Penolakan Kian Masif, Aceh Tak Ingin Lagi Menjadi Dermaga bagi Pengungsi Rohingya

Redaksi
Artikel
21 Dec 2023
Thumbnail Artikel Penolakan Kian Masif, Aceh Tak Ingin Lagi Menjadi Dermaga bagi Pengungsi Rohingya
Sebuah perahu yang membawa puluhan pengungsi Rohingya sempat ditolak oleh warga lokal di Aceh, Indonesia. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang nasib pengungsi Rohingya yang terusir dari negara asalnya, Myanmar.

Rohingya adalah etnis minoritas di Myanmar yang telah mengalami diskriminasi dan kekerasan selama bertahun-tahun. Pada tahun 2017, serangan militer terhadap komunitas ini memicu eksodus besar-besaran, dengan ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Namun, ketika mereka mencoba mendarat, sekelompok warga lokal menolak mereka. Meskipun Indonesia telah menampung pengungsi Rohingya sebelumnya, penolakan ini menunjukkan bahwa sikap terhadap pengungsi bisa berubah. Alasan pasti penolakan ini belum jelas, tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa warga lokal merasa khawatir tentang potensi penyebaran penyakit.

Dilansir dari detiksumut, adapun alasan lainnya dari penolakan warga lokal tersebut bermula dari sikap para pengungsi yang tidak lagi menghargai pemberian warga. Mereka diketahui buang air besar sembarangan dan membuang nasi bungkus. Selain itu, para pengungsi sebelumnya yang melarikan diri dianggap tidak menjaga kebersihan dan tidak mengindahkan adat di kalangan masyarakat.

Pihak berwenang setempat segera mengintervensi dan akhirnya memutuskan untuk memberikan tempat penampungan sementara bagi pengungsi tersebut.  Pengungsi Rohingya yang ditolak warga di dua lokasi di kawasan Aceh Besar, kini ditampung di lokasi lahan milik Pemerintah Aceh di Ladong, Aceh Besar. Mereka sekarang berada di bawah perlindungan Pemerintah Aceh, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang merupakan organisasi internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pengungsi Rohingya. Mereka telah melarikan diri dari kekerasan dan diskriminasi di Myanmar, hanya untuk menemukan bahwa mereka sering kali tidak diterima di tempat lain.

Situasi ini juga menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Aceh dalam menangani masalah pengungsi Rohingya. Dengan peningkatan jumlah pengungsi dan kurangnya dukungan dari pemerintah pusat, masyarakat Aceh merasa tidak mampu untuk menampung pengungsi dalam jumlah besar. 

Pemerintah Indonesia dan organisasi internasional sekarang berusaha untuk menemukan solusi jangka panjang bagi pengungsi ini. Sementara itu, mereka akan tetap tinggal di Aceh, di mana mereka menerima bantuan kemanusiaan dan medis.

Krisis pengungsi Rohingya bukan hanya masalah regional, tetapi juga masalah global. Ini adalah tantangan bagi komunitas internasional untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi pengungsi Rohingya. Negara-negara di seluruh dunia harus bekerja sama untuk menemukan solusi tersebut. Ini termasuk memberikan bantuan kemanusiaan, menemukan tempat penampungan jangka panjang, dan bekerja untuk mengakhiri diskriminasi dan kekerasan yang memicu krisis ini.

Penulis: Najwa Khayla

LPM Channel

Podcast NOL SKS