Marketplace Guru: Mengenal Program Baru yang Tuai Pro dan Kontra

Redaksi
Berita
02 Aug 2023
Thumbnail Artikel Marketplace Guru: Mengenal Program Baru yang Tuai Pro dan Kontra
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI telah memaparkan rencana penataan guru mulai tahun 2024. Salah satu rencana penataan guru adalah dengan melakukan rekrutmen guru PPPK melalui marketplace. Rencana tersebut sudah dibahas bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian dalam Negeri (Kemendagri), serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB). Lalu apa tujuan sebenarnya dari kebijakan tersebut? 

Marketplace guru merupakan salah satu upaya dari Kemendikbud Ristek untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah. Nadiem Makarim mengatakan bahwa marketplace guru diharapkan bisa menjadi jalan keluar untuk memenuhi formasi guru yang ada di Indonesia dalam rapat kerja bersama komisi X DPR RI.

Marketplace guru merupakan sebuah pangkalan database  yang dapat diakses oleh seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Dengan adanya konsep perekrutan ini, sekolah yang semula melakukan perekrutan terpusat dapat melakukan perekrutan guru setiap saat seperti berbelanja di marketplace. Konsep perekrutan ini memungkinkan setiap sekolah dapat merekrut guru kapan saja sesuai dengan formasi yang dibutuhkan. Namun, formasi guru masih ditentukan pemerintah pusat, tetapi bersifat dinamis setiap tahunnya tergantung jumlah siswa. 

Ada dua kategori guru yang dapat masuk ke dalam database marketplace, yaitu:

  1. 1) Guru lulus PPPK
Guru yang telah lulus seleksi PPPK akan langsung dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan data marketplace guru. Dengan demikian pelaksanaan seleksi PPPK akan ditingkatkan frekuensinya menjadi lebih dari satu kali dalam satu tahun.

  1. 2) Guru lulus PPG Prajabatan
Guru-guru yang telah lulus pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan dapat dimasukkan ke dalam marketplace. PPG prajabatan merupakan program pendidikan setelah program sarjana atau sarjana terapan.

Nadiem Makarim juga menjanjikan keuntungan dari sistem perekrutan guru ini. 

  1. 1) Rekrutmen guru menjadi tepat sasaran
Masalah guru honorer yang kerap terjadi karena tenaga didik di sekolah dapat pindah, pensiun, atau meninggal dunia sewaktu-waktu. Nadiem mengatakan dengan adanya marketplace guru ini akan membantu mengatasi masalah guru honorer karena sekolah bisa langsung merekrut guru baru tanpa harus menunggu rekrutmen guru ASN terpusat.

  1. 2) Data guru lebih terpusat
Platform marketplace guru ini didukung dengan teknologi dengan tujuan seluruh sekolah dapat mengakses calon guru untuk mengajar di sekolah.

  1. 3)Guru bisa langsung diangkat menjadi PNS
Dengan diberlakukannya marketplace guru ini, setiap guru dalam marketplace yang sudah terkonfirmasi direkrut oleh sekolah akan otomatis diangkat sebagai ASN PPPK. 

Diluar keuntungan yang ditawarkan, rencana penataan guru honorer lewat marketplace ini menuai pro dan kontra dari tenaga didik dan mahasiswa calon tenaga didik di lingkungan  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).

Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) 2020, Najma Shafiyah menyatakan bahwa marketplace guru dapat memberatkan calon pendidik karena dinilai dapat melakukan kecurangan. 

"Marketplace guru dinilai agak memberatkan calon guru karena dari pihak sekolah sendiri bisa saja melakukan kecurangan dengan memilih guru atau calon guru yang dikenal atau bahasa lainnya jalur orang dalam dan hal tersebut dinilai tak adil,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, (06/06/2023).

Selain Najma, mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) 2020, Dela Anggreyani turut menyuarakan ketidaksetujuannya dengan adanya program ini. 

"Saya tidak setuju dengan program yang diinisiasi oleh menteri pendidikan ini. Yang pertama yaitu, akan muncul ketidakpastian status karena mereka yang belum menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Kedua, selama belum ada PP dasar hukum yang jelas, guru mungkin bisa dipecat atau diganti sewaktu-waktu. Ketiga, kesejahteraan dan motivasi guru bisa menurun, karena mereka tidak mendapatkan gaji dan tunjangan yang layak seperti PNS atau PPPK. Dan akan menyebabkan ketimpangan karena ada persaingan di antara ribuan guru lainnya di marketplace," ujarnya saat diwawancarai melalui WhatsApp pada Sabtu, (15/07/2023).

Namun, dibalik respon negatif tersebut ada juga yang setuju dan memberi respon positif terkait adanya program ini karena dinilai dapat menjadi solusi bagi permasalahan guru di Indonesia, seperti terkait penempatan guru karena adanya perpindahan guru atau terdapat guru yang meninggal dunia sehingga terjadinya kekurangan tenaga pengajar di sekolah, dan dengan adanya program ini setiap sekolah dapat secara langsung merekrut guru yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan, serta dapat menjadi sebuah solusi untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia.

Selain mahasiswa, Koordinator Prodi (Koorprodi) PBSI, Suntoko memberikan tanggapan positif dan menilai baik rencana penataan guru honorer lewat marketplace ini

“Saya sih setuju-setuju saja selama itu digunakan dengan baik. Kita juga kan tidak tahu tentang marketplace kan, takutnya nanti ada perekrutan yang mungkin di luar dari petunjuk Kemendikbud. Tapi di luar itu sebenarnya tidak masalah karena itu juga membuka peluang kerja,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung pada Selasa, (06/06/2023).

Selain itu mahasiswa PMTK 2020, Supian Hidayat turut memberikan pendapatnya terkait adanya marketplace guru ini. 

“Pendapat saya tentu saja setuju terkait adanya program marketplace guru ini, Karena saya rasa program ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa program kualitas guru di Indonesia terbilang cukup rendah, dengan adanya program ini mau tidak mau guru harus meningkatkan kualitas dirinya. Selain itu, dengan program marketplace guru ini gajinya itu lebih memadai, lebih sejahtera, lebih baik daripada menjadi guru honorer,” ujarnya saat diwawancarai melalui WhatsApp pada Selasa, (11/07/2023).

Supian juga memberikan saran dan harapannya untuk guru-guru di Indonesia agar selalu menilai positif setiap kebijakan atau program baru yang dirancang oleh Menteri Pendidikan, karena pada dasarnya setiap kebijakan baru yang dibuat pasti bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru di Indonesia. 

“Negatifnya yang kita pandang sebagai kontra itu  karena guru seolah-olah seperti barang yang diperjualbelikan, tetapi jika kita pandang secara positifnya program marketplace guru ini bisa meningkatkan kesejahteraan guru. Ini juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru. Jadi mau tidak mau guru harus selalu meningkatkan kualitasnya. Ini juga merupakan tuntutan dari perkembangan teknologi saat ini dimana pasti kedepannya teknologi akan semakin berkembang dan mau tidak mau guru harus bisa beradaptasi seperti itu. Harapannya semoga guru-guru di Indonesia dengan adanya program tersebut semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya,” tuturnya.

Sejalan dengan Supian, Kholis Wibisono Supardi salah satu mahasiswa PBSI angkatan 2020 ikut memberikan tanggapan positif terkait adanya marketplace guru. 

“Menurut pendapat saya program marketplace guru itu bagus dan saya setuju. Jadi, mahasiswa dari keguruan gak perlu bingung lagi mau daftar kemana karena sudah ada tempatnya sendiri gitu. Selain itu, marketplace guru ini juga bermanfaat buat sekolah yang masih kekurangan guru. Sekolah bisa merekrut guru sesuai dengan apa yang lagi dibutuhkan sekolah,” ujarnya saat diwawancarai melalui WhatsApp pada Sabtu, (15/07/2023). Bersamaan dengan tanggapan positifnya, ia juga memberikan saran terhadap kebijakan ini untuk memperketat proses rekrutmen guru lewat marketplace.

(SIL, AMA) 

LPM Channel

Podcast NOL SKS