Palang Parkir di Kampus 2 Unsika: Bukan Tarif Tetapi Asuransi
Redaksi
Berita
13 Aug 2025

Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mulai menerapkan tarif berbayar untuk memasuki kampus 2 sebesar Rp 2000 bagi pengendara motor dan Rp 4000 bagi pengendara mobil mulai berlaku pada Senin (11/8/2025). Pengelolaan palang parkir ini bekerja sama dengan PT. Sehati Karena Satu (Sekara).
Area Manager dari PT. Sekara, Aris, menjelaskan tarif ini sudah melalui rapat bersama Wakil Rektor (Warek), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Biro, dan pihak terkait lainnya. Ia juga menyebutkan bahwa tarif ini baru uji coba untuk nantinya akan terdapat member.
“Nah, itu nanti kalau pun gak mau ribet bayar per hari, nanti bisa di-member-kan, ya, nanti ada kartunya. Makanya untuk saat ini kita trial per hari dulu untuk ke depan berjalan. Jadi tarif motor 2.000, mobil 4.000, selama jam mata kuliah yang kita kemarin rapat dengan para BEM ya, di gedung itu (Laboratorium bersama), sama pak warek, sama pak kepala biro,” jelasnya saat diwawancarai langsung, Senin (11/8/2025).
Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Administrasi Rumah Sakit angkatan 2024 yang berkuliah di kampus 2, Leonny Talenta Insani, menjelaskan tidak adanya sosialisasi kepada mahasiswa terkait penarikan tarif ini. Ia menyoroti ketimpangan antara parkir di kampus 1 dan kampus 2.
“Itu pun sosialisasinya nggak ada gitu ke mahasiswa, di mahasiswa kampus ini, terutama, gitu. Jadi, kami juga nggak tau tiba-tiba ada (tarif) parkir aja gitu, dan kalau misalkan parkir sebenernya nggak masalah aja kalau misalkan emang di kampus satu juga ada, maksudnya kenapa di sini doang gitu loh, herannya, kalau misalnya ada pun. Sebenernya sama-sama memberatkan sih tapi kenapa kayak timpang,” tanggapnya saat diwawancarai langsung, Selasa (12/8/2025).
Aris kembali menjelaskan terkait pembayaran parkir itu hanya perlu membayar sekali dalam sehari. Ia juga membeberkan bahwa tarif ini karena adanya laporan kehilangan, maka tarif ini akan dialokasikan sebagai asuransi bagi pemilik yang mengalami kehilangan nantinya.
“Tetep 2.000, jadi teteh keluar nih, teteh jalan lagi, tetep bayar sekali, kalo mau keluar bolak balik gak bayar, cuman 2.000, gitu, gak kayak di Mall. Kalo di sini untuk pure mahasiswa satu kali bayar selama jam kuliah. Di sini kita tidak mempersulit mahasiswa, gitu kan, kita di sini mempermudah, memfasilitasi area mahasiswa Unsika di sini. Intinya kan mungkin pihak manajemen Unsika dengan pengelola ini udah ada kerjasama, karena apa, di kampus satu sering kehilangan. Nah, jadi kita ini gak bertarif, sebenernya asuransi, yang 2.000 ini asuransi, untuk meng-cover helm hilang, spion hilang, apalagi kendaraan hilang, kita cover,” jelasnya.
Mahasiswa Prodi Administrasi Rumah Sakit angkatan 2024 lainnya yang melakukan perkuliahan di kampus 2, Arez Raya, merasa tarif ini tidak sesuai dengan fasilitas parkiran yang diberikan.
“Menurut saya gak worth it sih, kalau kemarin belum bayar juga suasananya sama, parkirannya, tetep gak ada atap, jadi nggak ada bedanya,” sebutnya saat diwawancarai langsung, Selasa (12/8/2025).
Aris kembali menegaskan bahwa tarif ini merupakan asuransi bukan bayar dan tarif ini hanya perlu dibayarkan sekali karena kendaraan yang masuk sudah terdapat datanya di sistem.
“Tarif yang 2000 ini bukan bayar, asuransi. Jadi jangan salah menafsir ya. Nah, jadi kakak hari ini bayar nih 2.000 masuk mau keluar lagi itu udah ada dalam sistem gitu. Jadi, yang anggaran tarif 2000 ini asuransi bukan bayar,” tambahnya.
Leonny berharap tarif ini ditiadakan mengingat mahasiswa sudah membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa dari beberapa Prodi yang berkuliah setiap hari mungkin merasa keberatan harus membayar parkir setiap hari.
“Menurut saya ya, kalau menurut saya pribadi mungkin harusnya ditiadakan ya karena kami pun kan masuk kuliah sini bayar UKT gitu, dan itu tuh kalau misalkan untuk mahasiswa yang mendang mending tuh kayak agak memberatkan. Apalagi kita kan kalau misalkan ngampus juga ada juga beberapa Prodi yang setiap hari itu tuh kerasa banget kalau misalkan harus setiap hari bayar parkir terus, bukan kayak ke mana bayar yang cuma sesekali doang, ini kan tiap hari loh,” harapnya.
Mahasiswa yang tidak ingin disebutkan identitasnya, berharap terdapat kebijakan dari pihak kampus terkait akses masuk bagi mahasiswa dapat diganti dengan KTM.
“Mungkin kalo misalnya emang dari universitas sendiri ada kebijakan yang memang memberatkan ini, harapannya kedepannya ya untuk mahasiswa bisa memakai Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) tadi, karena kan lumayan ya, apalagi kalau misalkan mereka itu bolak balik kampus 2 kampus 1 gitu kan lumayan banget. Jadi kalau mahasiswa bisa lah pake KTM tapi mungkin kalau untuk dari luar diberlakukan seperti itu, ya dikembalikan lagi,” ungkapnya saat diwawancarai langsung, Selasa (12/8/2025).
(KMG, MRJ, NA, ZIE)