Mahasiswa Keluhkan Akses Parkir Akibat Perbaikan Jalan di Unsika
Redaksi
Berita
24 Aug 2024

Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menerbitkan himbauan kepada seluruh sivitas akademika untuk tidak membawa kendaraan bermotor selama perbaikan jalan di Kampus 1. Himbauan tersebut tertuang dalam surat edaran nomor 3985/UN64/LL/2024 yang dikeluarkan oleh Wakil Rektor (Warek) Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum. Kebijakan ini berlaku sejak 17 Juli hingga 15 Oktober 2024, dengan pengecualian hanya bagi keadaan dinas dan operasional kampus.
Kebijakan tersebut menuai tanggapan dari Mahasiswa Informatika angkatan 2022, Ririn Medistarani yang menyampaikan bahwa ia kurang setuju dengan adanya kebijakan tersebut karena rumahnya cukup jauh dari kampus.
“Menurut tanggapan saya sih, saya gak setuju ya, karena kan rumah saya juga jauh dari kampus gitu. Dan juga saya kalau misalnya naik Gojek ataupun kendaraan lain kan ongkosnya juga mahal. Jadi ya, gimana ya—saya juga gak ada yang nganterin gitu jadinya harus bawa motor sendiri,” ungkapnya ketika diwawancarai langsung, Rabu (14/8/2024).
Sementara itu, Staf Kepala Biro Umum dan Keuangan Unsika, Siti, menjelaskan bahwa kebijakan ini sebenarnya bersifat himbauan dan tidak sepenuhnya larangan.
“Pada dasarnya kami tidak melarang, tetapi sifatnya himbauan untuk tidak membawa kendaraan ke kampus karena fasilitas lahan parkir yang terbatas dan sebagai langkah untuk mencegah kepadatan kendaraan yang akan mengganggu kenyamanan dan keamanan selama proses perbaikan jalan sesuai surat edaran Warek Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum,” jelas Siti saat diwawancarai melalui Whatsapp, Selasa (20/8/2024).
Meski demikian, dampak dari kebijakan ini masih terasa bagi sebagian mahasiswa. Perbaikan jalan yang berdampak pada penyempitan area parkir, menyebabkan kesulitan bagi mahasiswa dalam mencari tempat parkir. Kondisi ini diperparah dengan jumlah kendaraan yang cukup banyak dan tata parkir yang menjadi tidak teratur.
Ririn pun menambahkan bahwa kebijakan ini berdampak signifikan pada kenyamanan parkir di kampus.
“Mengganggu sih, parkirnya lebih tepatnya, karena semenjak ada perbaikan jalan tuh parkir jadi semakin menyempit gitu dan kendaraannya pun kan mahasiswa gak sedikit gitu—banyak,” ujarnya.
Proses perbaikan sendiri dilakukan secara bertahap, saat ini baru mulai dari gerbang barat hingga ujung sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa), dan ditargetkan akan selesai pada 15 Oktober 2024. Hal ini dikonfirmasi Siti bahwa tahap perbaikan berikutnya akan mencakup dari sekretariat Ormawa hingga gerbang timur.
“Untuk tahap pertama ini perbaikan dilaksanakan mulai dari jalan gerbang barat hingga ujung sekretariat Ormawa dan untuk tahap berikutnya akan diperbaiki sisanya mulai dari secretariat Ormawa hingga gerbang timur. Proses perbaikan jalan ditargetkan selesai pada tanggal 15 Oktober 2024 dan kami berusaha untuk dapat menyelesaikan secara tepat waktu,” tutur Siti.
Namun, meskipun perbaikan sedang berlangsung, Ririn merasa bahwa kebijakan ini tidak akan efektif jika diterapkan secara ketat. Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak memiliki alternatif lain karena keterbatasan dana yang dimilikinya.
“Kalau dari saya sendiri sih, gak ada yah karena menurut saya ongkosnya lumayan gitu. Karena kan saya dikasih uang jajannya terbatas juga, makannya disuruh bawa motor gitu.”
Sementara itu, pihak kampus menyatakan bahwa jumlah kendaraan bermotor yang masuk sudah cukup berkurang. Siti menjelaskan bahwa untuk mengelola kendaraan yang masih ada, pihak kampus telah menugaskan petugas keamanan untuk mengatur dan menjaga ketertiban di area parkir.
“Untuk saat ini pengguna kendaraan bermotor sudah cukup berkurang adapun untuk mengatur kendaraan yang masih ada, kami menugaskan security untuk mengatur dan menjaga ketertiban di lahan parkir,” jelasnya.
Namun, pada kenyataannya, kondisi parkiran masih belum tertata dengan baik sehingga menyulitkan akses jalan keluar bagi pengendara motor. Mahasiswa Teknik Kimia angkatan 23, Pajri, memberikan tanggapan mengenai kebijakan ini.
“Banyak kan ya, di sini yang PP (Pulang Pergi), terus banyak yang rumahnya jauh juga. Kalau kebijakan gak boleh bawa motor sih kayaknya kurang setuju ya, karena makin banyak mahasiswa juga, agak berantakan parkirannya jadi menghalangi jalannya,” paparnya saat diwawancarai langsung, Rabu (14/8/2024).
Pendapat lain pun datang dari Ririn, yang mengusulkan agar parkir mobil dan motor dipisah untuk mengatasi masalah keterbatasan ruang. Ia berharap perbaikan jalan segera selesai agar mahasiswa tidak lagi kesulitan saat memarkir dan mengeluarkan motor.
“Mungkin dapat mempercepat pekerjaannya dan memperluas lahan parkirnya ya. Parkir mobil dan motor tuh seharusnya dipisah gitu. Harapannya sih semoga cepet selesai ya perbaikan jalannya, kita jadinya gak susah-susah buat ngeluarin motor lagi. Terus ya, parkirannya juga sama diperbesar jangan cuma kantinnya aja yang diperbesar,” tutup Ririn.
Siti berharap bahwa pihak kampus berharap seluruh Sivitas Akademika Unsika dapat memahami kebijakan ini, karena program tersebut bertujuan untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana di kampus.
“Saat ini kami mengharapkan pengertian dari seluruh Sivitas Akademika Unsika terkait hal tersebut, karena ini merupakan program untuk meningkatkan fasilitas sarpras di kampus Unsika. Tujuan program ini adalah untuk peningkatan fasilitas sarpras terutama perbaikan drainase di kampus 1, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir/genangan air saat terjadi hujan serta manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh sivitas akademika untuk jangka panjang.”
Pajri pun turut mengungkapkan harapannya mengenai solusi terhadap permasalahan ini.
“Harapan saya sih ada tempat buat parkir aja yang cukup, karena kan Unsika sempit juga ya, terus itu juga mungkin dari permasalahan kampusnya yang harus dibicarakan untuk masalah parkir,” harapnya.
(SNL, AER)