Ketika Iftitah Tak Lagi Terucap: Qodrat 2 dan Pencarian Jalan Pulang
Redaksi
Review Film
29 Apr 2025

Judul: Qodrat 2
Tanggal Rilis: 31 Maret 2025
Sutradara: Charles Gozali, Imron Ayikayu
Produser: Linda Gozali
Produksi: Magma Entertainment, Rapi Films, Legacy Pictures, Astro Shaw, Ideosource Entertainment, Virtuelines Entertainment, Caravan Studio, Beacon Film
Genre: Horor, Religi, Laga
Durasi Film: 115 menit
Sinopsis
Setelah peristiwa tragis yang menimpa keluarganya, Ustaz Qodrat (Vino G. Bastian) melanjutkan perjuangannya untuk menyelamatkan istrinya, Azizah (Acha Septriasa). Azizah mengalami depresi berat dan sempat dirawat di rumah sakit jiwa. Azizah kemudian bekerja di sebuah pabrik pemintalan yang ternyata menjadi tempat praktik ritual setan demi kekayaan. Qodrat harus menghadapi kekuatan jahat yang lebih besar, termasuk fenomena kesurupan massal, dalam usahanya menyelamatkan istrinya dan melawan berbagai kejahatan.
Setelah peristiwa tragis yang menimpa keluarganya, Ustaz Qodrat (Vino G. Bastian) melanjutkan perjuangannya untuk menyelamatkan istrinya, Azizah (Acha Septriasa). Azizah mengalami depresi berat dan sempat dirawat di rumah sakit jiwa. Azizah kemudian bekerja di sebuah pabrik pemintalan yang ternyata menjadi tempat praktik ritual setan demi kekayaan. Qodrat harus menghadapi kekuatan jahat yang lebih besar, termasuk fenomena kesurupan massal, dalam usahanya menyelamatkan istrinya dan melawan berbagai kejahatan.
Review Film
Qodrat 2 menghadirkan alur cerita yang solid dan emosional, dengan penceritaan yang jauh lebih matang dibandingkan film pertamanya. Film ini tidak hanya menyuguhkan kisah horor biasa, tetapi menanamkan pesan mendalam mengenai hubungan spiritual antara manusia dan Tuhan, terutama lewat simbolisasi bacaan iftitah dalam salat. Hal ini tergambar kuat dalam adegan Azizah yang tak mampu menyelesaikan bacaan salat karena masih terikat dalam kemusyrikan, yang menjadi titik reflektif dalam cerita.
Yang menarik dari film ini adalah keberhasilannya menggabungkan elemen horor, religi, dan drama keluarga dalam satu alur yang harmonis. Penonton tidak hanya disuguhi teror dan jumpscare, tetapi juga kisah pertobatan, cinta dalam keluarga, dan perjuangan spiritual yang penuh ujian. Cerita disampaikan dengan gaya yang lugas namun tetap menyimpan lapisan makna yang dalam, membuat film ini mudah diikuti sekaligus memantik perenungan.
Selain kekuatan naratif, unsur teknis dalam film ini juga menunjang keseluruhan pengalaman menonton. Sinematografi yang gelap namun elegan, tata suara yang mendukung suasana mistis, serta efek visual yang tidak berlebihan, semuanya membangun atmosfer yang mencekam namun tetap nyaman untuk diikuti. Film ini jelas menjadi bukti bahwa horor lokal bisa menyuguhkan kualitas yang seimbang antara substansi dan hiburan.
Kelebihan
Salah satu kelebihan utama Qodrat 2 terletak pada kekuatan temanya yang religius, tetapi tetap membumi. Film ini tidak terjebak pada klise horor yang hanya berisi teriakan dan makhluk gaib, tetapi justru menampilkan horor dari sudut pandang spiritual dan keimanan. Bacaan iftitah dalam salat menjadi simbol penting dalam alur cerita, hal ini mengingatkan penonton tentang makna hubungan sakral antara hamba dan Tuhannya. Ini bukan hanya menyentuh secara emosional. Nam juga menyampaikan nilai-nilai yang mendalam.
Selain itu, kualitas akting para pemain juga patut diapresiasi. Acha Septriasa mampu membawakan karakter Azizah dengan sangat emosional, terutama ketika ia berjuang untuk kembali ke jalan tobat meski diganggu oleh kekuatan iblis. Vino G. Bastian pun tampil menawan sebagai Ustaz Qodrat, dengan pengucapan bahasa Arab secara fasih dan penuh keyakinan sehingga memperkuat karakter sebagai tokoh spiritual yang tangguh. Kedalaman akting ini membuat penonton ikut hanyut dalam konflik yang disuguhkan.
Kekurangan
Meski secara keseluruhan kuat, film ini masih memiliki beberapa kekurangan, terutama pada alur yang terkadang terasa kompleks dan lambat. Bagi penonton yang menyukai film horor dengan ritme cepat dan aksi padat, bagian-bagian awal film mungkin terasa terlalu penuh muatan naratif. Fokus pada simbolisme dan proses spiritual kadang membuat ketegangan utama sedikit tertunda meskipun pada akhirnya semuanya tetap menyatu dalam narasi yang utuh.
Selain itu, durasi film yang mencapai 115 menit bisa menjadi tantangan bagi sebagian penonton. Beberapa adegan terasa panjang dan repetitif, terutama pada bagian pertobatan Azizah yang cukup banyak mendapat porsi layar. Meskipun adegan-adegan tersebut penting untuk mendalami karakter, penyajian yang lebih ringkas mungkin akan lebih efektif untuk menjaga ritme dan konsentrasi penonton hingga akhir cerita.
Kesimpulan
Qodrat 2 adalah film horor religi yang bukan hanya menghadirkan rasa takut, tetapi juga menyentuh sisi spiritual dan emosional penonton. Dengan alur menarik, para pemeran berakting sangat profesional, dan adanya pesan moral di dalamnya membuat film ini menjadi sajian yang memikat dan berbeda dari kebanyakan horor lokal. Ia menyampaikan bahwa pertarungan terbesar bukan hanya melawan setan, tetapi melawan diri sendiri untuk kembali pada jalan yang benar.
Film ini bisa disebut sebagai versi Islami dari The Exorcist. Namun, dengan pendekatan yang lebih lembut dan penuh makna. Bagi siapa pun yang menginginkan tontonan horor dengan jiwa dan makna, Qodrat 2 adalah rekomendasi yang tak boleh dilewatkan.
Penulis: Aulia Syahda Nurzakiah
Desainer: Siti Rosita