Beberapa unit ruangan sekretariat Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengalami kebocoran pada atap bangunannya. Hal tersebut terhitung dari awal tahun ini, yang awalnya atap hanya berlubang sedikit. Namun, ketika musim hujan datang, lubang tersebut semakin membesar dan memperparah keadaan ruangan sekretariat sehingga plafonnya berujung lapuk dan menyebabkan roboh. Hingga saat ini kami mendapat laporan peristiwa ini terjadi pada sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Unsika, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) dan BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Salah satu pengurus BEM Fasilkom, Haikal Syauqi Rabbani, menjelaskan, bahwa plafon sekretariatnya bocor dari sejak awal kepengurusan dia tahun ini, yang awalnya hanya berlubang kecil saja. Namun, ketika datangnya musim hujan, lubangan tersebut semakin membesar dan sehingga air hujan terus-menerus membasahi plafon. Tidak hanya itu, juga mengalami pelapukan dan menyebabkan robohnya plafon sekre.
“Kalo plafonnya ambruk sebenernya udah lumayan lama sih, dari awal kepengurusan tahun ini lah, sebenarnya sudah ambruk, tapi ga semuanya, awalnya kayak bocor kecil terus akhirnya ambruk,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Rabu (24/12/2025).

Kondisi plafon sekretariat BEM Fasilkom, Kamis (25/12/2025).
Tanggapan lain dari Ketua Umum BEM FISIP, Muhammad Abdul Jabbar, menjelaskan, bahwa sekretariatnya mengalami hal yang serupa, yaitu robohnya plafon. Pada awal atap sekretariatnya memiliki lubang kecil, tidak lama langsung diperbaiki oleh pengurus BEM FISIP. Namun, dari hasil perbaikan atap tersebut, ketika memasuki bulan November yang terus-terusan diguyur hujan, atapnya kembali berlubang dan bedanya pada kali ini lebih parah sehingga setengah ruangan plafonnya roboh.
"Sekitar bulan Mei atau Juni, awalnya gak segede ini, masih agak kecil tuh (lubangan) baja ringannya, dibenerin, udah beres, gak bocor lagi. Sempat ambruk juga tuh plafonnya, diberesin dibenerin, terus kemarin di awal November ambruk lagi lebih gede, ternyata pas diliat udah bolong itu mah, bukan lagi (lubangan) berkarat kecil-kecil," ucapnya saat diwawancarai secara langsung, Kamis (25/12/2025).
Jabbar menambahkan, bahwasannya setelah atapnya roboh, sudah tidak ada lagi kegiatan-kegiatan di sekretariat, seperti rapat-rapat organisasi, kepanitiaan, dan penyimpanan barang-barang inventaris sehingga dialihkan terlebih dahulu. Hal tersebut, karena kondisi sekre masih belum memadai untuk berkegiatan.
“Semenjak ambruk dan bocor ini, kurang lah hal-hal yang kayak gitunya, jadi obrolan-obrolan di luar rapat formal ini udah jarang, karena kan kalo di tempat luar mungkin temen-temen ada yang (terkendala) secara ekonomi. Kayak kepentingan-kepentingan ngeprint, terus rapat-rapat dadakan, itu jadi gak ada tempat, bukan gak ada tempat, yang tadinya biasanya di sekre, ini kondisinya sudah tidak manusiawi,” tambahnya.

Kondisi plafon sekretariat BEM FISIP, Kamis (25/12/2025).
Haikal juga berpendapat yang serupa, karena jika tidak ada penanganan lebih lanjut lagi pada perbaikan plafon sekretariat ini, akan mengganggu aktivitas Ormawa fakultas, seperti himpunan-himpunan, BEM, hingga BLM.
“Sekre tuh jadi tempat buat rapat, nyimpen-nyimpen inventaris, sama buat kegiatan-kegiatan di Ormawa, ya kalo ga buru-buru ditangani dan ditindaklanjuti ya bakal mengganggu sih,” ujarnya.
Jabbar mengajukan perbaikan atap roboh tersebut kepada pihak fakultas. Namun, dari pihak fakultas dialihkan kepada pihak rektorat dengan memberikan solusi yang kurang tepat, yaitu perbaikan atap sekre menggunakan uang Iuran Dana Kemahasiswaan (IDK). Menurut Jabbar, solusi tersebut tidak tepat karena keuangan IDK sudah cukup pas-pasan diperuntukan program kerja yang ada di BEM FISIP. Lalu Jabbar melapor perihal atapnya yang roboh ini kepada Presiden Mahasiswa (Presma) Unsika, tetapi hingga saat ini belum ada kelanjutannya untuk perbaikan atap tersebut.
“Akhirnya lapor, pertama secara lisan dulu ke pihak fakultas, dibilang, sok bilang dulu ke pihak keuangan. Ketika nyamperin ke pihak keuangan, bilangnya pake anggaran IDK…, coba report ke presma, kata presma, nanti di report ke warek, terus dia bilang bikin surat aja,” tambahnya.
Pada pertengahan tahun, Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) BEM Fasilkom mengajukan surat pemberitahuan dan pengajuan perbaikan kepada pihak rektorat. Namun, jawabannya tidak bisa diperbaiki karena kebijakan presiden pada awal tahun ini, terkait Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.
“Adkesma (BEM) Fasilkom dan ternyata hasilnya, yaitu pas kita lagi ngajuin ada statement bahwa lagi ada efisiensi anggaran…akhirnya perkataan dari warek, belum bisa memperbaiki itu karena kita lagi ada efisiensi anggaran. Jadi, biaya untuk pemeliharaan, pengadaan, dan perbaikan itu ditiadakan dulu,” ucap Haikal.
Jabbar berharap agar pihak rektorat lebih sering melihat-lihat terkait keadaan sekretariat Ormawa. Jabbar juga berharap adanya wadah yang menampung aspirasi perihal sarana dan prasarana sekretariat karena dia masih merasakan kebingungan ketika mau melaporkan, robohnya plafon sekretariat.
“Karena ngeliat momentum kayak gini gitu kan, di pertengahan (periode) mau ke akhir, mungkin dari pihak rektorat kayak…, sering kroscek aja…, terus juga entah Ormawa (tingkat) univ atau apapun itu ada kayak buka laporan perihal sarana dan prasarana sekre, jadi nanti tau nih kalo mau ngaduin kerusakan ini ke siapa secara jelasnya.”
(PAI, MLN)