Nasib Mall Legendaris Karawang, Bertahan dari Serbuan E-commerce

Redaksi
Artikel
21 Jul 2023
Thumbnail Artikel Nasib Mall Legendaris Karawang, Bertahan dari Serbuan E-commerce
Karawang – Mall Cikampek Karawang semakin sepi pengunjung. Akibatnya toko-toko di mal banyak tutup, mulai dari lantai satu hingga lantai tiga, banyak fasilitas mal yang tidak beroperasi lagi, seperti eskalator.

Meski demikian, masih ada toko yang tetap bertahan meskipun tidak mudah dalam keadaan tersebut. Salah satu toko yang menjual baju anak-anak, Ogas Kids, merasakan penurunan pengunjung di Mall Cikampek. Kondisi ini diakibatkan maraknya online shop

“Penjualan menurun secara signifikan serta perilaku konsumen berubah,” ujar Rani, karyawan toko Ogas Kids pada, Jumat (12/05/2023).
Kondisi Mall Cikampek Sepi Pengunjung (Sumber : Dokumen Pribadi)
Menurut Rani, toko Ogas Kids kedatangan pengunjung paling banyak lima orang per hari di hari kerja. Di akhir pekan, rata-rata pengunjung sekitar 15—17 orang.

Karena semakin sepi pembeli, penjualan toko Ogas Kids anjlok empat tahun terakhir. Pada 2019 penjualan Ogas Kids turun 90%. Tahun 2020 turun 40%. Tahun 2021 turun 40%. Tahun berikutnya, penjualan Ogas Kids juga turun 40%

Tahun ini, Rani memprediksi penjualannya juga akan turun. Pasalnya hingga Mei kemarin, penjualannya sudah turun 30%.


Sumber: Hasil Wawancara Rani (Karyawan Toko Ogas Kids Mall Cikampek)

Rani menilai pertumbuhan toko online yang tinggi juga ikut mempengaruhi sepinya pembeli di tokonya. Dia juga berpandangan, masyarakat juga sudah jenuh dengan produk di mal yang kurang variatif. “Konsumen beralih ke produk yang berbeda,” ujarnya Jumat (12/05/2023).

Pihak pengelola mall, Panyo membenarkan sepinya pengunjung. Berdasarkan keterangan resmi mereka, tiga tahun terakhir pengunjung mal mengalami penurunan. Menurut Panyo, minat masyarakat untuk berbelanja ke pasar legendaris ini tidak seramai dulu. Wajar akhirnya banyak toko-toko di Mall Cikampek gulung tikar karena pendapatan mereka merosot. Rata-rata penurunan omzet dari penyewa kios di Mall Cikampek sekitar 20% sampai 50%.

Menurut pihak pengelola mall, sebelum pandemi Occupancy Tenant atau penyewa kios sekitar 90—95% dari total kios yang tersedia. Namun akibat Pandemi yakni di Tahun 2021—2022 jumlah tenant berkurang hingga 50%. 

“Hal ini terjadi dikarenakan banyak orang menghabiskan waktu di rumah sejak pandemi, aktivitas belanja online meningkat pesat,” ungkap Panyo Pihak Manajemen Mall pada, Selasa (23/05/2023).

Menurutnya, penurunan pendapatan terjadi khususnya untuk produk–produk fashion, aksesoris, dan elektronik. Sementara dampak penurunan untuk produk kuliner dan resto lebih kecil, hanya berkisar 5-10% dari omzet sebelum pandemi Covid-19.

Selain itu, pandemi Covid-19 berdampak kepada para karyawan staf, engineering, security, dan juru parkir dikarenakan jumlah kios yang berkurang. Karena itu, pihak pengelola mal sempat melakukan pengurangan karyawan hingga 25% dari jumlah karyawan yang ada sebelumnya.



Sumber: Hasil Wawancara Panyo (Manajemen Badan Pengelola Mall Cikampek)

Adanya perubahan perilaku masyarakat menyebabkan mereka lebih memilih belanja di toko online, karena lebih memudahkan konsumen. Konsumen tidak perlu repot-repot untuk keluar rumah atau macet-macetan di jalan. 

“Kalau biasanya saat sale di mal antrian akan panjang, konsumen tidak perlu berlama-lama mengantre untuk melakukan transaksi saat belanja online. Alhasil, konsumen bisa lebih menghemat waktu,” ujarnya Selasa (23/05/2023).

Menurut Panyo, pihaknya terus melakukan inovasi untuk tetap meningkatkan omzet dan mempertahankan Mall Cikampek agar tetap beroperasi di tengah maraknya online shop. Misalnya, pihak pengelola mal memberikan arahan kepada para pengelola tenant agar tetap mengutamakan kualitas dan inovasi produk.

“Memberi pelayanan baik kepada pelanggan, melakukan promosi secara efektif, memberikan harga sewa murah untuk tenant yang baru masuk, dan mengadakan diskon produk dan penawaran khusus,” katanya Selasa (23/05/2023).

Sumber: Hasil Wawancara Panyo (Manajemen Badan Pengelola Mall Cikampek)

Dosen Fakultas Ekonomi, Ina Ratnasari, mengatakan untuk mengatasi keadaan di atas, pihak pengelola Mall Cikampek juga harus mampu berinovasi lebih jauh. Berdasarkan hasil penelitian, orang yang berbelanja melalui online shop akan melanjutkan kebiasaan berbelanjanya akibat kepraktisan dan daya dukung sarana teknologi yang memudahkan mereka untuk berbelanja secara digital.

Menurut Ina, walaupun pandemi sudah berlalu, tetapi kebiasaan belanja di toko online akan terus meningkat. “Tetap jadi saingan toko-toko konvensional kalo toko konvensionalnya enggak berinovasi,” ujar Ina Rabu (17/05/2023).

Inovasi bisa dimulai dengan membuat hal yang bisa menarik pengunjung datang ke mal. “Sekarang jangan hanya menggunakan konsep fungsi ekonomi saja, melainkan gunakan konsep fungsi bisnis,” tambahnya Rabu (17/05/2023).

Menurutnya, konsep fungsi bisnis berkaitan dengan nilai yang bisa ditambahkan dan diberikan kepada orang yang akan datang ke mal, selain untuk berbelanja. “Fungsi bisnis juga berbicara mengenai kenyamanan, kualitas, dan juga harga diri,” katanya Rabu (17/05/2023).

Konsep fungsi bisnis bisa dimulai dengan menjadikan Mall Cikampek tempat untuk bersosialisasi. Caranya dengan membuat tempat yang mana orang merasa nyaman dan menjadi tertarik untuk datang secara terus-menerus. 

“Kalau mal itu hanya difungsikan sebagai tempat belanja, udah nggak bisa. Dia bakal kalah. Karena online shop lebih bagus tawarannya untuk belanja, apalagi dia punya flash sale, punya event yang terus-menerus,” ujar Ina Dosen Fakultas Ekonomi Unsika pada, Rabu (17/05/2023). 

Cuplikan Video  Hasil Wawancara Ina Ratnasari, S.E., M.M :
 
Sumber : Hasil Wawancara Ina Ratnasari, S.E., M.M (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang)

Ina mencontohkan, Bandara Changi Singapura, yang menurutnya bukan lagi tempat orang transit tapi bisa menjadi tempat orang berwisata. “Jadi lebih banyak yang ditawarkan. Jangan hanya konsepnya tempat belanja. Kalau konsepnya hanya tempat belanja ya udah dia akan kalah,” katanya Rabu (17/05/2023).

Contoh lainnya menurut Ina, seperti Mall Lippo. Mal tersebut memiliki kolam renang dan restoran dengan berbagai menu. “Supaya orang tetap mau datang ke sana ya kayak tamasya, hiburan tuh kan enggak bisa diganti dengan online meskipun sudah ada metaversenya. Pengalaman nyata itu jauh lebih berharga dari pada pengalaman secara digital,” sarannya. 

Inovasi konsep bisnis juga dapat dilakukan dengan menggaet brand-brand ternama yang membuat orang tertarik untuk datang ke Mall Cikampek.

Penulis : Adelia Yuliani Sandi, Dewi Yulianti, Nur Annisa

LPM Channel

Podcast NOL SKS