Tim Paguyuban Rakyat Seni Universitas Singaperbangsa Karawang (Parasika) Choir berhasil meraih penghargaan bergengsi di Karangturi International Choir Competition (KICC) 2025 yang diselenggarakan oleh Sekolah Nasional Karangturi, bertempat di Gedung Teater Liem Liang Peng, Semarang, Jawa Tengah, 12-15 November 2025. Parasika berhasil mencetak prestasi dalam dua kategori perlombaan, yaitu Gold Medal di kategori lomba Folklore dan Silver Medal di kategori lomba Mixed.
Ketua pelaksana Parasika Choir, Putri Lia, menjelaskan bahwa tim ini terbentuk setelah konser internal Parasika diadakan. Adapun informasi lomba didapatkan dari pelatih. Putri mengaku sempat merasa bingung dan terkejut.
“Jadi di bulan Mei itu ada konser internal Parasika, pelatih tiba-tiba ngasih tau kalau bakalan ikut kompetisi di Semarang gitu, Karangturi International Choir Competition. Dan di situ langsung kaget banget karena tiba-tiba ikut kompetisi internasional. Terus, aku juga ditarik langsung jadi ketua pelaksananya dan aku bingung banget karena itu masih bentrok gitu latihannya sama jadwal konser internal,” jelasnya saat diwawancarai online via WhatsApp, Kamis (20/11/2025).
Putri mengungkapkan bahwa mereka mempersiapkan perlombaan ini selama kurang lebih tujuh sampai delapan bulan terhitung dari bulan Mei.
“Karena persiapannya dari bulan Mei, itu kalau dihitung sampai bulan November yang acara hari H-nya berarti ada tujuh sampai delapan bulanan buat mempersiapkan kegiatan kompetisi di Semarang ini,” tambahnya.

Potret Tim Parasika Choir saat keberangkatan ke Semarang, Senin (10/11/2025).
Dokumentasi milik Parasika.
Demi mengikuti KICC 2025, Putri, mengungkap Parasika Choir pergi langsung ke Semarang selama kurang lebih enam hari. Adapun kampus turut memberi bantuan insentif berupa dana transportasi dan penginapan. Sementara itu, dana lainnya dari keuangan tim berupa hasil danusan dan penjualan tiket konser pra kompetisi yang sempat diadakan.
“Kita mulai ada di Semarang tanggal 10 sampai 16 November karena di tanggal 11 nya itu kita ada uji coba panggung. Kalau buat dana, dari keuangan tim sih karena tim juga kan ngelakuin danusan sama ngadain konser pra-kompetisi di Aula Unsika. Paling yang dikasih dari kampus itu dana transportasi sama penginapan,” tuturnya.
Putri menjelaskan kategori kemenangan yang mereka raih. Mereka mengikuti dua kategori yaitu Folklore dan Mixed dengan detail tiap kategori yang berbeda-beda.
“Kita ikut 2 kategori aja sih, Mixed kategori sama Folklore kategori gitu. Kalo buat Mixed kita ikut di lagu-lagu luar negeri, kebetulan waktu itu kita belajar lagu dari Italia dari macem-macem negara gitu. Kalau Folklore sendiri lagu di dalam negeri. Di kategori Mixed kita ada melawan 7 universitas lain, tapi kalau di Folklore kita ngelawan 25 universitas,” jelas Putri.
Uniknya, Putri mengungkap bahwa Tim Parasika Choir terbentuk tidak hanya dari dalam anggota Parasika, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa aktif Unsika yang ingin mencoba bergabung. Namun, sayangnya hal tersebut justru berubah menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi karena ada saja anggota yang memutuskan untuk berhenti.
“Beberapa dari anak-anak yang ikut masuk ke dalam tim open recruitment ini di pertengahan mereka ada aja yang keluar dari tim gitu. Dan Itu buat aku, rasanya sangat kecewa dan bingung karena kalau misalkan beberapa orang keluar kita harus cari gantinya,” pungkas Putri.
Meskipun hal tersebut menjadi salah satu tantangan terbesar, Putri merasa lega karena mendapat bantuan dari kakak alumni dan kakak tingkat yang bersedia membantu.
“Tuhan selalu ngebantu tiap apapun yang lagi kita hadapin gitu. Jadi banyak kakak alumni atau kating-kating yang masih mau join dan bantu Parasika. Jadi ikut bareng masuk ke dalam tim ngegantiin orang-orang yang keluar dari tim,” jelas Putri.

Potret Tim Parasika Choir, Jumat (14/11/2025).
Dokumentasi milik Parasika.
Lebih lanjut, Putri merasa sangat senang dan bangga ketika Tim Parasika Choir mendapat kemenangan. Ia mengaku ini merupakan sebuah kebanggaan yang luar biasa.
“Rasanya bangga banget karena ini lombanya bareng adik-adik gitu. Bareng angkatan dua empat dan dua lima. Pengen ngucapin bangga banget dan banyak-banyak terima kasih ke orang-orang yang sudah berjuang selama delapan bulan. Jadi menurut aku bisa dapat gold medal dan nilai delapan puluh ke atas itu adalah suatu kebanggaan yang luar biasa,” tuturnya.
Putri pun berharap agar Parasika tidak merasa cukup dengan apa yang sudah didapat. Ia ingin agar tetap berusaha dan berjuang untuk mencoba hal lain yang lebih besar lagi.
“Harapannya sih semoga Parasika gak merasa cukup dengan apa yang udah didapat di perlombaan kali ini. Harapannya tetap mau buat berusaha dan berjuang tetap mau mencoba hal lainnya yang lebih besar di depan. Dan perjalanan kita tuh masih bisa lebih baik lagi gitu. Kita masih belum ke luar negeri,” tutup Putri.
(KMG, NYV, YTZ)