melakukan penyesuaian secara menyeluruh terkait sistem pembelajaran dan kurikulum. Hal itu pun kembali dipertegas oleh Ahmad Syahid. “Namun, penyesuaian dalam kurikulum masih akan ada, mulai dari penamaan mata kuliah filsafat dan teori PLS bisa berubah menjadi filsafat dan teori Pendidikan Masyarakat. Yang tadinya tentang kurikulum pembelajaran PLS sekarang menjadi kurikulum Pendidikan Masyarakat seperti itu,” jelasnya.

Dengan adanya perubahan nomenklatur ini akan memberikan dampak secara langsung dan tidak langsung, baik kepada dosen maupun mahasiswa di Program Studi Pendidikan Masyarakat. “Dampak langsung ini umum ya tidak hanya pada kami Program Studi Pendidikan Masyarakat. Dampak langsung adalah ketika orang bertanya Pendidikan Luar Sekolah itu lulusannya seperti apa. Tapi kalo diubah menjadi Pendidikan Masyarakat orang pasti akan lebih familiar. Pendidikan Masyarakat terkait dengan penyuluhan pelatihan dan sebagainya di masyarakat. Kemudian bagi mahasiswa satu yang paling terasa adalah padanan kata dalam secara umum di luar negeri artinya apa ternyata Pendidikan Masyarakat itu tidak hanya ada di Indonesia, di seluruh dunia pun banyak sekali sehingga ini akan memudahkan para mahasiswa untuk mencari literatur, mencari berkaitan studi tentang masyarakat, memudahkan dalam perkuliahan, teori dan pemahaman secara global,” ujar Ahmad Syahid.

Ahmad Syahid turut menyampaikan harapannya terkait perubahan nomenklatur Pendidikan Luar Sekolah menjadi Pendidikan Masyarakat. Ia berharap nantinya orang-orang tidak bertanya lagi apa itu Pendidikan Luar Sekolah dan akan mengetahui Pendidikan Masyarakat. Selain itu, dengan bergantinya nama Program Studi Pendidikan Masyarakat telah serumpun dengan nama program studi di luar negeri yaitu Community Education. Hal ini dapat membuat Pendidikan Masyarakat akan lebih dikenal. “Harapannya ya, ketika  kita mencari padanan kata di luar negeri apa itu PLS namun sekarang telah berubah maka orang tidak bertanya-tanya lagi itu harapan saya PLS apa. Sekarang jika ditanya Program Pendidikan Masyarakat orang tidak akan bertanya,  Pendidikan Masyarakat yaitu pendidikan yang saat ini sangat-sangat  ditunggu kehadirannya walaupun sebelumnya sudah ada padanan katanya semoga kedepannya lebih go internasional. Rumpun kita di luar negeri terkait pendidikan masyarakat atau dalam bahasa internasionalnya Community Education. Nah ini jelas membuat Pendidikan Masyarakat menjadi lebih terkenal, lebih familiar dalam skala internasional seperti itu kira-kira,” ujarnya. 

Harapan yang sama juga turut disampaikan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat, Mochammad Iqbal Haikal Yasin. “Semoga dengan bergantinya nama ini dapat membuat jurusan yang lebih dikenal di kalangan masyarakat dan tidak membuat orang-orang awam bertanya-tanya lagi karena dengan penamaan PLS kemarin itu banyak yang mengira kalau kita itu belajarnya selalu di luar, namun nyatanya kita itu tidak ada sama sekali melakukan pembelajaran di luar. Dengan perubahan nama ini diharapkan juga semoga nanti kurikulum yang baru akan bisa lebih menciptakan mahasiswa yang unggul dari sebelumnya serta dapat memperjelas input dan output dari pendidikan tersebut,” ujar Iqbal.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pendidikan Masyarakat, Putri, juga turut menyuarakan harapannya terkait perubahan nama prodi ini. “Harapan saya untuk kedepannya semoga Pendidikan Masyarakat di FKIP Unsika khususnya, bisa lebih baik lagi dengan adanya perubahan nomenklatur ini untuk kedepannya, serta lebih baik pula terkait input atau outputnya,” ujarnya.

Itulah fakta terbaru mengenai perubahan nomenklatur Program Studi Pendidikan Luar Sekolah menjadi Pendidikan Masyarakat yang perlu kita ketahui. Semoga bermanfaat.


(ISR, WIN) 

LPM Channel

Podcast NOL SKS