Bawa Nama Unsika dan Karawang: Parasika Sukses Gaet Mendali Emas di Kompetisi Taraf Internasional

Redaksi
Berita
15 Sep 2024
Thumbnail Artikel Bawa Nama Unsika dan Karawang: Parasika Sukses Gaet Mendali Emas di Kompetisi Taraf Internasional
Tim Paduan Suara dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paguyuban Rakyat Seni Unsika (Parasika) berhasil meraih medali emas pada gelaran kompetisi Penabur International Choir Festival (PICF) di Sekolah Internasional Penabur, Sabtu (14/9/2024). 

PICF merupakan kompetisi paduan suara bertaraf internasional yang sudah diadakan sejak tahun 2013. Kompetisi yang diadakan 2 tahun sekali tersebut, sudah diselenggarakan ke-6 terhitung hingga tahun 2024. PICF kali ini diikuti oleh 126 tim paduan suara dengan 15 kategori berbeda di dalamnya dan Tim Paduan Suara Parasika tergabung dalam kategori Mix Youth Choir Level (A) dengan jumlah 7 tim yang terdapat pada kategori tersebut.

Pelatih Tim Paduan Suara Parasika, Arief Rahman Shaleh, menjelaskan bahwa PICF diselenggarakan oleh Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur dan dihadiri oleh juri yang kompeten dan peserta dari mancanegara. 

“Kompetisi ini diselenggarakan oleh BPK Penabur Jakarta, Kelapa Gading. PICF selalu menghadirkan juri² yang berkompeten dan expert di bidang choral singing. Negara² di Asia Tenggara seperti Singapura, Filipina, Malaysia maupun negara di luar Asia turut andil menjadi peserta pada kompetisi ini,” ujar Arief saat diwawancara via WhatsApp, Minggu (15/9/2024).

Penampilan Tim Paduan Suara Unsika, Kamis (12/9/2024)

Peserta dari dalam maupun luar negeri yang mengikuti kompetisi tersebut, saling bersaing untuk meraih medali perunggu, silver, hingga emas dengan penilaian standar internasional.  

“Perlombaan ini berstandar internasional, maka dari itu penilaiannya dilakukan dengan standar internasional, yaitu setiap peserta akan memperebutkan medali kejuaraan mulai dari Bronze, Silver dan Gold. Setiap peserta akan mendapatkan predikat sesuai dengan kualitas dari kelompok paduan suaranya,” jelas Arief. 

Penilaian untuk memenangkan medali ditetapkan dengan penilaian dari para juri yang turut menilai penampilan tim paduan suara dengan rentang nilai 60.00-69.99 mendapatkan medali perunggu, 70.00-79.99 mendapatkan medali silver, dan 80.00-100.00 mendapatkan medali emas. Sementara, Tim Paduan Suara Unsika meraih nilai 82.33 sehingga ditetapkan mendapat medali emas di PICF.

Tim Paduan Suara Unsika, Kamis (12/9/2024)

Ketua Umum Parasika, Siti Aisyah, juga salah satu anggota tim paduan suara menceritakan persiapan dan kendala dalam menuju panggung bertaraf internasional yang diselenggarakan Penabur.

“Persiapan dari pertengahan bulan Juni, sama kayak lomba-lomba sebelumnya. Kalo kendala dana ya agak berat sampe kalo misal memperhatikan, tiap Sore ada anak-anak Parasika yang jualan risol. Terus, selain keterbatasan dana tempat latihan juga masih problematikanya tiap kita ikut lomba pasti tempat latihan jadi salah satu list, karena di Unsika (Universitas Singaperbangsa Karawang) itu belum ada student center yang mumpuni, walaupun kayak ada aula, aula tuh bukan tempat yang bisa kita pakai secara rutin kan ya dan perlu mengajukan juga. Makanya gitu, kita kalo latihan paling di pelataran belakang Gedung Opon atau ya di Fasilkom (Fakultas Ilmu Komputer), bahkan kadang-kadang pernah sampai di tempat-tempat yang ga expect waktu itu di depan aula, di depan aula FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) lah ya nomaden,” jelas Aisyah saat diwawancarai via WhatsApp, Minggu (15/9/2024).

Tidak hanya Aisyah, Arief menceritakan kesulitan dan kendala saat menangani Tim Paduan Suara Unsika dari masa pembentukan tim hingga menyatukan pengetahuan dan pemahaman anggota paduan suara. 

“Tentunya banyak sekali ya tantangan dan cobaan yang tim ini hadapi, mulai dari pembentukan tim dari anggota tim yang mengalami bongkar pasang untuk komposisi suara ambitusnya, serta menyesuaikan kebutuhan akan anggota tim untuk bisa mendapatkan balancing dan harmoni yang baik. Selain itu, di samping saya mengajarkan teknik vokal yang baik untuk paduan suara, juga harus menyeimbangkannya dengan pengetahuan bermusik (musikalitas) dari setiap individu di tim, dimana tidak semua anggota memang sudah paham tentang seni bermusik. Hingga akhirnya, semua anggota setara pengetahuan nya dan terbiasa bernyanyi dalam satu tim sebagai paduan suara untuk tim kompetisi.”

Arief membeberkan kesannya kepada Tim Paduan Suara Unsika yang mewakili Unsika di kancah internasional yang dapat mengharumkan nama Almamater Unsika.

“Saya sangat bangga dapat membersamai teman-teman dari Parasika Choir sebagai pelatih dalam kompetisi Internasional PICF 2024. Usaha dan doa yang telah dilakukan bersama kurang lebih selama 3 bulan ini, sesuai dengan harapan saya yaitu dapat membawa tim ini meraih Gold Medal, agar dapat mengharumkan nama Almamater Unsika dan Kabupaten Karawang di kancah Internasional. Bukan hal mudah bagi kami untuk berjuang dan bersaing dengan kompetitor-kompetitor hebat di luar sana, terutama dengan paduan suara mahasiswa yang ada di Indonesia. Terlepas dari hal itu, saya sangat senang karena solidaritas dan kekompakan kami, akhirnya kami bisa meraih impian kami,” beber Arief.

Selain itu, Aisyah juga membagikan kesannya saat pertama kali mengikuti lomba bertaraf internasional dan merasa tersirap saat tampil di atas panggung. 

"Kesannya pas lomba parah deg-degan banget, karena ini jujur perlombaan pertama kita di kancah internasional dan tadi lawan-lawannya yang kita tau kayak wah biasanya lihat di YouTube doang tapi kali ini jadi saingan kita di perlombaan dan ngeliat itu ada rasa ga PD (Percaya Diri) juga gitu, karena kita merasa belum berpengalaman gitu buat bersanding dengan mereka di panggung kompetisi," ujar Aisyah.

Arief juga menambahkan harapannya atas raihan yang didapatkan oleh Tim Paduan Suara Unsika.

“Semoga setelah rasa syukur ini kami semua dapat berterima kasih dengan terus berkarya melalui musik paduan suara, menghidupkan jiwa kepemimpinan dan solidaritas sebagai mahasiswa dan tentunya menumbuhkan rasa nasionalisme dengan mencintai budaya Nusantara,” tutupnya.

Aisyah menuturkan harapan kepada pihak terkait untuk memberikan fasilitas kepada UKM atau Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang ingin membawa nama Unsika agar lebih nyaman dan baik.

"Harapannya, aku berharap kalau misal kita berkegiatan bukan cuman buat Parasika sih buat semuanya UKM manapun atau Ormawa manapun yang berkegiatan demi kampus gitu ya bawa nama kampus, bisa diberikan fasilitas yang mumpuni gitu, ya seminimalnya tempat latihan yang ga pelataran banget itu sih. Kita kayak ya berharap kalau berkegiatan tuh ga harus sampe masuk angin dulu gitu dan diberikan tempat yang nyaman, karena ya itu yang sudah disebutkan kita pun berkompetisi bukan bawa nama pribadi bukan hanya bawa nama Parasika aja gitu. Tapi kita pun membawa nama Unsika gitu dan ini demi Unsika. Jadi, aku berharap kedepannya kalau ada kegiatan apapun, ya kita bisa mendapat fasilitas yang lebih nyaman dan lebih baik.”

(DNL, WDR)

LPM Channel

Podcast NOL SKS