Aliansi Mahasiswa Unsika Unjuk Gigi Lakukan Aksi, Buntut Masalah yang Tak Kunjung Usai
Redaksi
Berita
20 Jul 2023
Berawal dari kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) merasa keberatan karena dinilai terlalu tinggi. Hal tersebut menjadi pembahasan seluruh mahasiswa Unsika hingga merembet ke fasilitas umum, transparansi keuangan, dan tenaga pendidik.
Polemik ini menjadi bahan aksi mahasiswa Unsika pada, Senin (17/07/2023). Aksi ini dilaksanakan di depan Gedung 0101 dan diikuti para mahasiswa dari berbagai fakultas yang dijaga ketat sejumlah satuan pengamanan (Satpam) kampus.
Staf Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Kemahasiswaan, dan Alumni, Adhitya Rinaldi Irawan menanggapi bahwa aksi ini merupakan bentuk komitmen dari mahasiswa yang peduli dengan kemajuan civitas Unsika.
“Sebagai wujud dan komitmennya teman-teman mahasiswa yang berarti sangat begitu peduli dengan kemajuan civitas artinya semua pergerakan, capaian, lalu semua perolehan dan semua yang ada di kampus Unsika sudah menjadi perhatian mahasiswa,” ucapnya, Senin (17/07/2023).
Sebelum diadakan aksi ini, telah dilakukan dua kali rapat rakyat oleh BEM Unsika bersama aliansi mahasiswa pada, Sabtu (08/07/2023). Rapat rakyat yang dilaksanakan di Lapangan Basket Unsika ini membahas kesepakatan untuk melakukan aksi, kemudian juga membahas isu terkait nominal dan transparansi UKT maupun IPI, sarana dan prasarana, sistem informasi, dan isu lainnya yang merupakan isu turunan dari tahun sebelumnya.
Sedangkan, rapat rakyat kedua membahas persiapan untuk teknis aksi ini, Jumat (14/07/2023). Dimulai dengan pembentukan penanggung jawab serta unsur lainnya, seperti koordinator lapangan (Korlap), binlat, orator, dan negosiator hingga kelengkapan aksi lainnya.
Sementara itu, sebelum diadakannya aksi ini memanglah tidak ada audiensi yang dilakukan antara mahasiswa dengan pihak rektorat.Ketua BEM Unsika, Reynaldi Firmansyah Purba mengungkapkan bahwa memang tidak ada audiensi terlebih dahulu karena isu yang dibawa merupakan isu tahunan.
“Sebetulnya etisnya memang audiensi dulu baru tahap aksi. Cuma ketika ada rapat ketua BEM, ya, mereka pengen langsung aksi karena isu yang kita bawakan memang isu tahunan, artinya kan sudah bertahun-tahun isu ini sudah ada. Fasilitas gedung Fasilkom juga udah berapa tahun, terus kantin belum selesai-selesai, artinya ini ada kelalaian ataupun ketidak mampuan dari rektorat Unsika untuk menyelesaikan. Makanya kita ingin langsung aksi,” jelasnya pada, Jumat (14/07/2023).
Sementara itu, Staf Khusus Kementerian Kajian dan Aksi Strategis BEM Unsika, Rajifiar Barqah, juga turut menanggapi bahwa tidak adanya audiensi dikarenakan sudah tidak ada kepercayaan bahkan berkaca pada audiensi sebelumnya pun tidak menemukan hasil.
“Alasan BEM langsung melakukan aksi tanpa audiensi karena melihat dari sebelum-sebelumnya audiensi tentang UKT maba (mahasiswa baru) yang terlalu besar dan sebagainya. Kita nggak menemukan titik hasil. Keputusan itu ada di rapat Ketua BEM tuh kita sepakat nggak ada audiensi karena kita gak percaya audiensi, ada audiensi itu pas aksi tersebut secara terbuka, semua bisa menonton dan semua mengekspresikan pendapatnya kepada rektor tersebut dengan catatan sesuai dengan tuntutan yang ada di kajian kita,” ungkapnya pada Jumat (14/07/2023).
Dengan demikian, terjadilah aksi dari para mahasiswa yang membawa beberapa tuntutan. Berikut deretan tuntutannya:
1. Melakukan evaluasi terhadap nominal UKT dan IPI mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang;
2. Memberikan transparansi pengalokasian anggaran UKT dan IPI serta memberikan transparansi penyaringan UKT/IPI/BEASISWA di Universitas Singaperbangsa Karawang;
3. Melakukan pembaruan dan perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan Universitas Singaperbangsa Karawang;
4. Memberikan sanksi disiplin kepada dosen yang melanggar Peraturan Rektor No. 20 Tahun 2022;
5. Melakukan sidang kode etik permasalahan DAS setelah menerima laporan dari BEM FT Universitas Singaperbangsa Karawang;
6. Menambahkan jumlah dosen S3 dan guru besar di Unsika;
7. Memberikan transparansi Analisa Dampak Lingkungan pembangunan gedung Universitas Singaperbangsa Karawang II;
8. Memperbaiki sistem informasi dan sistem pembayaran atau mengganti sistem yang digunakan dengan sistem yang lebih baik.
Pada pukul 09.00 WIB, para mahasiswa mulai melakukan beberapa orasi untuk menyampaikan aspirasi sembari menunggu tanggapan dari pihak kampus, khususnya Rektor Unsika, Ade Maman Suherman.
Namun, para mahasiswa melakukan aksi dengan semakin membara. Mereka juga membakar ban bekas lantaran rektor Unsika tak tampak ketika para mahasiswa itu meminta audiensi.Mahasiswa Membakar Ban Bekas saat Aksi di Depan Gedung 0101, Senin (17/07/2023) Selang beberapa menit, akhirnya pihak kampus menerima permintaan audiensi dari para mahasiswa. Situasi pun kembali aman dan proses audiensi berjalan sebagaimana mestinya. Dilihat dari dialog yang disampaikan oleh perwakilan dari masing-masing fakultas kemudian ditanggapi dengan jawaban dari rektorat.Rektor Unsika beserta Jajarannya Menemui Mahasiswa untuk Melakukan Audiensi di Halaman Gedung 0101, Senin (17/07/2023) Namun audiensi antara para mahasiswa dan pihak rektorat tidak berakhir dengan mulus, rektor menolak untuk menandatangani surat kesepakatan tuntutan yang dibawa oleh para mahasiswa dan memilih untuk kembali masuk ke dalam gedung 0101. Hal itu membuat para mahasiswa kembali memanas, situasi yang tadinya sudah meredam, kembali kisruh akibat penolakan dari rektor itu.
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya dilakukan audiensi kembali di dalam ruangan antara rektor, Ketua Umum BEM Unsika dan Perwakilan BEM dari tiap-tiap fakultas. Hingga akhirnya dari beberapa tuntutan yang diajukan para mahasiswa mendapat persetujuan tanda tangan kesepakatan oleh rektor. Namun dengan beberapa syarat tambahan.
Audiensi Mahasiswa dengan Pihak Rektorat di Dalam Gedung 0101, Senin (17/07/2023) "Kemudian pas kita audiensi di atas, ya, beliau mau tanda tangan dengan syarat poin nomor 5 tadi direvisi lagi namanya minta disingkat karena inisial kode etik. Lalu tenggat waktu nggak ada, jadi hanya sebatas komitmen dia sudah menerima aspirasi kita dan siap untuk semua poin itu dilaksanakan tapi nggak ada tenggat waktunya," jelas Reynaldi.
Salah satu perwakilan Fakultas Ilmu Komputer, Rangga menyampaikan harapannya setelah hasil yang didapat dari aksi kali ini agar penandatanganan surat kesepakatan segera diimplementasikan. “Apa yang sudah dibicarakan oleh rektor mohon diimplementasikan, rektorat orang hukum, pasti sangat berkomitmen lah terhadap pembicaranya dan begitupun kami percaya kepada rektor karena udah ada itikad baik menandatangani poin tuntutan yang segera akan dilakukan. Kami juga sebagai mahasiswa Fasilkom menunggu itikad baik mereka,” ujarnya.