Kantin Belakang Unsika, Oase di Tengah Minimnya Fasilitas dan Promosi

Redaksi
Berita
01 Nov 2024
Thumbnail Artikel Kantin Belakang Unsika, Oase di Tengah Minimnya Fasilitas dan Promosi
Di tengah hiruk-pikuk aktivitas kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Kantin Belakang yang terletak di sudut kampus tetap menjadi tempat pertemuan favorit bagi sebagian mahasiswa. Suara percakapan dan tawa bergema di sela aroma makanan yang baru dimasak, menawarkan tempat beristirahat sejenak dari panasnya terik matahari. Meski bukan hanya satu-satunya, Kantin Belakang tetap menjadi pilihan beberapa mahasiswa untuk menikmati makanan ringan di sela waktu jam mata kuliah.  

Sekelompok mahasiswa sedang berbincang dan menyantap makanan di Kantin Belakang, Senin (14/10/2024).

Salah seorang Mahasiswa Unsika, Hesti, mengaku bersama teman-temannya mampir ke Kantin Belakang bukan hanya untuk makan berat, melainkan sekadar mengisi waktu pergantian kelas sambil mengunyah jajanan yang dijajakan. 

"Aku jarang ke sini untuk makan berat, paling cuma buat jajan-jajan aja," jelasnya saat diwawancarai, Senin (14/10/2024).

Bagi mahasiswa, kantin bukan hanya sekedar tempat untuk mengisi perut, tetapi juga menjadi ruang untuk berbagi cerita, berdiskusi, dan menyelesaikan tugas dalam suasana santai. Kantin Belakang Unsika telah mengukir perjalanan selama satu tahun terakhir, menjadi saksi kebersamaan dan topik-topik yang berkembang di antara para pengunjungnya. Namun, dibalik suasana yang akrab dan nyaman, kantin ini masih menyimpan sejumlah masalah, terutama terkait fasilitas yang kurang memadai.

Pintu masuk Kantin Belakang di sebelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Unsika, Senin (14/10/2024).

Kepala Pusat Bisnis Unsika (Puska), Vera Oktavia Subardja, mengaku bahwa kondisi fasilitas Kantin Belakang masih jauh dari kata layak. 

"Untuk dari fasilitas sendiri memang untuk Kantin Belakang masih belum layak. Fasilitas masih kurang, seperti tidak ada wastafel untuk cuci tangan, belum adanya toilet, dan pihak kebersihan pun belum sampai belakang," ungkapnya saat diwawancarai langsung, Jumat (18/10/2024).

Kekurangan fasilitas ini berdampak langsung pada pedagang yang mengandalkan kantin sebagai mata pencaharian. Salah satu pedagang mengaku bahwa pendapatannya menurun karena keterbatasan fasilitas, seperti kurangnya bangku dan tempat makan yang memadai. 

"Dari penghasilan bisa berkurang, kita karena nggak punya bangku, nggak punya tempat," ungkapnya saat diwawancarai, Senin (14/10/2024).

Selain itu, akses ke Kantin Belakang yang cukup tersembunyi memperparah situasi. Kurangnya tanda petunjuk arah membuat banyak mahasiswa tidak menyadari keberadaan kantin ini. 

Mahasiswa semester 3, Hafidz, memberikan saran agar ada plang penunjuk arah yang lebih jelas. 

"Buat plang di depan atau jalur masuk yang jelas supaya mahasiswa tahu kalau di Unsika ini ada kantin di belakang," tuturnya saat diwawancarai, Senin (14/10/2024).

Kondisi ini diamini oleh Mang Ono, salah seorang pedagang yang telah berjualan di Kantin Belakang selama bertahun-tahun. Ia menggambarkan kesulitan yang dihadapi para pedagang untuk menarik pelanggan. 

"Kurang rame aja. Banyak yang gak tau Kantin Belakang. ‘Kantin Belakang dimana mang? Ada emang Kantin Belakang? Saya taunya di depan aja’," katanya saat diwawancarai, Senin (14/10/2024).

Meski demikian, Kantin Belakang Unsika tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian mahasiswa yang ingin mencari suasana untuk bercanda-gurau. Namun, tanpa perhatian lebih dari pihak kampus untuk meningkatkan fasilitas dan promosi, kantin ini mungkin akan kehilangan daya tariknya waktu demi waktu dan terkalahkan oleh eksistensi Kantin Depan.

Sebagai bagian penting dari kehidupan kampus, Kantin Belakang tidak hanya menyediakan makanan, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial yang vital bagi mahasiswa. Namun, peningkatan fasilitas dan sosialisasi yang lebih baik sangat dibutuhkan agar kantin ini dapat berkembang dan memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi pengunjungnya.

(SAN, IKS, ARV) 

LPM Channel

Podcast NOL SKS