Deretan Kecil Persoalan di Unsika, Rektor Baru Tanggapi dan Beri Solusi
Redaksi
Berita
06 Jun 2023

Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) telah menetapkan rektor baru periode 2023-2027 melalui rapat senat secara tertutup. Kini kursi kosong itu sudah diisi dengan Rektor bernama Ade Maman Suherman. Tak bisa dipungkiri, Unsika memiliki berbagai permasalahan yang harus segera dibenahi. Rektor sebagai pemimpin harus bergerak mengatasi persoalan-persoalan yang ada di Unsika dengan visi-misi dan program kerja yang progresif.
Permasalahan yang ada di Unsika salah satunya terkait sarana dan prasarana serta fasilitas. Permasalahan yang perlu ditangani di antaranya kondisi jalan yang berlubang, lantai gedung G5 (0119), tepatnya di lantai 4 tidak memenuhi standar yang layak dan Gedung Pusat Bisnis Unsika (Puska) yang mengalami ketidakjelasan mengenai penggunaan yang tepat. Permasalahan tersebut dapat mengganggu intensitas pembelajaran, terutama terkait dengan fasilitas seperti jalan berlubang, akan segera diatasi melalui penganggaran yang akan diidentifikasi oleh bagian rumah tangga dan perlengkapan.
"Menurut saya jika permasalahan sudah mengganggu intensitas pembelajaran apapun intensitasnya, dan permasalahan tersebut adalah wajah dari kampus karena terkait sarana prasarana. Kaya jalan berlubang ya ditutup dengan cara penganggaran dan nanti akan diidentifikasi dari bagian rumah tangga dan perlengkapan. Mungkin itu tidak signifikan namun hal tersebut sebagai wajah dan hal yang diinterpretasikan terhadap lembaga kita, jangan sampai ada hal-hal yang kaya lampung dan sebagainya. berharap seluruh warga kampus harus lebih berhati-hati. Solusi nanti akan dianggarkan," tanggap Ade Maman Suherman, saat diwawancarai langsung di Gedung Opon Sopandji (0101) pada Senin, (29/05/2023).
Adapun permasalahan lainnya yaitu terkait mahasiswa baru atas kekecewaannya terhadap ketidakelastisan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Menanggapi hal tersebut Ade Maman berupaya untuk melakukan peninjauan ulang terhadap besaran UKT dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan hidup dan kenaikan harga barang, serta akan dilakukan penyesuaian kembali terhadap UKT. "Saya kira UKT itu adalah sebuah produk yang sudah ditetapkan oleh pimpinan sebelumnya dengan level-level yang berbeda, setiap fakultas juga memiliki perbedaan akan hal itu dengan yang lainnya. Namun kalo di sana Unsoed ada level yang mulai dari 0 rupiah dan seterusnya. Kalo UKT sudah ditetapkan dengan keputusan rektor, namun ada keringanan UKT. Jika memiliki data yang memenuhi untuk pengurangan UKT maka bisa untuk pengurangan UKT, ya, karena saya juga dari orang tua guru SD anaknya 9 hingga bapak saya jualan kayu dan suluh untuk pabrik kecap," ungkapnya.
"Saya kira kalo dihitung indeks sekarang dengan harga-harga itu semakin naik, UKT di Unsoed sudah lama gak di-update, namun saya belum tahu di Unsika ini berapa pertama kali menetapkan UKT, tahun berapa dengan menyesuaikan kenaikan harga dan kebutuhan-kebutuhan dan benchmarking dengan tempat lain. Jika di kita sudah UKT yang relatif rendah dari yang lain atau terjangkau, berarti kita sudah bersedia untuk memaksimalkan apa yang kita punya, yang bisa kita gali. Kalo misalnya minta terus untuk diturunkan, maka akan ada banyak problem juga untuk operasional. Tetapi saya tidak berpandangan bahwa UKT satunya, bisa BOPTN, IBA, asal kita dapat kreatif dalam pengelolaan. Nanti akan dilihat pengelolaan IPI dan lainnya, yaitu permasalahannya dari pengelolaan keuangan UKT dan yang lain termasuk transparansi," tambahnya.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada di Unsika, Ade Maman memberikan solusi melalui program yang akan difokuskan pada pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan melalui penerapan sistem remunerasi dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi dosen, karyawan, dan tenaga kependidikan. Di bidang akademik, akan ada dorongan untuk meningkatkan reputasi dan akreditasi program studi dengan menambah jumlah guru besar dan mendukung para doktor yang ingin melanjutkan pendidikan. Selanjutnya, Unsika akan difokuskan pada internasionalisasi, mengingat letak strategisnya dengan melakukan kolaborasi dengan pihak luar agar Unsika diakui sebagai institusi dengan reputasi dan kualitas internasional.
"Saya lihat skala prioritas di Unsika ini adalah dari tata kelola baik SDM maupun keuangan, jadi saya ingin menerapkan sistem remunerasi, karena remunerasi itu merupakan konsekuensi dari PT sehingga akan menciptakan kesejahteraan untuk dosen, karyawan, tendik (tenaga pendidik) itu ada. Kemudian, akademis saya ingin mendorong meningkatkan reputasi dan akreditasi prodi itu SDMnya, contohnya dosen dengan menambah guru besar, menambah doktor-doktor yang mungkin ingin sekolah dan sebagainya, dan hal itu adalah program yang harus diseriusi dalam waktu secepatnya. Kemudian internasionalisasi, karena Unsika memiliki letak yang strategis, nah kita harus mendunia karena dekat dengan ibu kota, saya juga sudah menghubungi dan berkolaborasi dengan partner-partner di luar negeri. Kemudian kita ingin Unsika dipandang sebagai perguruan tinggi dengan reputasi dan kalibrasi secara internasional," ujarnya.
Salah satu mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2023, Izfahany Mahesa menawarkan aspirasinya kepada rektor baru Unsika agar memaksimalkan fungsi infrastruktur dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Unsika. "Memaksimalkan fungsi infrastruktur yang telah ada dan yang sedang dibangun, kemudian segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang sudah ada lebih dulu di Unsika seperti bagaimana menindak area Unsika bagian belakang yang saat ini terbengkalai tanpa tindak lanjut yang jelas serta membenahi kebijakan-kebijakan lama yang bernilai tidak efisien," ujarnya saat diwawancara via WhatsApp, pada (31/05/2023).
Izfahany turut menyampaikan harapannya kepada rektor baru Unsika, ia berharap semoga rektor baru dapat mewujudkan visi misinya. "Harapan saya, tentunya sebagai mahasiswa. Semoga rektor terpilih dapat benar-benar berupaya untuk mewujudkan visi misi serta mewujudkan apa yang telah menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh civitas saat pemaparan visi misi yang tentunya merupakan satu bentuk kekhawatiran Unsika yang membutuhkan solusi pemecahan masalah," harapnya.
Selain Izfahany, Ade Maman juga memiliki harapan agar Unsika lebih maju dan sukses di masa yang akan datang dengan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. "Harapannya Unsika dapat lebih maju, lebih sukses di masa yang akan datang dengan memperbaiki yang perlu diperbaiki dan meningkatkan dengan 3 hal itu yang saya fokuskan."
(IDN, DNL)