Krisis lingkungan sedang menjadi perbincangan hangat karena dampaknya kian meresahkan dan mengancam kehidupan manusia. Kerusakan demi kerusakan terjadi akibat eksploitasi lingkungan untuk kepentingan industri, yang kerap dilakukan oleh oknum tanpa mempertimbangkan dampak ekologis maupun warga sekitar. Di tengah penderitaan masyarakat terdampak, praktik tersebut justru menjelma menjadi pesta pora pembunuh alam, di mana keuntungan dirayakan segelintir pihak, sementara kerugian diwariskan kepada lingkungan dan generasi mendatang.

 

Pada edisi perdana Majalah Resonan, kami menyajikan serangkaian liputan berdasarkan keresahan tersebut. Kami berupaya mengungkapkan berbagai praktik perusakan lingkungan yang terjadi di sejumlah wilayah, tidak hanya di Karawang, tetapi juga di kawasan Jabodetabek. Edisi ini menampilkan rubrik Eksklusif berisi investigasi tentang penambangan karst di Karawang. Resonan juga menyuguhkan Liputan Utama mengenai konflik pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Geothermal di kawasan Gunung Gede Pangrango yang menuai perlawanan warga, serta potret kehidupan masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalupang mengungkap kerugian akibat tumpukan sampah.  

 

Tak hanya itu, terdapat Liputan Khusus mengenai krisis pasokan air bersih serta pencemaran terhadap sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat. Kemudian rubrik SingaperbangsaProfil, dan Inspirasi menampilkan upaya kecil, tetapi berdampak besar untuk menjaga bumi. Rubrik Mata Mahasiswa menyajikan kondisi sampah di Unsika. Kami juga menyajikan komik pada Selingan, serta Opini dan Sastra sebagai bentuk suara untuk kondisi alam saat ini. Terakhir, rubrik Esai yang menyajikan pembahasan tentang Landmark The Window yang meraup dana besar.

 

Majalah Resonan berkomitmen untuk menjadi pemancar fakta, data, dan realita. Selamat membaca majalah perdana yang kami terbitkan dengan fokus pencemaran lingkungan!