Mengenal Singaperbangsa FI, Mobil Listrik Karya Mahasiswa Teknik Mesin Unsika
Redaksi
Berita
28 Mar 2023
Pengaruh era globalisasi bukan hanya terjadi pada kemajuan teknologi, namun juga berdampak besar pada kondisi lingkungan. Sudah banyak lingkungan yang tercemar karena berbagai faktor. Untuk itu, Team Anobrain yang berada di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Mesin Universitas Singaperbangsa Karawang (HMM Unsika) berhasil menciptakan mobil listrik ramah lingkungan tipe formula yang dirancang sejak 2019 dan berhasil diluncurkan 14 Februari 2023. Mobil listrik ini diberi nama Singaperbangsa Electrical Vehicles (EV-1) yang diciptakan oleh 34 mahasiswa Teknik Mesin, terdiri dari angkatan 2019-2021 dan diketuai oleh Nurul Arifin. Team Anobrain dari Mahasiswa Teknik Mesin Unsika Bersama Mobil Listrik Ciptaannya
Karena mobil listrik ini mengusung tema ramah lingkungan, Team Anobrain telah memanfaatkan serat daun nanas untuk body mobil dan setir yang terbuat dari bahan karbon. Pada perkembangan mobil listrik ini, kedepannya Team Anobrain memfokuskan untuk menjuarai kompetisi dari tingkat nasional maupun internasional.
Tatang Rendi Sanjaya, sebagai anggota Anobrain dari Divisi Body, mengatakan bahwa mobil listrik ini sudah memenuhi kriteria dalam regulasi kompetisi yang mengacu pada kompetisi Indonesian International Motor Show (IIMS) dan Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI). Tatang juga berbagi cerita terhadap kompetisi yang akan diikuti untuk mobil listrik ini. “Sedikit cerita juga, di akhir Oktober atau awal November kita mau mengikuti kompetisi KMLI yang tempatnya masih simpang siur, ada di Sentul, Bogor, dan di Mandalika,” ujarnya, saat diwawancarai langsung di Lab Produksi Teknik, pada (17/03/2023).
Dalam tahap uji coba yang dilaksanakan di area kampus, mobil listrik ini mencapai kecepatan maksimum 50-60 km/jam. Dengan kapasitas baterai 60V/2000mAh, mobil listrik ini dapat mengisi daya penuh hingga tiga jam. Baterai yang digunakan pun memiliki tipe Lithium Iron Phosphate. Namun, Team Anobrain akan terus mengembangkan pengisian daya baterai hingga kurang dari tiga jam.
Dari keberhasilan dalam menciptakan sebuah mobil listrik ini, sikap kampus tentu menjadi sorotan besar terhadap bentuk apresiasi dan rasa peduli pada mahasiswanya. “Kalau dari sikap kampus, dari Fakultas Teknik alhamdulillah sudah support untuk masalah biaya dan untuk dari pihak universitas belum ada apresiasi,” ungkap Tatang kembali.
Raulian Fauzan selaku Ketua HMM Unsika mengungkapkan harapan agar kedepannya anggota Anobrain diberikan pembekalan materi karena untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dan upgrading harus menggunakan teori. Nyatanya, teori-teori tersebut baru dipelajari pada semester atas, sehingga mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 minim akan teori.
Sementara itu, salah satu Team Anobrain lainnya sangat berharap adanya dukungan dari pihak kampus. “Kalau dari tim, berharap dari pihak kampus alat-alatnya bisa di komplitkan kembali, kemudian membuat workshopkhusus untuk mobil listrik ini, terus harapannya juga bisa menjuarai tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.