Parkiran Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) membludak saat pelaksanaan wisuda periode Desember, Rabu (19/11/2025). Keterbatasan kapasitas mengakibatkan kendaraan wisudawan dan keluarga terpaksa dialihkan ke area luar kampus, termasuk gang-gang permukiman hingga lahan warga sekitar.

 

Pihak keamanan kampus, Nja, menyampaikan bahwa jumlah peserta wisuda mencapai sekitar 800 orang sehingga seluruh lahan parkir resmi di dalam kampus tidak mampu menampung kendaraan pengunjung. Parkir meluas hingga ke berbagai titik luar kampus.

 

“Parkiran sampai Perwira dan hampir mau ke UBP (Universitas Buana Perjuangan). Lapangan badminton, masjid belakang Unsika, tower, pinggir jalan. Kalau enggak di sini (lahan warga) mau di mana lagi,” ujarnya saat diwawancarai langsung, Rabu (19/11/2025).

 

Nja menambahkan bahwa parkiran dalam kampus tidak dipungut biaya dan bersifat seikhlasnya.

 

“Kalau ada yang ngasih diterima, enggak ngasih enggak masalah,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa pihak kampus telah mengantongi izin parkir luar kampus dari kepolisian dan warga sekitar. Namun, beberapa lokasi tetap ditolak warga, termasuk Mahkota Regency.

 

“Pihak kampus juga izin ke Kapolsek, Polres, dan warga, tapi di Mahkota Regency ditolak warga, sudah kasih surat izin, tetap ditolak,” tambahnya.

 

Potret Kendaraan Terparkir di dalam Unsika, Rabu (19/11/2025).

 

Di sisi lain, warga sekitar pun turut mengelola parkiran. Salah satunya adalah Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Dusun Kaum Jaya, Miskan, yang bertugas mengamankan area parkir di lingkungannya. Ia menyebut bahwa surat izin resmi berada di bawah koordinasi Karang Taruna setempat.

 

“Kalau surat izin sih, adanya di anak-anak Karang Taruna. Kalau Bapak enggak pegang surat izin, cuman melaksanakan ya parkiran begini, menjaga lah gitu, supaya enak, nyaman, takut ada apa-apa gitu,” jelasnya saat diwawancarai langsung, Rabu (19/11/2025).

 

Ia menegaskan bahwa adanya tarif parkir, namun besar tarif ditentukan oleh Karang Taruna, bukan oleh dirinya sendiri.

 

“30, anak-anak yang narif. Kadang-kadang sih ada yang nawar, kasih Rp20.000 gitu,” pungkasnya.

 

Miskan memberikan tanggapan terkait respon warga. Ia menambahkan bahwa penggunaan lahan warga aman dan tanpa keluhan.

 

“Kalau punya tanah, aman. Warga aman lah. Sudah biasa, tiap-tiap tahun ada kayak gini-gini, ya macet-macet sedikit enggak apa-apa, enggak ada komplain,” tambahnya.

 

Di sisi lain, beberapa keluarga mengaku kesulitan mendapatkan tempat parkir sehingga harus memarkir kendaraan di area gang atau lahan warga. Salah satu keluarga wisudawan, Rohmat, warga Cikarang yang tiba bersama keluarga sejak pagi menceritakan pengalamannya yang kesulitan mendapat lahan parkir.

 

“Berangkat dari jam 5, sampai Unsika sudah ramai dan enggak muat parkir, jadi parkir di belakang. Dari parkiran jalan kaki ke kampus,” ungkapnya saat diwawancarai langsung, Rabu (19/11/2025).

 

Potret Kendaraan Terparkir di Lahan Warga Sekitar, Rabu (19/11/2025).

 

Ia menuturkan membayar parkir Rp30.000 di area luar kampus karena khawatir saat pulang tidak menemukan petugas parkir.

 

“Bayar parkir di awal kalo pas pulang takut tukang parkirnya gak ada, bayar Rp30.000,” tuturnya.

 

Kondisi serupa dialami keluarga wisudawan lain dari Bekasi, AR, yang mengantar calon menantunya mengikuti wisuda. Ia mengaku kesulitan mencari parkir. Ia mengeluh cukup jauh untuk mendapat tempat parkir.

 

“Keluhannya parkir susah. Tadi di luar. Jauh sih, jauh. Yang penting dapet tempat,” pungkasnya saat diwawancarai langsung, Rabu (19/11/2025).

 

Meskipun demikian, Miskan berharap kerjasama pengelolaan parkir antara Unsika dan masyarakat dapat terus dilibatkan agar memberi dampak positif bagi lingkungan.

 

“Kalau misalkan tahun depan kayak gini lagi, itu boleh, silakan. Jadi senang. Warga bisa ikut andil,” tutupnya.

 

(SCH, CBS)