Hari Nelayan Nasional: Laut Kaya, tetapi Nelayan Merana

Redaksi
Opini
06 Apr 2025
Thumbnail Artikel Hari Nelayan Nasional: Laut Kaya, tetapi Nelayan Merana
Hari Nelayan Nasional, yang diperingati setiap 6 April, merupakan momen penting untuk merenungkan kondisi dan kesejahteraan para nelayan di Indonesia. Pejuang laut yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional melalui sektor perikanan. Meski Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan kekayaan laut yang melimpah, banyak nelayan justru hidup dalam ketidakpastian ekonomi dan sosial.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 62% wilayah berupa lautan. Seharusnya Indonesia menjadikan sektor kelautan sebagai ujung tombak pembangunan. Namun, ironisnya nelayan kecil—yang jumlahnya mencapai lebih dari 90% dari total nelayan di Indonesia—justru menjadi kelompok paling termarjinalkan dalam pengelolaan sumber daya laut (WRI Indonesia, 2022).

Subsidi perikanan pun tidak banyak membantu. Data KORAL (2024) mencatat bahwa sebagian besar subsidi justru dinikmati oleh pelaku industri skala besar. Sementara itu, nelayan kecil kesulitan mengakses bantuan karena birokrasi yang rumit dan tidak merata, padahal subsidi dengan tepat sasaran dapat menjadi kunci meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kondisi semakin memburuk dengan adanya krisis iklim dan pencemaran laut. Media Pijar mencatat bahwa nelayan kini harus menghadapi cuaca ekstrem yang tidak menentu sehingga membuat aktivitas melaut menjadi berisiko. Selain itu, sampah laut yang kian menumpuk merusak alat tangkap dan menurunkan produktivitas. Hal ini, menunjukkan bahwa upaya konservasi laut dan pengelolaan sampah menjadi bagian penting dalam agenda kesejahteraan nelayan.

Dalam konteks ini, Hari Nelayan Nasional harus menjadi titik tolak untuk membangun sistem yang lebih adil dan berkelanjutan. Pemerintah bersama pemangku kepentingan perlu menyediakan akses yang lebih luas terhadap permodalan, asuransi, teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bagi nelayan. Selain itu, perlu ada langkah konkret untuk mengatasi eksploitasi dan memperkuat perlindungan hukum bagi para pekerja laut.

Pentingnya subsidi perikanan yang tepat sasaran, bukan hanya untuk menurunkan biaya produksi, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing nelayan kecil di pasar. Inovasi dalam pengolahan hasil tangkapan serta diversifikasi mata pencaharian juga bisa menjadi strategi jangka panjang untuk menciptakan ketahanan ekonomi nelayan.

Akhirnya, kesejahteraan nelayan tidak hanya bicara soal ekonomi, tetapi juga menyangkut martabat, budaya, dan harapan masyarakat pesisir. Diperlukan komitmen kolektif untuk menghargai kerja keras para nelayan dan memastikan mereka mendapatkan perlindungan serta dukungan yang layak.

Hari Nelayan Nasional adalah saat yang tepat untuk tidak hanya berkata “terima kasih”. Namun, juga bertindak nyata bagi mereka yang setiap hari mempertaruhkan nyawa demi menghidupi bangsa ini dari lautan.


Sumber:
WRI Indonesia. (2022, Juni 27). Nelayan kecil masih terpinggirkan: Pengelolaan laut harus diperbaiki demi mendukung ekonomi. https://wri-indonesia.org/id/wawasan/nelayan-kecil-masih-terpinggirkan-pengelolaan-laut-harus-diperbaiki-demi-mendukung-ekonomi

KORAL. (2024, April 5). Hari Nelayan Nasional: Mendorong Kesadaran tentang Subsidi Perikanan dan Kesejahteraan Nelayan Kecil. Diakses dari https://koral.info/id/hari-nelayan-nasional-mendorong-kesadaran-tentang-subsidi-perikanan-dan-kesejahteraan-nelayan-kecil/

Media Pijar. (2023, April 7). Hari Nelayan Nasional: Kesejahteraan dan Tradisi Para Pejuang Laut. Diakses dari https://mediapijar.com/2023/04/hari-nelayan-nasional-kesejahteraan-dan-tradisi-para-pejuang-laut/

Nuning, S. (2024, Maret 19). Terimakasih Sunyi dari Lautan: Catatan Kritis di Hari Nelayan Nasional. Kompasiana. Diakses dari https://www.kompasiana.com/nuningsapta1219/67f10eb3ed6415186c6df4a4/terimakasih-sunyi-dari-lautan-catatan-kritis-di-hari-nelayan-nasional 


Penulis: SNL
Desainer: Lurry Puspa Kinasih

LPM Channel

Podcast NOL SKS