Ironi Negeri Agraris, Impor Pangan Buat Petani Menangis
Redaksi
Opini
17 Nov 2024

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia. Negara agraris adalah istilah ditujukan kepada negara yang perekonomiannya ditopang oleh sektor pertanian dan ciri-ciri penduduknya mayoritas berprofesi sebagai petani. Namun, meskipun dikenal sebagai negara yang kaya akan komoditas pertanian, kenyataan ini tidak sebanding dengan kesejahteraan para petani di Indonesia. Hal ini sebabkan oleh kebijakan impor pangan yang terkadang mengakibatkan exces supply (situasi di mana jumlah barang yang ditawarkan lebih besar dari jumlah permintaan) yang mengakibatkan jatuhnya harga pangan di bawah harga pasar sehingga berdampak pada pendapatan petani.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kegiatan impor beras ke Indonesia periode Januari-Mei 2024 meningkat 165,27% dibandingkan periode Januari - Mei 2023. Berdasarkan data BPS, impor beras ke Indonesia periode Januari - Mei 2023 masih mencapai 854 ribu ton. Sementara pada periode Januari-Mei 2024 jumlah impor mencapai 2,2 juta ton. Hal ini menunjukan kegiatan impor pangan Indonesia dari tahun ke tahun berkembang semakin pesat.
Ada banyak faktor yang menyebabkan Indonesia seperti terjebak dalam ketergantungan impor pangan. Salah satu contohnya karena permintaan pasar yang terus meningkat seringkali tidak diimbangi oleh produktivitas hasil tani lokal. Hal ini dapat disebabkan oleh minimnya penggunaan teknologi modern yang menyebabkan hasil tani tidak optimal. Selain itu, Indonesia mulai mengalami krisis lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan industri. Namun, pemerintah seperti memilih “jalan pintas” untuk mengatasi masalah-masalah tersebut melalui impor pangan dibandingkan memberikan solusi bagi para petani untuk mengoptimalkan produk pangan domestik.
Kegiatan impor pangan yang semakin tidak terkendali akan berdampak serius pada sektor pertanian lokal. Harga produk impor yang lebih murah kerap membuat produk tani lokal kalah saing. Masyarakat mayoritas akan membeli produk impor karena harganya yang cenderung lebih terjangkau karena didukung oleh subsidi negara asal. Akibatnya, produk pertanian lokal tidak laku di pasaran, bahkan tak jarang justru petani merugi karena keuntungan yang didapat tidak menutup biaya produksi.
Petani yang memainkan peran penting dalam menjaga ketahanan pangan negara, seakan-akan selalu terpinggirkan dan tidak mendapat perhatian yang layak. Selain kerap mengalami banyak permasalahan seperti kurangnya modal, keterbatasan teknologi, dan kendala cuaca, petani juga harus dirugikan pada kebijakan impor pangan yang semena-mena.
Seharusnya impor pangan hanya dijadikan solusi sementara menanggapi lonjakan permintaan dan menjaga ketersediaan pangan, bukan sebagai solusi utama karena cepat dan praktis. Untuk melindungi keberlanjutan sektor pertanian lokal dan mendukung kesejahteraan petani Indonesia, pemerintah harus lebih memperketat regulasi impor pangan untuk melindungi keberlanjutan sektor pertanian lokal dan mendukung kesejahteraan petani di Indonesia. Hal ini penting dilakukan agar produk tani lokal tetap bersaing di pasaran sehingga petani dapat mendapatkan harga yang kayak atas hasil kerja keras mereka.
Penulis: YPD
Desainer: ATA
Daftar pustaka:
CNBC Indonesia. (2024, Juni 19). Impor beras RI meroket 165% jadi 2,2 juta ton di awal 2024. Diakses pada 9 Oktober 2024 dari
DPR RI. (2024, Agustus 8). Proyeksi impor beras 2024 bakal catat rekor sejarah, pemerintah harusnya bisa antisipasi. E-Media DPR RI. Diakses pada 9 Oktober 2024 dari