Aksi September Hitam: Suarakan Kasus HAM yang Tak Kunjung Tuntas

Redaksi
Berita
24 Sep 2024
Thumbnail Artikel Aksi September Hitam: Suarakan Kasus HAM yang Tak Kunjung Tuntas
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menggelar September Hitam: Refleksi dan Mimbar Bebas bertempat di Lapangan Unsika, Kamis (19/9/2024). Acara ini yang mengusung tema “Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM, Hukum Pelaku Pelanggaran HAM, dan Rawat Ingatan Kasus Pelanggaran HAM” dengan mengajak seluruh peserta untuk menggunakan dresscode serba hitam, yang melambangkan duka dan perlawanan terhadap ketidakadilan. 

Presiden Mahasiswa Unsika, Yoga Muhammad Ilham Samudera, menjelaskan pemilihan judul September Hitam ini didasari oleh refleksi atas berbagai tragedi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, seperti pembunuhan aktivis Munir, Tragedi Semanggi II, Tragedi Reformasi yang dikorupsi, Peristiwa Tanjung Priok, dan kasus wafatnya Salim Kancil diangkat sebagai peringatan untuk mengingat korban-korban pelanggaran HAM. 

“Latar belakangnya ya tadi, tragedi gitu ya kan, yang memang sudah terjadi, pun kesadaran kita secara kolektif gitu kan, untuk menyadarkan teman-teman yang ada di Unsika ataupun di Karawang itu sendiri, agar bisa bergerak, terus tetap melawan untuk menggaungkan keadilan itu,” ujar Yoga, saat diwawancarai langsung pada Kamis, (19/9/2024).

Refleksi dan mimbar bebas ini menampilkan orasi, puisi, dan teatrikal yang didukung oleh beberapa organisasi kampus serta komunitas, seperti Aksi Kamisan, Teater Gabung, Perpustakaan Punggung, LPM Unsika, Himpunan Mahasiswa (Hima), Aliansi Mahasiswa Cikampek, dan Aliansi Pendidikan Gratis. 
 
Penampilan Teatrikal, Kamis (19/9/2024). Dokumentasi oleh BEM Unsika.
 
Salah satu peserta yang menampilkan orasi, Sekar, dari Aliansi Pendidikan Gratis menyampaikan bahwa penampilannya ini untuk menyadarkan terkait isu pendidikan masih belum membaik.

Cuman perasaanku adalah aku ingin menularkan keresahanku kepada kawan-kawan dan mengapa aku berefleksi. Karena tadi, aku ingin menyampaikan bahwa untuk isu pendidikan sendiri kita masih belum baik-baik saja, gitu dan itu (yang) mau aku sampaikan ke kawan-kawan. Harapannya yang sudah hadir pada hari ini kita bisa sama-sama untuk lebih sadar dan peduli lagi sama isu pendidikan,”  jelasnya saat diwawancarai secara langsung, Kamis (19/9/2024).

Yoga menyoroti bahwa demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya berjalan untuk kepentingan dan kedaulatan rakyat masih jauh dari yang diharapkan. Acara ini juga menjadi media untuk mengingatkan kembali bahwa pelanggaran HAM tidak boleh dilupakan. 

“Kalau ditarik secara luas, tentu permasalahannya adalah di masalah demokrasi, yang di mana hari ini demokrasi juga belum sampai kepada masyarakat itu, karena seperti apa yang Bung Hatta katakan Bahwa ‘kedaulatan itu adalah milik rakyat’, tapi hari ini kedaulatan itu belum sampai. Makanya, masih terjadi pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia, pelanggaran-pelanggaran lainnya yang memang itu mencederai demokrasi itu sendiri,” ujar Yoga saat saat diwawancarai secara langsung, Kamis (19/9/2024).
 
Momen simposium dan Pernyataan Sikap, Kamis (19/9/2024). Dokumentasi oleh BEM Unsika.
 
Peserta refleksi dan mimbar bebas, Fabio Firmani, Mahasiswa Fakultas Teknik Unsika mengungkapkan acara ini merupakan hal yang bagus karena menstimulasi jiwa mahasiswa atas demokrasi dan keadilan yang telah diamputasi. 

“Menstimulasi kembali jiwa-jiwa kita sebagai peran dan fungsinya sebagai mahasiswa, di mana sekarang itu kan demokrasi ini telah diamputasi oleh rezim yang benar-benar serakah, juga ingin menguasai secara panjang. Mungkin kita sebagai seorang mahasiswa kembali harus menghidupkan peran kita sebagai social control ya, kita harus mengontrol gitu tentang ‘gimana’ kondisi demokrasi pada hari ini gitu di negara kita,” ungkap Fabio saat diwawancarai secara langsung, Kamis (19/9/2024).

Peserta lainnya, Adel, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, berharap acara ini dapat menjadi renungan bagi mahasiswa untuk lebih peduli terhadap isu-isu HAM. 

“Semoga bisa menjadi renungan, apalagi (untuk) mahasiswa biar bisa lebih aware terhadap isu HAM. Apalagi HAM itu berkaitan sama diri kita sendiri, dan juga (mahasiswa dapat) aware dengan kinerja pemerintahan yang harus terus didesak untuk penegakan HAM,” ungkapnya saat diwawancarai secara langsung, Kamis (19/9/2024).

(HI, JOY)

LPM Channel

Podcast NOL SKS