KH. Noer Ali: Ulama Pejuang Indonesia dan Pelopor Pendidikan Islam di Indonesia
Redaksi
Artikel
10 Nov 2024

KH. Noer Ali (1914-1992) adalah ulama kharismatik dan pahlawan nasional Indonesia yang tidak hanya dikenal sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan. Lahir di Desa Ujung Malang, Bekasi, pada 15 Juli 1914 dan wafat pada 29 Januari 1992, Noer Ali sejak muda telah menunjukkan minat besar terhadap agama dan membangun dasar pendidikan agamanya dengan belajar di berbagai pesantren lokal. Semangatnya dalam memperjuangkan ilmu dan iman membawanya berangkat ke Mekkah pada usia 20 tahun untuk memperdalam pengetahuan di bidang keislaman.
Di Mekkah, Noer Ali berguru kepada sejumlah ulama besar, termasuk Syekh Umar Hamdan dan Syekh Muhammad Amin Al-Quthbi. Dalam masa belajarnya, ia mendalami berbagai disiplin ilmu, mulai dari fiqih, tauhid, hingga tasawuf, dan menyerap pengetahuan luas dari para gurunya. Selain itu, Noer Ali turut mendirikan Persatuan Pelajar Betawi (PPB) bersama rekan-rekannya, mencerminkan kepeduliannya terhadap komunitas pelajar Indonesia di luar negeri.
Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1939, Noer Ali tidak hanya fokus pada pendidikan di pesantren yang ia dirikan, yaitu Pesantren At-Taqwa, tetapi juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Selama masa penjajahan Jepang dan Belanda, KH. Noer Ali terlibat langsung dalam perlawanan bersenjata bersama pasukan lokal dan santri-santrinya. Ia dikenal sebagai tokoh yang tegas melawan penjajahan dan memiliki peran penting dalam berbagai organisasi perjuangan, termasuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Julukan “Singa Karawang-Bekasi” diberikan padanya karena keberanian dan ketangguhannya dalam memimpin perjuangan melawan penjajah. Ia dan para santrinya berperan aktif dalam pertempuran melawan pasukan Belanda dalam Agresi Militer I dan II, yang menjadikan namanya begitu dihormati di wilayah Bekasi dan sekitarnya.
Pasca-kemerdekaan, KH. Noer Ali terus berkiprah di dunia pendidikan dan agama. Melalui Pesantren At-Taqwa, ia tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda. Cita-citanya adalah mencetak generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan memiliki semangat cinta tanah air. Pengaruh Noer Ali dalam pendidikan sangat kuat; ia menekankan pentingnya persatuan dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan beragama, serta menyadari peran krusial pendidikan dalam membangun karakter bangsa.
KH. Noer Ali meninggalkan warisan besar, terutama dalam bentuk pendidikan dan semangat patriotisme. Penghormatan terhadap dedikasinya diwujudkan dengan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keppres No. 085/TK/2006, tertanggal 3 November 2006. Pesantren At-Taqwa yang ia dirikan masih berkembang hingga kini, menjadi simbol perjuangan dan pusat pendidikan Islam yang berpengaruh di Indonesia. Nilai-nilai keteladanan, kejujuran, dan kepedulian sosial yang diperlihatkan KH. Noer Ali menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tetap mencintai bangsa dan menjaga persatuan.
KH. Noer Ali adalah contoh nyata bahwa ulama tidak hanya berperan dalam bimbingan keagamaan, tetapi juga dalam memimpin perjuangan untuk kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Warisan beliau terus hidup, memberikan inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia untuk selalu mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa.
Penulis: Adios
Desainer: DNL
Desainer: DNL
Sumber:
Indonesia.go.id. (n.d.). KH Noer Ali: Ulama Kharismatik di Medan Perang. Diakses dari https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/kh-noer-ali-ulama-kharismatik-di-medan-perang
Kumparan. (n.d.). Biografi KH Noer Ali: Ulama Sekaligus Pejuang Tanah Air dari Bekasi. Diakses dari https://kumparan.com/profil-tokoh/biografi-kh-noer-ali-ulama-sekaligus-pejuang-tanah-air-dari-bekasi-2393fYPK4j4
iNews.id. (n.d.). Biografi KH Noer Ali: Ulama Besar Bekasi, Pejuang Kemerdekaan. Diakses dari https://www.inews.id/news/nasional/biografi-kh-noer-ali-ulama-besar-bekasi-pejuang-kemerdekaan