Cerita Milenial Karawang Terjangkit ‘Sindrom’ Pasca-Konser

Redaksi
Artikel
16 Sep 2023
Thumbnail Artikel Cerita Milenial Karawang Terjangkit ‘Sindrom’ Pasca-Konser
Karawang – Fenomena Post Concert Depression (PCD) semakin menjadi perhatian serius di  kalangan pecinta musik. Sindrom PCD muncul, setelah mengalami euforia dan kegembiraan saat  menghadiri konser musik yang ditunggu-tunggu.  

PCD pun mulai menjangkit milenial Karawang. Margaretha Dwi pernah mengalami PCD. Dwi  merasakan PCD ketika selesai menonton konser group music (boy band) asal Korea Selatan,  Seventeen akhir tahun lalu di Jakarta. Saat menonton konser, Dwi begitu takjub. Maklum itu  pengalaman nonton konser perdananya selama ini. 

"Suasana konser, pastinya itu kan musik semua ya dan itu bener-bener ngeliat mereka (Seventeen) nyanyi dan rasanya tuh suasananya yang pastinya keren lah. Pokoknya ngeliat konser mereka tuh keren banget dan takjub bisa sebagus itu,” cerita Dwi kepada Tim Redaksi Ilmu  Komunikasi, FISIP Unsika, Kamis (15/06/2023).

Sebelumnya ia hanya menyaksikan penampilan idolanya melalui layar kaca dan media sosial  seperti Youtube, Instagram hingga Tiktok. Karena itu, ketika bisa melihat idolanya secara langsung,  membuat Dwi mengalami rasa senang berlebih. 

Apalagi kata Dwi untuk mendapatkan tiket konser tersebut tidaklah mudah. Pasalnya dia bersaing  dengan seluruh fans di Indonesia maupun Luar Negeri. Setelah mendapat tiket, Dwi melakukan  berbagai macam persiapan untuk menyambut konser. Mulai dari membeli pakaian, tas dan sepatu  baru yang akan ia gunakan saat konser. 

Saat konser berlangsung, Dwi bertemu dengan banyak orang baru yang memiliki kesamaan idola.  Dia juga merasakan gelegar musik di lokasi konser. Suasana yang sebelumnya belum pernah  dirasakannya. 

Selama dua jam konser berlangsung, Dwi banyak merasakan hal baru. Efeknya, ketika konser  selesai, gejala PCD mulai muncul. “Tiba-tiba mikir, hah, kok udah sih hanya segini aja,” katanya. 


Sumber: Hasil Wawancara Dwi (Pengidap PCD)

Kejadian yang dialami Dwi, selaras dengan salah satu penelitian yang berjudul “ARMY's Post concert depression as A clinical Phenomenon.” Penelitian ini dilakukan dengan survei terhadap 41 responden fans grup music Korea Selatan, BTS.  

Hasilnya, 90,2 persen penonton merasakan kebahagiaan dan euforia saat konser, tetapi mereka  merasa sedih ketika konser berakhir dan harus kembali ke kehidupan nyata. Dalam survei tersebut  juga ditemukan, sebanyak 63 persen penonton konser tidak bisa melupakan suasana konser, dan  56 persen penonton lainnya merasakan cemas dan sedih karena berpisah dengan idola yang  mereka sukai.
Survei tadi menunjukkan bahwa semua penonton konser biasanya merasakan pengaruh negatif  usai konser selesai. Sekitar 31 persen merasakan pengaruh negatif itu setiap hari, sedangkan 37  persen lainnya merasakan pengaruh negatif itu satu sampai dua kali dalam seminggu.  


Sumber: Hasil Survei Penelitian yang Berjudul “ARMY's Post concert depression as A clinical Phenomenon”.

Meski riskan mengidap PCD, tetapi menurut hasil survei tersebut, penonton konser bisa melewati  PCD secara perlahan. Butuh waktu untuk mulai terbiasa lagi dengan kehidupan nyata yang  mereka harus jalani. "Aku mengatasi PCD sebenarnya seiring berjalannya waktu aja. Berhenti  nonton video fancam dan mencoba buat melupakan," Dwi menambahkan. 

Pakar psikologi dari Universitas Buana Perjuangan Karawang, Holy Greata N Singadimedja, S.Psi.,  M.Psi. mengatakan PCD merupakan fenomena psikologis di mana seseorang mengalami perasaan  sedih, hampa, dan kehilangan motivasi hidup setelah mengalami momen bahagia. Salah satunya seperti menonton konser yang telah lama ditunggu-tunggu. 

“Sesungguhnya Post Concert Depression bukan hanya karena momen konser tetapi pada semua  momen bahagia yang telah ditunggu-tunggu dalam waktu lama jadi ada perasaan sedih, hampa,  kosong, hilang motivasi hidup setelah kejadian itu selesai,” ujar Holy kepada Tim Redaksi, Jum'at (26/05/2023).  

Holy menganalogikan PCD seperti efek pemakaian narkoba. Menurutnya efek dari konser  memaksa tubuh melepaskan hormon bahagia sebanyak-banyaknya. “Kemudian saat efek narkoba  tersebut habis maka timbul rasa hampa,” katanya. 

Menurut Holy, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami PCD setelah  menonton konser. Pertama, ekspektasi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kenyataan  dapat menimbulkan perasaan kekecewaan dan sedih. 

“Menonton konser itu pasti sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Karena sudah direncanakan  jadi orang tersebut memiliki imajinasi dan ekpektasi tentang hari itu. Jadi, post concert  depression dapat terjadi karena ekpektasi tidak terpenuhi atau tidak sesuai,“ ujar Holy. 

Kedua, perasaan hampa dan kosong bisa muncul akibat terlalu tingginya euforia selama konser  yang kemudian berakhir dengan keheningan. “Dan apabila sesuai harapan atau ekspektasi pun  post concert depression dapat terjadi karena euphoria yang berlebihan dan terjadi keheningan  saat selesai konser yang membuat seseorang merasa hampa dan kosong,“ ujarnya. 

Holy menjelaskan, PCD tidak hanya terjadi sesaat setelah konser tetapi berlangsung beberapa  hari setelah konser. Karena mereka masih merasakan dampak dari konser tersebut. Seperti saat  mereka sedang sendiri sering kepikiran suasana konser dan ingin kembali mengulang momen  tersebut. 

PCD, sambungnya, bisa berdampak mengganggu kehidupan sehari-hari karena membuat pikiran  jadi tidak fokus dan hanya memikirkan konser tersebut. “Bahkan membuatnya menangis karena  ingin kembali dan mengulang suasana tersebut,” katanya.


Sumber : Hasil Wawancara Holy (Psikolog)

Untuk mengatasi PCD, kata Holy, individu dapat mencari kesibukan dan terlibat dalam kegiatan yang positif untuk mengalihkan perhatian dari perasaan sedih. Di samping itu, seseorang yang  baru nonton konser idolanya bisa menjaga kesehatan fisik dan emosional. 

Berbagi pengalaman dengan teman atau komunitas penggemar juga bisa menjadi alternatif untuk  mendapat dukungan sosial, membantu mengatasi PCD. “Kalau pemulihan biasanya dengan cara  mencari kesibukan dan banyak kegiatan sehingga tidak lagi memikirkan konser tersebut,” tutup  Holy. 

Penulis: Melsy Aggreani, Sabrina Putri, dan Shelina Sasti. 

LPM Channel

Podcast NOL SKS