KKN Gelombang II Tahun Akademik 2024/2025: Unsika Gelar KKN di Tiga Kabupaten
Redaksi
Berita
06 Jan 2025

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) kembali mengadakan Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang II Tahun Akademik 2024/2025 yang dilaksanakan di Aula Syekh Quro Unsika, Jumat (3/1/2025).
Ketua LPPM Unsika, Dayat Hidayat, menjelaskan bahwa peserta KKN Gelombang II Tahun Akademik 2024/2025 sebanyak 1.714 mahasiswa. Selain itu, terdapat adanya perluasan daerah tempat pengabdiannya kepada masyarakat yang tersebar di 3 kabupaten dan 10 kecamatan, yaitu Kabupaten Bekasi dengan 2 kecamatan, Kabupaten Purwakarta dengan 2 kecamatan, dan Kabupaten Karawang dengan 6 kecamatan. KKN Gelombang 2 ini menyebarkan 1.714 mahasiswa ke dalam 80 desa dari 3 kecamatan tersebut.
“1.714 (Mahasiswa), 80 desa, 10 kecamatan, 3 Kabupaten, 2 di Bekasi, 2 di Purwakarta, dan 6 di Karawang 6 kecamatan,” ujar Dayat Hidayat saat diwawancarai langsung, Jumat (3/1/2025).
Dayat juga menerangkan alasannya pada penempatan mahasiswa KKN ini, sebelumnya dari pihak kampus Unsika sudah melakukan kerjasama terlebih dahulu dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di ketiga kabupaten tersebut, yaitu Karawang, Purwakarta, dan Bekasi. Namun beberapa daerah-daerah yang sudah ditetapkan tadi, dari pihak Bappedanya meminta agar mahasiswa KKN Unsika dapat dilaksanakan di wilayahnya supaya dapat menangani masalah stunting.
“Kita pernah diundang oleh Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) terkait dengan penanganan stunting, nah dari situlah pemerintah Kabupaten Bekasi meminta kepada kami kalau ada KKN bisa dilaksanakan di Kabupaten Bekasi tetapi karena memang jangkauannya kita masih terbatas dan sebagai pengawalan dulu, seperti yang saya bilang tadi, karena masih terbatas kita masih 2 kecamatan di kecamatan Pebayuran dan kecamatan Cabangbungin. Sesuai potensi berdasarkan hasil kerja sama dan identifikasi ke kabupaten Pwk (Purwakarta) tahun ini 2 itu di Kecamatan Cibatu dan Kecamatan Pasawahan,” jelasnya.
Dari sejumlah mahasiswa yang mengikuti KKN, pastinya banyak yang harus dipersiapkan oleh mereka, seperti berupa barang dan biaya untuk memenuhi kebutuhan mereka di tempat KKN nya masing-masing.
Salah satu peserta KKN berasal dari Fakultas Pertanian (Faperta), Resa Ramadhan, menyampaikan bahwa yang harus dipersiapkan itu adalah mental dan barang pribadi, karena KKN ini akan melakukan pengabdian langsung kepada masyarakat setempat maupun untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi di tempat nanti, seperti biaya makan dan biaya Program Kerja (Proker) KKN serta barang-barang yang dibutuhkan.
“Barang pribadi terus juga mental pastinya karena kita kan harus terjun ke masyarakat terus sama persiapan-persiapan barang-barang untuk program kerja di sana pastinya kita harus proper dan sangat dipersiapkan,” ujar Resa saat diwawancarai langsung, Jumat, (3/1/2025).
Begitu juga dengan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Yulia Agnesia, yang mengikuti KKN menyampaikan hal yang sama, yaitu mempersiapkan material dan fisik.
“Yang pertama sih uang ya, kita harus mempersiapkan material terus fisik juga,” tutur Yuli saat diwawancarai langsung, Jumat (3/1/2025).
Beberapa persiapan yang dilakukan mahasiswa tersebut dari segi biaya hingga barang-barang yang dibutuhkannya nanti, tidak dianggarkan oleh pihak kampus. Namun, kampus membekali spanduk ke seluruh kelompok KKN Gelombang 2.
“Anggaran untuk kegiatan KKN yang kami beri lagi ke mahasiswa tidak ada, hanya berupa spanduk itu saja. Selebihnya mahasiswa menanggung biaya sendiri,” ujar Dayat.
Dayat berharap agar adanya kegiatan KKN dapat memberikan dampak kepada mahasiswa maupun desa yang diabdikannya.
“Pastinya sebagai kegiatan pengabdian KKN bisa memberikan dampak, jadi jangan sampai KKN selesai saja gitu, harus ada dampak walaupun mungkin kalo stunting dampaknya anti karenakan gak bisa hanya dalam waktu 35 hari,” ujar Dayat.
Selain itu, Resa berharap agar kampus memberikan anggaran kepada kegiatan KKN, menurutnya anggaran KKN dapat membantu mahasiswa supaya tidak memberatkan mahasiswa dari segi finansial selama 35 hari saat KKN nantinya.
“Bisa menyediakan anggaran kepada mahasiswa khususnya untuk KKN supaya tidak terlalu memberatkan mahasiswa gitu. Karena jujur, untuk anggaran KKN ini sangat lumayan mahal ya, tidak murah. Ditambah dimulai dari biaya hidup kita selama 35 hari disana, terus juga biaya proker yang harus kita tanggung sendiri gitu dan biaya-biaya tidak terduga lainnya,” tutupnya.
(MLN, CSC)