Hidupkan Minat Baca Mahasiswa, Beberapa Komunitas Aktivis Gelar Lapak Baca dan Diskusi
Redaksi
Berita
16 Sep 2024
Komunitas Saujana Bentala lakukan kolaborasi bersama Perpustakaan Punggung dan Aksi Kamisan untuk menggelar kegiatan yang bertema “Buka Lapak dan Diskusi September Hitam” di Kantin Belakang Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Rabu (11/9/2024). Kegiatan ini menghadirkan lapak baca dan diskusi terbuka untuk umum.
Komunitas Saujana Bentala dikenal sebagai komunitas berbasis literasi dan budaya dengan memiliki beberapa divisi unik yang disebut dengan "Sisir", seperti Sisir Aksara, Sisir Seni, Sisir Tanah, dan Sisir Rasa. Masing-masing divisi tersebut, memiliki fokus berbeda. Mulai dari literasi, seni, hingga pelestarian lingkungan. Komunitas Saujana Bentala berupaya untuk meningkatkan minat baca dan literasi di kalangan mahasiswa serta masyarakat umum.
Salah satu Anggota Komunitas Saujana Bentala, Naufal, menyebutkan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk menjangkau teman-teman mahasiswa yang selama ini jarang terlibat dalam kegiatan lapak baca karena lebih banyak dihadiri oleh anak-anak.
“Untuk tujuan, sebenarnya tujuan pertama kita mau nyoba akses ke teman-teman kampus atau teman-teman mahasiswa ya karena selama tragedi kita buka lapak itu kita selalu bertemu dengan anak-anak,” jelasnya saat diwawancarai langsung, Rabu (11/9/2024). Suasana para partisipan saat membaca buku saat acara berlangsung, Rabu (11/9/2024).
Target partisipan acara kolaborasi ini meliputi mahasiswa, masyarakat umum, pelajar, serta pekerja yang menyempatkan diri datang ke kampus. Koordinator Aksi Kamisan, Adit menyampaikan bahwa Komunitas Saujana Bentala dan Perpustakaan Punggung ingin memperkenalkan alternatif perpustakaan yang lebih fleksibel tanpa birokrasi rumit dalam peminjaman buku, serta mendorong mahasiswa baru untuk lebih aktif dalam literasi di lingkungan kampus.
“Dari kawan-kawan SB (Saujana Bentala) ini dari perpustakaan yang publik di luar kampus, dia mengisyaratkan bahwasanya mengundang dari luar, ya dari kalangan pelajar, itu dari teman-teman yang kerja menyempatkan ke sini, ke kampus, jadi dilihatnya kampus nggak jadi wahana eksklusif buat yang kuliah aja di sini, tapi jadi publik umum. Ayo datang ke kampus. Terus kalau Perpustakaan Punggung itu kedepannya, ya kita pengen ngeliatin bahwa khususnya mahasiswa 2024, bahwa ada alternatif perpustakaan yang nggak punya birokrasi-birokrasi dalam peminjaman buku. Nggak melulu di tempat ruangan yang ber-AC, ternyata baca itu bisa di mana aja. Tapitadi target, ya untuk teman-teman (mahasiswa angkatan) 24 yang baru mengenyam perkuliahan, target kita untuk menghidupkan literasi di ranah kampus itu lebih spesifik ke teman-teman 24,” tuturnya saat diwawancarai langsung, Rabu (11/9/2024). Suasana saat buka lapak, Rabu (11/9/2024).
Anggota komunitas Saujana Bentala, Ana menjelaskan partisipasi dalam kegiatan ini meliputi Perpustakaan Punggung, Aksi Kamisan dan mahasiswa.
“Partisipannya sendiri ada dari Saujana Bentala, Perpustakaan Punggung, Aksi Kamisan juga, dan teman-teman semua yang ikut baca juga di sini yang meramaikan lapak baca,” sebutnya saat diwawancarai langsung, Rabu (11/9/2024).
Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan angkatan 2022, Jonathan Alberto yang menjadi salah satu peserta mengaku bahwa acara tersebut tidak hanya dapat meningkatkan literasi saja, tetapi juga berfungsi sebagai sarana penyembuhan.
"Acara ini untuk lapak-an sendiri itu juga seru karena di sini tadi disediakan tempat, wadah untuk meningkatkan minat literasi kita. Karena ya kita tahu literasi warga Indonesia itu gimana, sekarang udah menurun segala macem, dan bagusnya (di sini) menyediakan tempat untuk kita meningkatkan literasi kita lagi. Jadi, kalau misalkan jenuh dengan kegiatan sosial media kita atau jenuh dengan tugas-tugas mungkin di sini kayak tempat healing-nya yang baik gitu sih," ungkapnya saat diwawancarai langsung, Rabu (11/9/2024). Potret sekumpulan buku yang tersedia saat kegiatan tersebut, Rabu (11/9/2024).
Adit mengutarakan harapannya agar mahasiswa maupun masyarakat umum yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mendapatkan pengalaman baru yang memperkaya pengetahuan mereka, terutama untuk menunjang materi perkuliahan.
“Harapan yang pertama dalam artian sempit bahwasanya temen-temen, mau di mahasiswa atau di luar mahasiswa itu bisa menerjemahkan apa yang mereka baca dari buku-buku yang kita hadirkan secara gratis dan cuma-cuma. Dari situ, mereka bisa punya experience baru untuk menambah bagaimana pengetahuan mereka di dalam kelas-kelas yang dimaksud ya perkuliahan normatif ini ya. Dari sana mereka bisa dapat referensi baru yang nggak melulu dari kampus gitu. Dari luar pun ikut menyumbang dan ini model experience.”
Jonathan juga berharap semoga kegiatan seperti ini bisa lebih konsisten diadakan dan menjadi alternatif untuk meningkatkan minat baca di kalangan mahasiswa.
"Semoga punggung (Perpustakaan Punggung) bisa lebih konsisten lagi dalam setiap kegiatannya, karena yang ditakutkan kayak apa yang sudah-sudah redup terus nggak ada kabar, terus kurangnya ada regenerasi-regenerasi lagi. Jadi, kayak tidak jalan lagi gitu kan, bisa dibilang aku pengennya, berharap konsisten aja sih kayak pernah di semester sebelumnya lapak-an tiap minggu dan gak harus ada kolaborasi dulu baru bisa jalan, biasanya sendiri itu juga udah kuat," pungkasnya.