Kemunculan Kebudayaan Populer Global: Bagaimana Perang Ideologi Mempengaruhi Industri Hiburan dan Gaya Hidup
Redaksi
Esai
13 Apr 2024

Dunia saat ini dilingkupi dengan globalisasi, hal ini tidak terlepas perhatian masyarakat atas perubahan budaya populer yang kian signifikan. Kemunculan budaya populer ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kemajuan teknologi, peningkatan konektivitas, dan pengaruh platform media (Sawai,2010). Globalisasi memberikan dampak terhadap industri hiburan yang tidak dapat diabaikan. Masyarakat seringkali mengira bahwa penyebaran budaya karena adanya kemajuan teknologi, tanpa disadari terjadi benturan, dan persaingan ideologi menjadi faktor kunci yang mempengaruhi penyebaran budaya.
Ideologi memainkan peran penting dalam membentuk industri hiburan dan mempengaruhi praktik budaya hingga pilihan gaya hidup. Pengaruh ideologi terhadap industri hiburan tidak bisa dianggap remeh dengan mengedepankan nilai, keyakinan, dan, norma tertentu yang dapat tercermin melalui sebuah konten yang diproduksi oleh industri hiburan. Pengaruh ideologi tidak sampai disitu saja, tetapi ideologi dapat menentukan jenis film, acara televisi, musik, dan bentuk media hiburan yang diproduksi dan ditonton. Misalnya, di Indonesia menerapkan sensor ketat melalui lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terhadap media, sehingga tema atau pesan yang ingin disampaikan lebih terbatas dibandingkan negara kapitalis. Seringkali penonton disuguhkan dengan variasi konten, karena pada umumnya negara kapitalis lebih berfokus kepada keuntungan yang ditimbulkan. Ideologi seperti kapitalisme, sosialisme, dan keyakinan agama berperan membentuk tema, pesan, dan representasi pada sebuah budaya tersebut.
Apakah kondisi ideologi seperti ini pada dasarnya menentang konsep kebebasan berekspresi?
Kebebasan berekspresi merupakan bagian dari setiap individu dalam menunjukan pemikiran, ide, dan pendapatnya tanpa takut akan pembalasan. Kebebasan seperti ini menumbuhkan masyarakat dalam keberagaman pemikiran yang memungkinkan terjadinya pertukaran atau penyatuan perspektif yang berbeda sehingga mendorong terjadinya pergerakan atau inovasi.
Disisi lain, kebebasan berekspresi menciptakan gesekan pada kehidupan masyarakat, terutama budaya. Pengaruh konflik terhadap budaya terkadang membatasi bentuk kebebasan itu sendiri (Prasetya & Novina 2020). Akibatnya, lanskap budaya tradisional dan budaya modern terbatas dalam hal keberagaman dan perspektif alternatif.
Salah satunya K-pop kini menjadi fenomena global yang tidak lepas dari perpaduan elemen budaya, strategi pemasaran, dan kehadiran media sosial (Cha&Kim,2011). Gaya hidup seperti ini sering kali dipilih karena adanya tekanan konsumerisme seperti kecantikan dan fashion (Ahn et al.,2013). Gaya hidup dan trend suatu budaya tidak menjadi pemberhentian dampak ideologi untuk terus bergulir terhadap industri hiburan. Fenomena ini disebut dengan konvergensi, tidak hanya memunculkan budaya popular global memadupadankan ideologi dan praktik. Konvergensi budaya adalah memunculkan gaya hidup hedonis dengan mengutamakan kesenangan. Kehadiran perubahan budaya yang bersanding dengan pengaruh ideologi terhadap industri hiburan juga memiliki dampak terhadap pilihan gaya hidup. Budaya yang lebih populer menyebar secara global. Hal itu membawa serta trend dan cita-cita gaya tertentu melalui pengaruh ideologi yang dominan. Trend dan gaya seringkali dipromosikan melalui sebuah kebudayaan.
Akses yang lebih besar pada sebuah konten hiburan dapat memicu terjadinya transformasi kemajuan teknologi dan media sosial yang sangat besar. Internet dan sosial media menjadi contoh media penyebaran budaya global menciptakan keadaan menuju satu titik pertemuan. Mengingat kodrat manusia sebagai makhluk sosial, maka perlu ada peran dalam setiap pihak untuk membangun kebudayaan yang selaras dengan cita-cita suatu bangsanya. Membangun kebudayaan akibat perang ideologi, setiap individu dapat melakukan dengan tetap saling terhubung dan terdidik. Selain itu, tindakan dalam bentuk pemikiran kritis serta analisis suatu kebudayaan baru dan media budaya tersebut, dengan begitu maka kita dapat melihat sisi positif dan negatif budaya tersebut.
Kemajuan suatu bidang budaya tidak hanya diperankan oleh globalisasi, perang ideologi turut memberikan responnya. Nilai, keyakinan, dan tindakan masyarakat dalam bentuk norma dipertahankan untuk menunjang dunia budaya dalam segi hiburan tetap terkontrol oleh ideologi suatu bangsa. Media seperti film, televisi, dan musik menjadi gambaran ideologi bangsa tersebut yang berkembang dibangsa lain. Trend lahir dari perkembangan budaya tersebut dengan membawa cita-cita dan gaya tertentu. Korbannya dalam perang ideologi di medan budaya ini adalah sikap hedonisme dan konsumerisme masyarakat yang terus meningkat. Diharapkan masyarakat sebagai korban dalam kondisi ini, bisa membalikan keadaan melalui langkah mereka dengan tindakan berpikir kritis dalam memfilter budaya yang masuk, mempertimbangkan sisi negatif dan positif suatu kebudayaan, dan menelusuri latar suatu budaya tersebut berkembang, karena salah satu faktor budaya berkembang adalah sebagai wujud ekspansi ideologi negara kepada negara lain.
Penulis: Reni Pawestri
DAFTAR PUSTAKA
Ardia, V. (2014). Drama Korea dan budaya popular. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi,2(3).
Dua, M. (2017). Globalisasi Ekonomi, Budaya Kapitalis dan Demokrasi. Jurnal Ledalero, 12(2), 355-372.
Handiki, Y. R. P., & Indrayani, H. (2018). PERANG IDEOLOGI: MELACAK AKAR
KONFLIK DUNIA. Jurnal Studi Agama, 2(1), 62-70.
Heryanto, A. (2012). Budaya populer di indonesia. Yogyakarta: jalasut