Penutupan KKN Semester Genap Diwarnai Lokakarya Inovatif dari Mahasiswa
Redaksi
Berita
05 Aug 2025

Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester genap Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) resmi ditutup pada hari Senin (4/8/2025). Kegiatan penutupan KKN dilaksanakan di Aula Syekh Quro dan diikuti oleh sebanyak 1.300 mahasiswa dari 9 fakultas. Acara ini dimeriahkan dengan semarak pameran hasil lokakarya mahasiswa dari berbagai desa di tiga kabupaten, yaitu Karawang, Bekasi, dan Purwakarta.
Penutupan KKN kali ini menghadirkan berbagai stand expo dari kecamatan dan desa tempat para mahasiswa melaksanakan kegiatan KKN yang memamerkan berbagai inovasi berbasis kebutuhan masyarakat desa. Rektor Unsika, Ade Maman Suherman, menjelaskan bahwa kegiatan KKN ini memberikan ruang kepada mahasiswa untuk merealisasikan inovasi baru di setiap desa.
“Kegiatan ini menjadi ruang aktualisasi ide-ide mahasiswa yang relevan dengan kebutuhan desa,” ujarnya saat diwawancarai langsung, Senin (4/8/2025).
Dari pengamatan Ade Maman di lokasi saat menjelajahi stand expo, beliau melihat banyak ide segar yang belum pernah dieksplor sebelumnya. Salah satu yang beliau soroti adalah alat pengusir hama berbasis getaran suara.
“Ya dari tadi yang saya lihat memang semuanya ada inovasi-inovasi yang mungkin selama ini belum dieksplor, di dalam ada beberapa mungkin terkait dengan tadi pengusiran tikus dengan getaran listrik itu menarik, sekarang kan tradisional tuh pakai manual gitu ya dikejar, dibakar, atau di apalah gitu ya, nah ini tadi ada yang alatnya beberapa watt gitu nanti hama tuh gak bisa gitu kan. Tidak hanya tikus mungkin yang lain juga, itu tadi yang saya kunjungi ada salah satunya seperti itu,” tambahnya.
Dari sisi mahasiswa, lokakarya menjadi ruang untuk mengangkat persoalan nyata di desa ke dalam solusi terapan. Salah satu peserta KKN dari Desa Lemahmukti, Muhammad Farras Syafiq, menjelaskan produk unggulan kelompoknya berupa lampu penerangan jalan dan pembuatan website desa.
“Kami lihat masih banyak desa belum punya website. Maka kami dorong digitalisasi dari situ. Penerangan jalan juga penting karena banyak sawah yang masih gelap,” jelasnya saat diwawancarai langsung, Senin (4/8/2025).
Mahasiswa KKN lainnya dari Desa Warungkadu, James Marshall Sitinjak, memamerkan inovasi bernama Greenova, sebuah alat penyiraman otomatis berbasis Real Time Clock yang dapat diatur menyala dan mati sesuai waktu yang ditentukan tanpa perlu pengaturan ulang secara manual.
“Greenova ini bisa menyiram sendiri sesuai waktu yang sudah ditentukan tanpa harus disetel manual lagi. Jadi waktu penyiraman bisa diatur dari awal jam berapa nyala, jam berapa mati, selama berapa menit, semuanya berjalan otomatis,” pungkasnya saat diwawancarai langsung, Senin (4/8/2025).
Bagi James, KKN juga menjadi ruang pembelajaran sosial dan lintas disiplin. James mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru yang tidak hanya berasal dari proker, tetapi juga dari keterlibatan langsung bersama masyarakat desa.
“Saya dari prodi ekonomi yang biasanya jarang turun ke lapangan, tapi di KKN ini justru belajar langsung di pertanian, mulai dari menanam, merawat tanaman, sampai memahami cara kerja di sawah. Itu pengalaman yang sangat berkesan dan tidak saya dapat di kelas,” ungkapnya.
Ade Maman berharap agar pelaksanaan KKN di masa mendatang bisa diarahkan lebih strategis, menyesuaikan dengan wilayah yang membutuhkan perhatian pembangunan lebih besar.
“Kalau bisa, KKN itu jangan hanya ada di zona nyaman terus. Harus ada prioritas. Saya harap BAPPEDA bisa memberi zonasi mana yang merah, kuning, hijau. Yang paling tertinggal, terluar, itu harus jadi fokus utama supaya kehadiran mahasiswa benar-benar bisa berdampak,” tutupnya.
(RAN, DYN)