Kupas Tuntas Keresahan Unit Kegiatan Mahasiswa Unsika
Redaksi
Berita
05 Aug 2023

Kehidupan perkuliahan tidak selalu hanya berkutat di dalam ruang kelas, tetapi juga melibatkan berbagai unit kegiatan mahasiswa yang menjadi wadah untuk mengembangkan minat, bakat, dan kreativitas para mahasiswa. Namun, belakangan ini, banyak mahasiswa yang mengutarakan keresahannya terkait dengan beberapa masalah yang dihadapi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Mari kita kupas tuntas keresahan yang tengah melanda di kalangan mahasiswa terkait kondisi UKM di kampus Unsika ini.
Salah satu isu utama yang mencuat adalah kurangnya perhatian dan dukungan dari pihak universitas terhadap berbagai UKM. Para mahasiswa mengeluhkan minimnya anggaran yang diberikan oleh universitas, sehingga menghambat kemampuan UKM dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkualitas.
“Ya untuk keresahan itu sendiri, UKM UKO itu ada beberapa, karena kan kita bergerak di bidang olahraga yang notabene UKO ini memegang/memiliki beberapa cabor. Kalau keresahannya sendiri kita di masalah fasilitas, karena dari 2020 yang sudah kita ajukan terkait fasilitas-fasilitas cabang olahraga itu belum terpenuhi sama sekali. Kemudian perihal masalah anggaran, karena untuk anggaran sendiri dari UKM UKO itu bisa terbilang kecil. Karena kan kita memegang/memiliki beberapa cabor, dengan IDK sekecil itu ya bener-bener kurang lah. Ya jadi keresahan kita ada di fasilitas sama anggaran aja sih, gitu,” ungkap Zulfan selaku Ketua Umum UKM UKO saat diwawancarai via WhatsApp, Selasa (25/07/2023).
Selain itu, kurangnya fasilitas dan ruang yang memadai bagi UKM juga menjadi kendala utama dalam menyelenggarakan kegiatan secara optimal. Seperti yang disampaikan oleh Imam, Ketua Dewan Racana Pramuka. Ia menyebutkan bahwa fasilitas menjadi keresahan mereka, dilihat dari kurang memadainya fasilitas sekretariat UKM Pramuka.
“Untuk keresahan yang kita alami ada beberapa, mulai dari sarana prasarana sampai dengan hal lain. Dimulai dari sekretariat kami yang kami rasa kurang layak, banyak sekali kerusakan yang ada dari saat kami belum menempati sampai sesudah menempati diluar campur tangan kami. Seperti tembok yang banyak retak saat kami belum menempatinya. Lalu ukuran sekretariat yang terlalu kecil dibanding sekretariat kami dahulu dan pengajuan kami. Lalu yang terbaru, plafon sekretariat kami yang jebol atau runtuh saat sehabis libur lebaran kemarin. Dan kurangnya responsif pihak civitas atas pengajuan renovasi sekretariat kami,” ujarnya saat diwawancarai via WhatsApp, Selasa (25/07/2023).
Tak hanya UKM Pramuka, UKM Mapalaska juga turut merasakan keresahan terkait fasilitas ini.
“Dari fasilitas kalau Mapalaska itu contohnya: (1) Papan panjat yang harus segera direnovasi, (2) Peralatan penunjang kegiatan dan penanggulangan bencana seperti perahu karet, pelampung, dan dayung,” ungkap Ketua Adat Mapalaska, Andap saat diwawancarai via WhatsApp, Rabu (26/07/2023).
Tak hanya itu, adanya kegiatan ataupun program pemerintah belakangan ini, seperti Kampus Merdeka dan lainnya juga menjadi keresahan yang dirasakan oleh UKM yang ada di Unsika, salah satunya adalah UKM PMK. Jesika, selaku Ketua Umum UKM PMK membeberkan bahwa keresahan yang ada di UKM PMK selain dari tempat juga ada Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, SDM menjadi keresahan hampir seluruh organisasi mahasiswa belakangan ini di Unsika.
“Karena sekarang ini banyak kegiatan atau program pemerintah yang mana hal tersebut mungkin lebih menggiurkan dan merasa itu yang lagi mereka butuhkan. Makanya si mahasiswa ini tuh kurang tertarik dengan adanya kegiatan ormawa, terutama kami kegiatan keagamaan. Tapi dari keresahan yang ada, kami, PMK Unsika tidak diam saja, kami selalu mencari cara bagaimana caranya kami harus terfasilitasi di setiap minggunya. Terus yang kedua terkait SDM ini, Kampus Merdeka tidak membuat kami memandang bahwa Kampus Merdeka ini menjadi penghalang. Tapi, bagaimana caranya kami PMK Unsika memboyong anggota lain yang aktif mengikuti kampus merdeka bisa sharing dengan anggota lain yang belum berpengalaman mengikuti program tersebut yang mana hal ini kami jadikan wadah meskipun memang hal tersebut juga menjadi keresahan kami,” ungkapnya saat diwawancarai via WhatsApp, Selasa (25/07/2023).
Beberapa keresahan yang diungkapkan oleh UKM di Unsika ini ternyata juga menimbulkan dampak signifikan terhadap kegiatan ataupun acara UKM yang dilaksanakan. Dampak signifikan ini turut dirasakan oleh UKM Teater Gabung.
“Pasti ada dampak signifikan yang kami rasakan, sedikitnya: (1) Program kerja kami tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya, sehingga perlu melakukan revisi berulang kali untuk mendapatkan tujuan yang pasti, (2) Kinerja kepengurusan kurang maksimal, banyak alat pendukung yang tidak tersedia pada akhirnya membuat pengurus melaksanakan tugas dan fungsinya dengan memanfaatkan sarana yang terbatas, (3) Banyaknya alur birokrasi membuat anggota merangkap panitia cukup kesulitan dalam memahami prosedur yang telah diatur,” ungkap Anggi, selaku Ketua Umum Teater Gabung saat diwawancarai via WhatsApp, Rabu (26/07/2023).
Mengatasi keresahan ini diperlukan keterlibatan aktif dari pihak universitas, mahasiswa, dan stakeholder terkait. Pihak universitas harus lebih berperan aktif dalam memberikan dukungan finansial dan fasilitas yang memadai bagi UKM. Menyikapi hal ini, Adhitya Rinaldi Irawan selaku Warek 3 Bidang Kerja Sama, Kemahasiswaan, dan Alumni memberikan tanggapannya.
“Kami ini selalu bisa mengakomodir kira-kira apa saja sih sebetulnya yang bisa difasilitasi ataupun tidak, begitu, karena keadaan perguruan tinggi kita pun sama-sama sedang melakukan kebaikan untuk lebih baik lagi kedepannya dan mencoba memenuhi semua fasilitas. Untuk kebutuhan-kebutuhan tadi mohon maaf ya kayak seperti UKO lalu dari Teater Gabung itu kan kebutuhan-kebutuhan yang akan diproyeksikan seiring dengan berkembangnya kampus 2 nanti. Pasti disana nanti akan dibangun stadion, akan dibangun mungkin aula untuk nanti bisa dipakai teater dan lain sebagainya. Jadi sekarang itu hal-hal yang paling bisa urgensinya tinggi untuk dipenuhi adalah kebutuhan-kebutuhan dasar sekretariat ormawa,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Jumat (28/07/2023).
Saat diwawancarai tentang apakah ada tindakan yang dilakukan oleh pihak kampus, Aldi menyebutkan bahwa pihak rektorat sudah mencoba untuk terus mengakomodir kebutuhan setiap UKM yang ada dan mempersilahkan kepada UKM untuk mengajukan kembali secara berkala, berulang-ulang bisa atau tidaknya.
“Yang pertama Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan bisa memfasilitasi ajuan-ajuan mahasiswa yang sejak tahun lalu itu sudah diajukan. Kami sudah beberapa kali mengajukan, kalo kami selalu mengajukan tapi kan leading sektornya ada di mereka,” ungkap Aldi.
Harapan serta saran terkait keresahan UKM di UNSIKA ini juga turut dilontarkan oleh segenap UKM yang ada.
“Saran untuk kampus kalau misalnya kampus ingin merealisasikan sebuah capaian prestasi maka kampus sendiri harus siap untuk mensupport fasilitas penunjang kegiatan yang kami lakukan,” ujar Andap.
Imam juga mengungkapkan harapannya, “harapannya untuk pihak civitas, agar mereka selalu cepat tanggap dan responsif mengenai keluh kesah dari kami maupun dari UKM lain. Karena kita birokrasi itu pasti berujung ke mereka, berbeda dengan ormawa fakultas yang cukup sampai pihak dekanat.”
“Kalaupun memberikan solusi ataupun saran, sepertinya pihak rektorat jauh lebih mengetahui dibandingkan kami. Sebenarnya juga dari pihak rektorat setidaknya sudah berusaha untuk memenuhi apa yang kami inginkan terlihat dari barang yang sudah dicicil satu persatu, hanya saja waktu yang diharapkan sangatlah lama. Dan kami UKM Teater Gabung pun sangat berharap akan adanya kegiatan kunjungan rektorat ke sekretariat kami, agar pihak rektorat tahu betul kondisi lapangan yang ada dan mengetahui pasti apa yang kami butuhkan. Intinya harapan untuk rektorat, ‘gonna be better’,” ungkap Anggi.
UKM PMK dan UKO juga turut mengungkapkan saran serta harapannya terkait keresahan yang mereka alami.
“Kalau solusi, yang tadi aku jelaskan sebelumnya tentang SDM ini dan adanya Kampus Merdeka. Jangan jadikan Kampus Merdeka sebagai musuh organisasi tapi jadikan sebagai tempat dimana kita sebagai organisasi kampus bisa menjadi jawaban untuk kondisi tersebut. Saran kedepannya kampus perlu melihat kebutuhan mahasiswa terlebih dibagian keagamaan. Minimal tidak mempersulit peminjaman tempat dan memberikan tempat untuk kami juga bisa beribadah,” ungkap Jesika.
Zulfan menambahkan, “kalau ngomongin fasilitas atau saran ya terkait fasilitas ataupun dana atau IDK (Iuran Dana Kemahasiswaan), susah. Susahnya kenapa? Karena ya tau sendiri dari pihak atas pun juga kurang untuk mendengarkan aspirasi kita. Iya didengarkan, tapi tidak pernah dilakukan. Ingin saya sendiri ya, walaupun belum bisa diturunkan semuanya terkait fasilitas, setidaknya setengah-setengahnya dulu atau sedikit-sedikit dulu. Karena apa? Karena fasilitas ini penting untuk cabang olahraga. Karena fasilitas ini untuk menunjang latihan kita untuk bisa lebih-lebih lagi untuk bisa semangat jadi juara. Perihal masalah IDK, tolong lebih diiniin lagi sih, maksudnya harus lebih jelas lagi. Jangan ujug-ujug udah segitu aja IDKnya. Perlu diskusi lebih lanjut.”
(TAH, EFN)